China National Petroleum Corporation

perusahaan asal Tiongkok
(Dialihkan dari CNPC)

China National Petroleum Corporation (CNPC) (Hanzi: 中国石油天然气集团公司; Pinyin: Zhōngguó Shíyóu Tiānránqì Jítuán Gōngsī)[a] adalah sebuah perusahaan minyak dan gas asal Tiongkok yang merupakan salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar di dunia. Perusahaan ini berkantor pusat di Distrik Dongcheng, Beijing.[4] Perusahaan ini pun menempati peringkat keempat dalam daftar Fortune Global 500 tahun 2022.[5]

China National Petroleum Corporation
Nama asli
中国石油天然气集团有限公司
Badan usaha milik negara
IndustriMinyak dan gas
Didirikan1988; 37 tahun lalu (1988)
Kantor pusat,
Cabang
Kenaikan 22.612 SPBU (2019)[1]
Wilayah operasi
Seluruh dunia
Tokoh kunci
Dai Houliang, Chairman
Li Fanrong, Presiden
ProdukMinyak bumi, gas alam, dan petrokimia lain
Produksi
Penurunan 178,64 juta MT minyak mentah (2020)
Kenaikan 160,35 miliar CM gas alam (2020)[1]
PendapatanKenaikan CN¥ 2,807 triliun (2021)[2]
Kenaikan CN¥ 205 miliar (2021)[2]
Kenaikan CN¥ 100,3 miliar (2021)[2]
Total asetKenaikan CN¥ 4,192 triliun (2021)[2]
Total ekuitasKenaikan CN¥ 2,331 triliun (2021)[2]
Karyawan
1.090.345 (2022)[2]
Anak usahaPetroChina
Situs webwww.cnpc.com.cn/en/ Sunting ini di Wikidata
Catatan kaki / referensi
secara konsolidasian[3]
China National Petroleum Corporation
Hanzi sederhana: 中国石油天然气集团公司
Hanzi tradisional: 中國石油天然氣集團公司

Struktur perusahaan

sunting

Perusahaan ini adalah induk dari PetroChina, yang dibentuk pada tanggal 5 November 1999, sebagai bagian dari restrukturisasi terhadap perusahaan ini. Dalam restrukturisasi tersebut, perusahaan ini menyuntikkan modal kepada PetroChina berupa sebagian besar aset dan liabilitasnya yang terkait dengan produksi dan eksplorasi hidrokarbon, pengilangan dan pemasaran, serta bahan kimia dan gas alam. Perusahaan ini dan PetroChina pun bersama-sama mengembangkan aset di luar Tiongkok melalui perusahaan patungan yang diberi nama CNPC Exploration & Development Company (CNODC).

Pada bulan Maret 2014, chairman perusahaan ini, Zhou Jiping, mengumumkan bahwa perusahaan ini akan membuka enam unit bisnisnya kepada investor swasta.[6]

Perusahaan ini juga meneken nota kesepahaman dengan UOP untuk berkolaborasi pada berbagai teknologi dan proyek biofuel di Tiongkok.[7]

Sejarah

sunting

Tidak seperti Chinese Petroleum Corporation (CPC Corporation), yang dipindah ke Taiwan bersamaan dengan Republik Tiongkok pasca revolusi komunis pada tahun 1949, perusahaan ini memulai sejarahnya sebagai sebuah departemen di bawah pemerintah Republik Rakyat Tiongkok. Pada tahun 1949, pemerintah Tiongkok membentuk 'Kementerian Industri Bahan Bakar' untuk mengelola bahan bakar. Pada bulan Januari 1952, kementerian tersebut membentuk sebuah divisi untuk mengelola eksplorasi dan pertambangan minyak bumi dengan nama 'Biro Administrasi Minyak Bumi'. Pada bulan Juli 1955, kementerian tersebut digantikan oleh Kementerian Minyak Bumi. Mulai tahun 1955 hingga 1969, sekitar empat unit ladang minyak berhasil ditemukan di Qinghai, Heilongjiang (ladang minyak Daqing), Teluk Bohai, dan Songliao. Pada tanggal 17 September 1988, pemerintah resmi mendirikan perusahaan ini untuk mengelola semua bisnis minyak bumi di Tiongkok, dan membubarkan Kementerian Minyak Bumi.[8][9]

Pada tahun 1993, perusahaan ini mulai berekspansi ke luar Tiongkok. Melalui SAPET, perusahaan ini meneken kontrak dengan pemerintah Peru untuk mengoperasikan Blok VII di Provinsi Talara.[10] Pada bulan Juni 1997, perusahaan ini ikut mendirikan Greater Nile Petroleum Operating Company di Sudan.[11] Pada bulan Agustus 2005, diumumkan bahwa perusahaan ini telah setuju untuk membeli PetroKazakhstan dengan harga US$4,18 miliar. Akuisisi tersebut pun dapat diselesaikan pada tanggal 26 Oktober 2005 setelah sebuah pengadilan di Kanada menggagalkan upaya dari LUKoil untuk menghalangi akuisisi tersebut.[12] Pada tahun 2006, perusahaan ini menjual 67% saham PetroKazakhstan ke PetroChina.[13] Pada bulan Juni 1997, perusahaan ini membeli 60,3% saham Aktobe Oil Company asal Kazakhstan, dan pada bulan Juli 1997, perusahaan ini memenangkan kontrak untuk ladang minyak Intercampo dan ladang minyak East Caracoles di Venezuela.[butuh rujukan]

Pada bulan Juli 1998, pemerintah merestrukturisasi perusahaan ini sesuai prinsip hulu dan hilir.[14] Perusahaan ini pun memisahkan sebagian besar asetnya di Tiongkok ke PetroChina. Pada bulan 5 November 2007, PetroChina yang telah melantai di Hong Kong Stock Exchange juga resmi melantai sebagai saham A di Shanghai Stock Exchange.[15]

Didorong oleh meningkatnya kebutuhan energi Tiongkok dan didukung oleh kebijakan Go Out dari pemerintah, perusahaan ini pun menjadi salah satu badan usaha milik negara Tiongkok yang berekspansi ke luar Tiongkok.[16](hlm.77) Karena telah menguasai cukup banyak ladang minyak, perusahaan ini pun berekspansi ke negara yang risiko politik dan keamanannya lebih tinggi.[16](hlm.77)

Pada tahun 2012, salah satu anak usaha dari perusahaan ini, Bank of Kunlun, dikenai sanksi oleh Amerika Serikat karena memiliki hubungan keuangan dengan Korps Garda Revolusi Iran dan Pasukan Quds.[17]

Pada bulan Juli 2013, perusahaan ini dan Eni meneken kesepakatan senilai $4,2 miliar untuk mengakuisisi 20% saham dari sebuah blok gas alam di lepas pantai Mozambik.[18]

Pada bulan Juni 2014, "pimpinan dari anak usaha CNPC di Kanada dipulangkan ke Beijing" dan "tidak lagi terlihat di muka umum".[19] Penggantinya kemudian diumumkan pada bulan Juni.[19]

Pada bulan Februari 2022, perusahaan ini dan Gazprom meneken kontrak pasokan sebanyak 10 bcm per tahun melalui rute Timur Jauh.[20]

Pasca invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, perusahaan ini tetap berbisnis di Rusia dan dimasukkan ke dalam daftar International Sponsors of War bersama Sinopec karena tetap membayar pajak ke Rusia.[21]

Operasi

sunting
 
Harga bahan bakar di sebuah SPBU PetroChina di Dalian, Liaoning, Tiongkok, 2009

Perusahaan ini menguasai cadangan minyak terbukti sebanyak 37 miliar barel (5,9×109 m3). Pada tahun 2007, perusahaan ini memproduksi gas alam sebanyak 54 miliar meter kubik.[22] Perusahaan ini memiliki 30 proyek eksplorasi dan produksi internasional di Azerbaijan, Kanada, Iran, Indonesia, Myanmar, Oman, Peru, Sudan, Niger, Thailand, Turkmenistan, dan Venezuela. Sejumlah proyek eksplorasi ditangani oleh Great Wall Drilling Company (GWDC), anak usaha dari perusahaan ini yang bergerak di bidang pengeboran minyak bumi.[23]

Pada tahun 2018, perusahaan ini mengumumkan bahwa mereka sedang membangun fasilitas penyimpanan gas alam dengan total kapasitas sebesar 55,6 miliar meter kubik di Henan bagian utara, untuk mempermudah pasokan selama puncak musim dingin. Tiongkok memang mempercepat pembangunan fasilitas penyimpanan gas di bawah tanah karena adanya tantangan dalam mengangkut gas selama musim dingin, yang membuat pembeli terpaksa mengangkut LNG dengan menggunakan truk sejauh ribuan kilometer. Tiongkok juga memulai program untuk mengubah PLTU menjadi PLTG yang lebih ramah lingkungan.[butuh rujukan]

Afrika

sunting

Perusahaan ini adalah perusahaan asal Tiongkok pertama yang berinvestasi di Afrika.[24](hlm.165) Pada tahun 1996, perusahaan ini mulai mengembangkan ladang minyak yang sebelumnya ditemukan oleh Chevron di Sudan, tetapi kemudian ditelantarkan karena adanya konflik di Sudan.[24](hlm.165)

Sudan Selatan

sunting

Melalui Great Wall Drilling Company, perusahaan ini berinvestasi sebesar $700 juta untuk mengebor 57 sumur minyak di Sudan mulai tahun 1997 hingga 2000.[25] Pada tahun 2010, perusahaan ini mendapat kontrak dari Kementerian Minyak Bumi Sudan untuk membangun 5 unit rig minyak dengan harga $75,5 juta.[26]

Setelah Sudan Selatan merdeka pada tahun 2011, sejumlah ladang minyak milik perusahaan ini pun menjadi bagian dari Sudan Selatan.[24](hlm.165) Perusahaan ini kemudian berpartisipasi dalam konsorsium Petrodar.[27]

Pada bulan Desember 2013, pecahnya Perang Saudara Sudan Selatan membuat pemerintah Tiongkok mempertimbangkan kembali investasi yang telah dibuat di sana.[16](hlm.130) Pada akhirnya, perusahaan ini memutuskan untuk tetap mempertahankan sejumlah pekerja asal Tiongkok untuk melanjutkan produksi minyak di sana.[16](hlm.130) Keputusan tersebut pun memungkinkan industri minyak di Sudan Selatan untuk tetap beroperasi, walaupun membuat perusahaan ini merugi, karena biaya transportasi yang meningkat, padahal harga minyak sedang turun.[16](hlm.130-131) Keputusan tersebut juga memungkinkan pemerintah Tiongkok untuk mendapat kepercayaan dari pemerintah Sudan Selatan dan dukungan dari komunitas internasional karena membantu menstabilisasi ekonomi Sudan Selatan.[16](hlm.130-131)

Hingga tahun 2023, perusahaan ini mengoperasikan ladang minyak di Chad bersama sebuah perusahaan asal Swiss.[24](hlm.165)

Mozambik

sunting

Di Mozambik, hingga tahun 2023, perusahaan ini memegang 20% saham dari dua proyek gas alam.[24](hlm.165)

Hingga tahun 2023, bersama pemerintah Niger, perusahaan ini mengoperasikan sebuah kilang minyak di sana.[24](hlm.165) Perusahaan ini juga mengoperasikan satu-satunya ladang minyak aktif di sana.[24](hlm.165)

Catatan

sunting
  1. ^ Nama singkat dari perusahaan ini dalam bahasa Mandarin, Zhongguo Shiyou (中国石油), sebelumnya sama dengan nama dari Chinese Petroleum Corporation, badan usaha milik negara Taiwan.

Referensi

sunting
  1. ^ a b China National Petroleum Corporation (July 2, 2021). 2020 Annual Report (PDF) (Laporan). hlm. 6. Diakses tanggal May 21, 2022. 
  2. ^ a b c d e f "Annual Report 2021" (PDF). China National Petroleum Corporation. hlm. 19, 22. 
  3. ^ "中国石油天然气集团公司2015年度报告" [China National Petroleum Corporation 2015 Annual Report]. Shanghai Clearing House. 29 April 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 September 2016. Diakses tanggal 7 May 2016. 
  4. ^ "[http://www.cnpc.com.cn/en/contact/contact.htm Contact Us]." China National Petroleum Corporation. Retrieved on July 8, 2010. Diarsipkan May 5, 2010, di Wayback Machine.
  5. ^ "Global 500". Fortune. Diakses tanggal 16 December 2020. 
  6. ^ "CNPC chairman starts courting private investors". Petro Global News and Oil Patch Asia, LLC. 2014-03-06. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 October 2014. Diakses tanggal 10 March 2014. 
  7. ^ "UOP and CNPC collaborate on biofuels projects in China". Membrane Technology. 2009 (12): 1–16. 2009. doi:10.1016/S0958-2118(09)70240-X. 
  8. ^ "PetroChina Co., Ltd". Nikkei Asia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-07-14. 
  9. ^ "China National Petroleum Corporation 中国石油天然气集团 – Company Profile on ChinaEDGE". The China Project (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-07-14. 
  10. ^ "Sapet to Invest US$11mn in Block VI/VII in Peru". www.rigzone.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-07-14. 
  11. ^ Hammond, Joseph. "Sudan: China's Original Foothold in Africa". The diplomate. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 April 2019. Diakses tanggal 27 April 2019. 
  12. ^ "CNPC secures PetroKazakhstan bid". BBC. 26 October 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 April 2014. Diakses tanggal 6 August 2014. 
  13. ^ "PetroChina to acquire 67% interests in PetroKazakhstan" (dalam bahasa Tionghoa). [pranala nonaktif permanen]
  14. ^ [http://www.cnpc.com.cn/eng/company/presentation/history/ History of CNPC] Diarsipkan 2007-08-23 di Wayback Machine., CNPC website.
  15. ^ Greenlees, Donald; Lague, David (2007-11-05). "PetroChina shares triple value in record IPO". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2023-07-14. 
  16. ^ a b c d e f Meng, Wenting (2024). Developmental Peace: Theorizing China's Approach to International Peacebuilding. Ibidem. Columbia University Press. ISBN 9783838219073. 
  17. ^ Charbonneau, Louis (2014-11-19). "Iran uses China bank to transfer funds to Quds-linked companies". Reuters (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-06. 
  18. ^ "CNPC and Eni sign Mozambique gas deal for US$4.2 billion". Oil Review Africa.com. 16 July 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 May 2015. Diakses tanggal 24 July 2013. 
  19. ^ a b Chester Dawson; Alistair MacDonald; Brian Spegele (July 28, 2014). "Chinese Corruption Probe Stretches Into Canada Billion-Dollar Oil-Sands Project Is Left in Limbo". WSJ.com. Dow Jones & Company, Inc. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 July 2015. Diakses tanggal 7 August 2014. 
  20. ^ "China, top Russian energy firms discuss developing oil and gas fields -CNPC". Reuters. 2023-11-01. Diakses tanggal 2024-05-21. 
  21. ^ [https://www.scmp.com/news/china/diplomacy/article/3236695/ukraine-designates-chinas-biggest-oil-firms-sponsors-war-russian-joint-ventures Ukraine designates China’s biggest oil firms as ‘sponsors of war’ for Russian joint ventures]
  22. ^ "UPDATE 1-PRESS DIGEST - China - Oct 24". Reuters. 23 October 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 August 2014. Diakses tanggal 5 August 2014. 
  23. ^ Securities Daily August 2011
  24. ^ a b c d e f g Shinn, David H.; Eisenman, Joshua (2023). China's Relations with Africa: a New Era of Strategic Engagement. New York: Columbia University Press. ISBN 978-0-231-21001-0. 
  25. ^ Patey, Luke (2014). The New Kings of Crude. C. Hurst & Co. (Publishers) Ltd. 
  26. ^ "Sudan to drill 11 new oil wells for $166.5 mln". Reuters. September 29, 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal September 12, 2018. Diakses tanggal September 12, 2018. 
  27. ^ "[https://www.reuters.com/article/us-southsudan-unrest-china-idUSBRE9BJ0FV20131220 China to evacuate South Sudan oil workers to capital] Diarsipkan 2015-09-24 di Wayback Machine.". Reuters. December 20, 2013.

Pranala luar

sunting