Burung gajah
Burung gajah Rentang waktu: Kuarter
| |
---|---|
Telur dari Burung gajah | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | Aepyornithiformes |
Famili: | †Aepyornithidae |
Genera | |
Burung gajah merupakan famili punah dari burung darat besar yang tak mampu terbang. Anggota famili ini hanya dapat ditemukan di Madagaskar. Famili ini memiliki dua genera, yaitu Aepyornis dan Mullerornis, dan tujuh spesies. Kedua genera punah karena diburu manusia, seperti beberapa burung darat lainnya.[2]
Burung gajah sudah punah sejak abad ke-17. Étienne de Flacourt, gubernur Prancis di Madagaskar pada 1640-an hingga 1650-an, mencatat adanya beberapa penampakan burung gajah. Aepyornis, salahsatu dari beberapa burung terbesar, memiliki tinggi 3 meter (10 ft) dan berat 400 kg (880 lb).[3] Sisa dari telur Aepyornis beserta fosilnya sudah ditemukan. Telur ini memiliki diameter 1 meter (3 ft) dan panjang 34 sentimeter (13 in),[4] dengan volume 160 kali lebih besar daripada telur ayam.[5]
Referensi
sunting- ^ a b Brands, S. (2008)
- ^ Ellis, Richard (2004). No turning back: the life and death of animal species. New York: Harper Perennial. hlm. 102. ISBN 0-06-055804-0.
- ^ Davies S.J.J.F. 2003. Elephant birds. In Hutchins, Michael. Grzimek's Animal Life Encyclopedia. 2nd ed, Gale, Farmington Hills, MI. p103. ISBN 0-7876-5784-0.
- ^ Mlíkovsky J. 2003. Eggs of extinct aepyornithids (Aves: Aepyornithidae) of Madagascar: size and taxonomic identity. Sylvia, 39: 133–138.
- ^ Hawkins A.F.A. and Goodman S.M. 2003. In Goodman, S.M. and Benstead, J.P. (eds). The Natural History of Madagascar. University of Chicago Press. p1026