Blok Barat

negara yang bersekutu dengan Amerika Serikat dan NATO ketika Perang Dingin
(Dialihkan dari Blok barat)

Blok Barat atau Blok Kapitalis[1] selama Perang Dingin merujuk pada kekuatan yang bersekutu dengan Amerika Serikat dan NATO melawan Uni Soviet dan Pakta Warsawa. Pihak yang terakhir disebutkan disebut sebagai Blok Timur, sebuah istilah yang lebih umum dalam bahasa Inggris daripada Blok Barat, karena pemerintah dan pers Blok Barat cenderung menyebut dirinya sebagai "Dunia Bebas".

Pada akhir Perang Dunia II, Amerika Serikat dan Uni Soviet muncul sebagai dua kekuatan super. Menurut Matloff, "Perang Dunia II merupakan perubahan mendasar dalam keseimbangan kekuatan internasional, ketika sebuah strategi koalisi demi kemenangan tidak memberi solusi asli atau besar apapun". Sebagian besar Eropa telah dibagi oleh pendudukan Nazi dan kedua kekuatan super ini bertugas untuk menciptakan pemerintahan-pemerintahan baru di negara-negara Eropa. Telah disetujui bahwa pemilihan umum bebas akan dilaksanakan, tetapi Uni Soviet tidak segera melaksanakannya. Ketidakpatuhan Soviet dalam mengadakan pemilu bebas di negara-negara Eropa bekas perang menciptakan hubungan yang menegang dengan Amerika Serikat.

Menurut Kissinger, "Ketegangan dengan dunia luar melekat secara alami dengan filosofi komunis dan, di atas segalanya, sistem Soviet dijalankan secara doometsik. Sehingga permusuhan Uni Soviet dengan dunia luar adalah upaya untuk mendorong hubungan internasional ke dalam ritme dalam negerinya". Hubungan antara Uni Soviet dan Amerika Serikat terus tegang dan Truman merasa ketegangan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet adalah kontes antara yang baik dan yang buruk, tidak ada hubungannya dengan lingkup pengaruh politik.

Ekspansi Soviet di Eropa Timur mendorong Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa untuk membentuk NATO. NATO berdiri "untuk mengkoordinasikan pertahanan militer negara-negara anggota terhadap kemungkinan agresi Soviet." Pakta Warsawa dibentuk sebagai respon langsung terhadap NATO. Pakta ini berdiri untuk melindungi negara-negara satelit Soviet yang dibentuk setelah Perang Dunia II, dan menjamin bahwa tidak ada musuh yang menyerang negara-negara satelit tersebut. Uni Soviet juga memiliki kekuatan untuk mengintervensi secara militer jika salah satu negaranya berusaha mengumumkan kemerdekaan. Menurut Kissinger, meski Uni Soviet mengikatkan dominasinya di Eropa Timur karena Pakta Warsawa, aliansi nominal ini jelas-jelas dipegang sebagai koersi. Soviet semakin khawatir ketika Barat secara aktif mendorong Jerman Barat untuk memiliki persenjataan kembali, untuk membantu menyeimbangkan kekuatan Uni Soviet. Kekhawatiran terhadap militer Jerman yang kuat di perbatasan negara-negara Soviet menjadi pemicunya. Pada 14 Mei 1955, semua negara yang berada di dalam pengawasan Uni Soviet menandatangani perjanjian Pakta Warsawa.

Lihat pula

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Capitalism, democracy, and ecology: departing from Marx By Timothy W. Luke
  • [1]
  • [2] Diarsipkan 2008-05-17 di Wayback Machine.
  • Matloff, Maurice. Makers of Modern Strategy. Ed. Peter Paret. Princeton: Princeton UP, 1971. 702.
  • Kissinger, Henry. Diplomacy. New York: Simon and Schuster, 1994. 447,454.