Caedite eos. Novit enim Dominus qui sunt eius.
"Caedite eos. Novit enim Dominus qui sunt eius." adalah sebuah kalimat dalam bahasa Latin yang konon dituturkan oleh legatus Paus dan kepala biara Sistersien Arnaud Amalric sebelum terjadinya pembantaian di Béziers yang merupakan tindakan militer pertama selama Perang Salib Albigensia. Secara harfiah, kalimat ini berarti "Bunuh mereka. Karena Tuhan tahu mereka yang merupakan milik-Nya." Terjemahan lain adalah "Bunuh mereka semua; biar Tuhan yang memilah mereka." Kutipan lain yang tercatat adalah "Neca eos omnes. Deus suos agnoscet."[1]
Arti
suntingPerang Salib Albigensia dilancarkan untuk memusnahkan Katarisme, gerakan religius yang dikutuk oleh Gereja Katolik dan dianggap sebagai bidaah. Béziers merupakan benteng Katarisme, tetapi masih ada orang-orang Katolik yang tinggal di kota tersebut. Tentara Salib mengalami kesulitan dalam membedakan orang-orang Katolik dari kaum bidaah, terutama bila seseorang berbohong mengenai kepercayaan mereka, sehingga frase ini menyatakan bahwa Tuhan-lah yang akan menghakimi mereka yang dibunuh dan memilah mereka untuk masuk surga atau nereka.
Frase ini telah dianggap sebagai penyalahgunaan 2 Timotius 2:19: "Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh an meterainya ialah: "Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya".[1]
Catatan kaki
sunting- ^ a b Gregory, Rocky L. (2014). Just Baptize Them All and Let God Sort Them Out: Usurping the Authority of God. CrossBooks. hlm. xii. ISBN 9781462735877. OCLC 874730661.