Budaya bir Belgia merujuk pada tradisi yang berlangsung di Belgia. Di Belgia, bir telah memegang peranan dalam kehidupan terutama dalam berbagai perayaan. Selain dapat langsung diminum, bir di Belgia juga digunakan untuk membuat produk makanan atau minuman lain, seperti keju dan minuman anggur. Tercatat ada sekitar 200 tempat pembuatan bir dan 1.500 jenis bir yang dibuat dengan menggunakan metode fermentasi di Belgia. Pada beberapa daerah, penghasilan yang didapatkan dari penjualan bir bahkan digunakan untuk kegiatan amal.[1]

Budaya bir Belgia

Mengingat pentingnya budaya bir dalam kehidupan masyarakat Belgia, menteri-menteri kebudayaan dari komunitas penutur Bahasa Prancis dan Bahasa Jerman di Belgia serta menteri Flemish Joke Schauvliege mendaftarkan budaya bir Belgia ke UNESCO pada 2014.[2] Pada 2016, UNESCO mewujudkan pengajuan tersebut dengan menetapkan budaya bir Belgia sebagai salah satu warisan budaya kemanusiaan dunia milik Belgia. Keputusan ini disahkan di Addis Ababa, Ethiopia pada akhir 2016 dan menjadikannya sebagai budaya Belgia ke-11 yang terdaftar di UNESCO setelah karnaval di Aalst dan Binche, prosesi darah kudus di Bruges bahkan tradisi memancing udang di Oostduinkerke.[3][4] Keberhasilan ini tak terlepas dari peran berbagai komunitas dalam melestarikan budaya bir di Belgia sejak 1970an serta dukungan dari berbagai pihak seperti Federasi Pembuat Bir Belgia, mediator, guru dan masyarakat.[5]

Sejarah

sunting

Budaya bir Belgia berangkat sejak pada ke-4 dan ke-5 masehi, tepatnya pada masa Gallo-Romawi. Pada masa itu bir lebih sering dibuat oleh kaum wanita ketimbang pria. Pada awal abad pertengahan, 'gruut' atau 'gruit' menjadi bagian dasar dari proses pembuatan bir. Grut sendiri merupakan resep herbal dalam pembuatan bir yang terdiri dari myrica, sage, rosemary, achillea, bay, juniper berries dan juga jintan. Grut pertama diberikan oleh Kaisar Jerman Otto II pada 974 M ke sebuah kota kecil bernama Fosses-la-ville. Para pembuat bir kemudian tahu bagaimana mencegah bir dari rasa asam ketika menemukan tanaman hop sebagai bahan pembuatan bir.[6]

Sejarah juga mencatat bahwa biara-biara di Belgia memberikan pengaruh pada perkembangan bir di Belgia. Biara-biara membantu meningkatkan kualitas bir di Belgia. Namun sejak dihancurkannya biara pada masa pemerintahan Joseph II (1783-1787) dan masa pemerintahan Napoleon, tempat pembuatan bir pada masa itu pun hancur juga. Kendati demikian bir yang otentik dengan biarawan masih dapat ditemukan di Belgia.[6]

Seiring berjalannya waktu, berdiri museum-museum yang bercerita tentang sejarah dan perkembangan bir di Belgia. Museum Timmermans adalah salah satunya. Museum tersebut mulanya adalah tempat pembuatan bir tertua di Belgia yang telah berdiri sejak 1702. Sebelumnya tempat tersebut bernama tempat pembuatan bir De Mol. Namun pada awal abad ke-20 Paul Van Cutsem mengubahnya menjadi tempat pembuatan bir Timmermans. Ia menamainya demikian untuk menghormati ayah mertuanya yang bernama Frans Timmermans. Pada 1993 Perusahaan Anthony Martin mengambil alih tempat tersebut dan kemudian membuka sebuah museum pada 2009. Di museum tersebut pengunjung dapat melihat perjalanan bir jenis lambiek, bir yang berasal dari daerah Pajottenland, Belgia serta gambaran menyeluruh tentang langkah-langkah dalam pembuatan bir, mulai dari fermentasi dan pematangan, penyaringan dan pencampuran sampai ke bir tersebut dimasukkan ke dalam botol dan siap disajikan.[7]

Referensi

sunting
  1. ^ "Beer culture in Belgium - intangible heritage - Culture Sector - UNESCO". ich.unesco.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-12-09. 
  2. ^ "Belgium requests Unesco recognition for Beer Culture | Flanders Today". www.flanderstoday.eu. Diakses tanggal 2017-12-09. 
  3. ^ "Belgian beer culture on UNESCO World heritage list". flandersnews.be (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-12-09. 
  4. ^ Press, Associated (2016-11-30). "Cheers as Belgian beer is added to Unesco cultural heritage list". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 2017-12-09. 
  5. ^ "Decision of the Intergovernmental Committee: 11.COM 10.B.5 - intangible heritage - Culture Sector - UNESCO". ich.unesco.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-12-09. 
  6. ^ a b "Belgian Beer Culture - BeerTourism.com". belgium.beertourism.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-12-09. 
  7. ^ "Belgian Beer Museums - BeerTourism.com". belgium.beertourism.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-12-09. 

Pranala luar

sunting