Cabai habanero
Cabai habanero (disebut pula cabai gendol atau cabai gendot, Capsicum chinense) adalah salah satu spesies cabai dari Capsicum. Cabai ini berasal dari semenanjung Yucatan. Cabai ini sangat pedas bahkan melebihi pedas cabai rawit. Tingkat kepedasan cabai habareno mencapai 100.000–350.000 skala Scoville. Penghasil cabai habanero yang terbesar di dunia adalah Meksiko, yang tumbuh di Yucatan, Campeche, dan Quintana Roo, meskipun ada perkebunan komersial di Belize, Kosta Rika, Texas, dan California
Habanero | |
---|---|
Spesies | Capsicum chinense |
Kultivar | 'Habanero' |
Tanah asal | Amazon |
Tingkat kepedasan | Sangat pedas |
Skala Scoville | 100,000–350,000 SHU |
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (Januari 2022) |
Penanaman
suntingCabai habanero ini tumbuh di cuaca yang panas. Sama seperti cabai yang lain, cabai habanero tumbuh baik di area dengan mentari pagi dan di tanah dengan kadar pH sekitar 5–6 (sedikit asam). Cabai habanero harus diberi air hanya jika dalam keadaan kering. Tanah dan akar yang terlalu basah akan membuat cabai terasa pahit.
Cabai habanero ini adalah tanaman berbunga abadi. Maknanya adalah dengan penanganan yang benar dan kondisi pertumbuhan, akan menghasilkan bunga (dan juga buah) dalam waktu yang lama. Semak-semak cabai habanero adalah kandidat yang bagus untuk taman yang menggunakan kontainer. Meskipun dengan iklim sedang, cabai habanero ini bisa diperlakukan secara tahunan. Mati pada musim dingin, dan diganti pada musim semi berikutnya. Dalam negara dengan iklim tropis dan subtropis, cabai habanero, seperti cabai yang lain, akan memproduksi sepanjang tahun. Selama kondisinya baik, tanaman itu akan memproduksi buah terus menerus.
Sejarah
suntingJenis cabai chinense berasal dari daerah Amazon, kemudian menyebar ke Meksiko. Polong cabai chinense utuh ditemukan melekat di tingkat pra keramik di Gua Guitarrero, Peru, yang memperlihatkan umur 8500 tahun. Spesies ini kemudian didomestikasi selama beribu tahun, seiring berkembangnya kemampuan petani dalam bercocok tanam. Mereka berhasil melakukan seleksi untuk menghasilkan keturunan yang lebih besar dan pedas, sehingga pada tahun 1000 SM, jenis cabai chinense ini telah terdomestikasi dan menyebar ke seluruh penjuru Amerika Selatan dan Tengah. Setelah Columbus sampai di Kepulauan Karibia pada tahun 1492, ia membawa berbagai jenis cabe ini ke Portugis dan akhirnya ikut menyebar ke Afrika.[1]
Kata Habanero sendiri diperkirakan berasal dari Kuba, yang bisa dilihat dari asal kata La Habana, yang dikenal sebagai Havana pada masa kini, karena daerah ini banyak memperdagangkan Habanero. Cabai ini sejenis dengan Scotch bonnet pepper, yang meskipun polongnya berbeda jenis, namun masih masuk dalam spesies yang sama dan tingkat kepedasannya setara. Habanero banyak tumbuh di Semenanjung Yukatan, Meksiko, di mana cabai ini diperkirakan berasal. Walaupun diketahui bahwa cabai ini juga banyak tumbuh di daerah panas lainnya seperti Belize, Kosta Rika, di sebagian wilayah Amerika Serikat, dan Panama (dikenal dengan nama aji chombo). Setelah sampai di tangan Spanyol, jenis cabai ini makin meluas ke seluruh dunia. Akibatnya taksonomis pada abad 18 mengira cabai ini berasal dari Cina dan menggolongkannya sebagai Capsicum chinense, atau cabai cina.[1]
Varian
suntingBeberapa petani telah berusaha secara selektif untuk mengembangkan tananaman ini. Rata-rata cabai habanero memiliki tingkatan 200.000 hingga 300.000 pada skala Scoville.
Galeri
sunting-
Bibit cabai gendol
-
Tanaman cabai gendol
-
Tanaman cabai gendol
-
Cabai gendol oranye
-
Cabai gendol oranye
-
Cabai gendol merah
Lihat juga
sunting- Cabai setan
- Cabai rawit
- Cabai Jalapeño
Referensi
sunting- ^ a b History of The Habanero Pepper. Diakses dari situs habaneromadness pada 7 Desember 2014