Burung apung

genus burung
Apung
Apung sawah, Anthus rufulus
dari Kolkata, Benggala Barat, India
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Anthus

Bechstein, 1805
Species

c.40, lihat teks.

Apung adalah nama sejenis burung pemakan serangga dari genus Anthus, suku Motacillidae. Burung yang memiliki cara terbang khas, menggelombang, dan kerap hinggap di tanah ini memiliki persebaran kosmopolitan; ditemukan di hampir semua bagian dunia kecuali di tengah padang pasir yang kering, di hutan lebat, dan di Antarktika.

Dalam bahasa Inggris (dan juga Malaysia) burung-burung ini dikenal sebagai pipit, namun tidak sama dengan burung pipit dalam bahasa Indonesia.

Pengenalan

sunting

Burung-burung yang bertubuh ramping, berukuran sedang, dan berjalan dengan anggun di darat. Paruhnya ramping, kakinya kecil dan panjang. Ekornya yang panjang kadang-kadang digoyangkan ketika berjalan.[1]

Apung memiliki penampilan yang cenderung konservatif. Warna bulunya umumnya tidak menarik, kecoklatan atau kekuningan, dengan bintik-bintik atau coret-moret hitam; warna yang cocok untuk menyamar di atas tanah atau bebatuan. Panjang tubuhnya berkisar antara 16 hingga 21 cm, meski yang terkecil, apung ekor-pendek, hanya sekitar 11,5–12,5 cm. Berat tubuhnya antara 15–38 g. Baik dari ukuran tubuh maupun dari warna bulunya, tampak tidak ada atau hanya ada sedikit dimorfisme seksual (perbedaan di antara jantan dan betina). Satu ciri apung yang tidak biasa di kalangan burung petengger ialah bulu tersiernya yang seluruhnya menutupi bulu primer manakala sayapnya terlipat. Fenomena ini diyakini berlaku untuk melindungi bulu-bulu primer yang penting untuk terbang, dari kerusakan akibat sinar matahari yang terik di habitatnya.[2]

Mencari makanannya yang berupa serangga dan invertebrata kecil lainnya, apung biasa menjelajahi tempat-tempat terbuka seperti persawahan, bantaran sungai, dan tepi jalan. Bila terganggu, terbang rendah menggelombang dan hinggap kembali dalam jarak yang tidak terlalu jauh.

Apung bersarang di antara rerumputan di atas tanah, bertelur hingga sekitar enam butir. Sebagaimana kerabatnya yang lain, apung bersifat monogami dan mempertahankan teritori tempat tinggalnya. Banyak spesiesnya yang bersifat migran.

Catatan taksonomis

sunting
 
Apung tanah Anthus novaeseelandiae dari Selandia Baru

Marga ini memiliki anggota lebih dari 40 spesies, menjadikannya yang terbesar dalam suku Motacillidae. Jumlah anggota tepatnya masih dalam perdebatan, sebagian ahli mendaftar hanya sekitar 34 spesies dalam marga ini. Sebagai teladan, apung tanah, Anthus novaeseelandiae, yang sekarang ini memiliki 9 anak jenis (subspesies) yang tersebar di Selandia Baru, Australia dan Papua, sebelumnya juga mencakup apung sawah dan apung richard dari Benua Asia, serta apung afrika yang menyebar di Afrika. Tambahan lagi, populasi Australia dan Selandia Baru kini diusulkan untuk dipisah sebagai spesies baru,[2] atau bahkan perlu dipisahkan antara populasi di pulau-pulau kecil di selatan Selandia Baru dengan yang berada di daratan utama[3] Pada pihak yang lain, kesulitan taksonomis juga muncul sebagian dikarenakan kemiripan yang sangat di antara anggota-anggota marga ini.

Spesies

sunting
 
Apung kijang Anthus cervinus
 
Apung petchora Anthus gustavi
 
Apung zaitun Anthus hodgsoni
 
Apung richard Anthus richardi
 
Anak-anak apung tanah di sarangnya

Di bawah ini merupakan 46 spesies burung apung termasuk yang ada di Indonesia.

  • Anthus antarcticus
  • Anthus berthelotii
  • Anthus bogotensis
  • Anthus brachyurus, apung ekor-pendek
  • Anthus caffer
  • Anthus campestris
  • Anthus cervinus, apung kijang
  • Anthus chacoensis
  • Anthus chloris, Apung dada-kuning
  • Anthus cinnamomeus, apung afrika
  • Anthus correndera
  • Anthus crenatus
  • Anthus furcatus
  • Anthus godlewskii
  • Anthus gustavi, apung petchora
  • Anthus gutturalis, apung papua
  • Anthus hellmayri
  • Anthus hodgsoni, apung zaitun
  • Anthus hoeschi
  • Anthus latistratus
  • Anthus leucophrys
  • Anthus lineiventris
  • Anthus longicaudatus
  • Anthus lutescens
  • Anthus melindae
  • Anthus nattereri
  • Anthus nilghiriensis
  • Anthus novaeseelandiae, apung tanah
  • Anthus pallidiventris
  • Anthus petrosus
  • Anthus pratensis
  • Anthus peruvianus
  • Anthus richardi, apung richard
  • Anthus roseatus
  • Anthus rubescens
  • Anthus rufulus, apung sawah
  • Anthus similis
  • Anthus sokokensis
  • Anthus spinoletta
  • Anthus spragueii
  • Anthus sylvanus
  • Anthus trivialis
  • Anthus vaalensis
  • Anthus australis, apung australia
  • Anthus nicholsoni, apung ekor-panjang
  • Anthus nyassae, apung kayu

Catatan kaki dan rujukan

sunting
  1. ^ MacKinnon, J., K. Phillipps, B. van Balen. 2000. Burung-burung di Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan. LIPI dan BirdLife IP. Bogor. Hal. 385
  2. ^ a b Tyler, Stephanie (2004). "Family Motacillidae (Pipits and Wagtails)". Dalam del Hoyo, Josep; Elliott, Andrew; Christie, David. Handbook of the Birds of the World. Volume 9, Cotingas to Pipits and Wagtails. Barcelona: Lynx Edicions. hlm. 689–743. ISBN 84-87334-69-5. 
  3. ^ Foggo, M. N. (1997). "Systematic and conservation implications of geographic variation in pipits (Anthus: Motacillidae) in New Zealand and some offshore islands". Ibis. 139 (2): 366–373. doi:10.1111/j.1474-919X.1997.tb04635.x. 
  • Burung Indonesia dan Bas van Balen. 2010. Informasi Tambahan Burung-burung di Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan (termasuk Sabah, Sarawak dan Brunei Darussalam). Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia. Bogor. Hal. 43

Pranala luar

sunting