Candi Sembadra adalah sebuah candi yang terletak dalam Kompleks Candi Arjuna di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara. Nama Candi Sembadra diperolah dari istri Arjuna dalam wayang yang bernama Sembadra. Fungsi Candi Srikandi sebagai tempat pemujaan Dewa Syiwa oleh umat Hindu. Ukuran Candi Sembadra ialah 5,75 × 5,2 × 7,5 meter. Gaya arsitektur Candi Sembadra adalah arsitektur Jawa khas Kerajaan Mataram Hindu. Candi Sembadra telah menjadi salah satu objek cagar budaya di Kabupaten Banjarnegara.

Nama Candi Sembadra diambil dari nama seorang tokoh dalam wayang, yakni Sembadra.[1] Dalam lakon wayang Jawa, Sembadra merupakan salah istri Arjuna.[2]

Lokasi

sunting

Candi Sembadra terletak di dalam Kompleks Percandian Arjuna. Lokasinya berada di Dataran Tinggi Dieng.[3] Kawasannya masuk dalam wilayah Kabupaten Banjarnegara.[4] Posisi Candi Sembadra berada di bagian barat Kompleks Candi Arjuna. Posisinya menghadap ke Candi Arjuna sehingga tidak berjejer dengan keempat candi dalam kompleks.[5]

Fungsi

sunting

Candi Srikandi merupakan candi peninggalan umat Hindu.[6] Fungsi Candi Sembadra ialah untuk menyembah Dewa Syiwa.[2]

Arsitektur

sunting

Gaya arsitektur

sunting

Arsitektur Candi Sembadra sebagian besar menggunakan gaya arsitektur lokal. Ketinggian batur pada Candi Sembadra lebih rendah. Candi Sembadra juga memiliki dinding luar dengan relung arca yang menonjol.[7] Tiga sisi pada bagian pertengahan Candi Sembadra memiliki relung yang menonjol keluar dan berfungsi sebagai bilik penampil. Bilik ini terdapat pada tiga sisi, yakni sisi selatan, timur dan utara.[2]

Bentuk dan ukuran

sunting

Bentuk Candi Sembdara meneyerupai bujur sangkar.[2] Candi Sembadra mempunyai panjang 5,75 meter dengan lebar 5,2 meter. Tinggi Candi Sembadra ialah 7,5 meter.[8] Bangunan Candi Sembadra dibangun di atas batur dengan ketinggian 50 cm.[2]

Pada bagian atap Candi Sembadra terdapat relung kecil. Relung ini digunakan sebagai tempat penyimpanan arca.[2] Bentuk pada bagian puncak Candi Sembrada tidak diketahui karena telah hancur.[2]

Pembangunan

sunting

Candi Sembadra dibangun pada masa pemerintahan Rakai Garung di wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram Hindu.[6] Diperkirakan bahwa Candi Sembadra dibangun setelah tahun 928 Masehi.[7]

Pelestarian

sunting

Candi Sembadra telah ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya di Kabupaten Banjarnegara.[9]

Referensi

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Sutopo, dkk. 2021, hlm. 39.
  2. ^ a b c d e f g Sutopo, dkk. 2021, hlm. 221.
  3. ^ Andrie, dkk. 2014, hlm. 24.
  4. ^ Setyowati dan Hardati 2009, hlm. 91.
  5. ^ Sutopo, dkk. 2021, hlm. 226.
  6. ^ a b Rambe, T., dkk. (2019). Simarmata, Janner, ed. Sejarah Politik dan Kekuasaan (PDF). Penerbit Yayasan Kita Menulis. hlm. 69. ISBN 978-623-91758-0-1. 
  7. ^ a b Sutopo, dkk. 2021, hlm. 230.
  8. ^ Andrie, dkk. 2014, hlm. 25.
  9. ^ Sutopo, dkk. 2021, hlm. 33.

Daftar pustaka

sunting
  • Andrie P., W., dkk. (2014). "Pesona Candi di Tengah Misteri Dieng". Indonesia dalam Infografik. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. ISBN 978-979-709-841-4. 
  • Sutopo, M., dkk. (2021). Yuliyanti, D., dkk., ed. Bawanan Winasis Dieng (PDF). Direktorat Pelindungan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. ISBN 978-979-8250-82-8.