Cacing pita ikan
Cacing pita ikan | |
---|---|
Diphyllobothrium tetrapterum | |
Klasifikasi ilmiah | |
Domain: | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Subkelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | Diphyllobothrium Cobbold, 1858
|
Spesies | |
| |
Sinonim | |
Cordicephalus (Wardle, McLeod & Stewart, 1947) |
Cacing pita ikan (Diphyllobothrium) adalah parasit penyebab infeksi usus.
Infeksi ini banyak ditemukan di Eropa (terutama Skandinavia), Jepang, Afrika, Amerika Selatan, Kanada dan Amerika (terutama Alaska dan daerah Great Lake). Infeksi sering terjadi akibat memakan ikan air tawar mentah atau dimasak belum matang betul.[1]
Penyebab
suntingCacing pita dewasa dinamakan Diphyllobothrium latum.
Cacing dewasa memiliki beribu-ribu proglotid (bagian yang mengandung telur) dan panjangnya sampai 450-900 cm. Telurnya dikeluarkan dari proglotid di dalam usus dan dibuang melalui tinja. Telur akan mengeram dalam air tawar dan menghasilkan embrio, yang akan termakan oleh krustasea (binatang berkulit keras seperti udang, kepiting). Selanjutnya krustasea dimakan oleh ikan. Manusia terinfeksi bila memakan ikan air tawar terinfeksi yang mentah atau yang dimasak belum sampai matang.
Gejala
suntingInfeksi biasanya tidak menimbulkan gejala, meskipun beberapa penderita mengalami gangguan usus yang ringan.
Kadang cacing pita menyebabkan anemia.
Diagnosa
suntingDiagnosis ditegakkan berdasarkan ditemukannya telur cacing dalam tinja.
Pengobatan
suntingDiberikan niklosamid atau prazikuantel per-oral (melalui mulut).
Pencegahan
suntingMemasak ikan air tawar sampai betul-betul matang atau membekukannya sampai -10 °Celsius.
Referensi
suntingPranala luar
sunting- (Indonesia) Infeksi Cacing Pita Ikan