Biola Wage Rudolf Supratman

Biola WR Supratman

Biola Wage Rudolf Supratman adalah biola yang dimiliki oleh Wage Rudolf Soepratman dan digunakan sebagai pelantun pertama kali lagu Indonesia Raya pada Kongres Pemuda Kedua di Gedung Kramat 106, Jakarta, tanggal 28 Oktober 1928.[1][2] Alat musik gesek ini dikelola oleh Museum Sumpah Pemuda dengan Nomor Inventaris 0002/07 di provinsi DKI Jakarta sebagai sebuah warisan budaya Indonesia dan telah ditetapkan dalam SK Menteri No247/M/2013 sebagai cagar budaya peringkat nasional kategori Benda Cagar Budaya pada tahun 2013.[1]

Biola Wage Rudolf Supratman Koleksi Museum Sumpah Pemuda Nomor Inventaris 0002/07
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Biola WR Supratman yang disimpan di Museum Sumpah Pemuda
Cagar budaya Indonesia
PeringkatNasional
KategoriBenda
No. RegnasCB.2
Lokasi
keberadaan
Jakarta Pusat, Jakarta
No. SKSK Menteri No.247/M/2013
Tanggal SK27 Desember 2013
Pemilik Indonesia
PengelolaMuseum Sumpah Pemuda
Koordinat6°11′02″S 106°50′27″E / 6.1838335°S 106.840862°E / -6.1838335; 106.840862
Biola Wage Rudolf Supratman di Jakarta
Biola Wage Rudolf Supratman
Biola Wage Rudolf Supratman
Lokasi Biola Wage Rudolf Supratman di Museum Sumpah Pemuda, Senen, Jakarta Pusat

Sejarah

sunting

Biola Wage Rudolf Supratman dibuat oleh Nicolaus Amatus Fecit, seorang seniman pengrajin biola di Cremona, Italia pada tahun 1600-an.[1] Awalnya, biola ini dibeli oleh Willem Mauritius van Eldick, kakak ipar Wage Rudolf Soepratman, di Makassar pada tahun 1914 dan diberikan sebagai hadiah kepada Wage Rudolf Soepratman yang dianggapnya sangat lihai dalam memainkan karya-karya komponis dunia, seperti Beethoven dan Chopin.[1][3] Sebagai pemain band bernama Black and White Jazz Band, Soepratman berkesempatan memainkan biola ini di Gedung Societet Concordia (Gedung Merdeka) di Bandung pada tahun 1924.[2]

Perawatan

sunting

Setelah Soepratman meninggal pada 17 Agustus 1938, biola ini dirawat oleh kakak perempuannya yang bernama Ny. Roekijem Soepratijah. Akhirnya pada peresmian Museum Sumpah Pemuda pada tahun 1974, biola ini disumbangkan Ny. Roekijem untuk disimpan di museum.[1] Tercatat bahwa biola koleksi Museum Sumpah Pemuda ini pernah dikonservasi di Solo pada tahun 1995 oleh Bapak Sujiman.[1] Sejak munculnya peristiwa hilangnya beberapa koleksi asli di beberapa museum, Museum Sumpah Pemuda tidak memamerkan Biola Wage Rudolf Supratman untuk publik dengan alasan keamanan. Sebagai gantinya, dibuat replika yang sangat mirip dengan aslinya dan dipamerkan dalam sebuah kotak kaca untuk dilihat oleh pengunjung museum, tepatnya di ruang koleksi Kongres Pemuda Kedua.[4] Biola aslinya pun disimpan di dalam tas dan dirawat oleh maestro biola Idris Sardi yang datang sebulan sekali ke museum untuk membersihkannya.[2] Cara membersihkan biola ini adalah dengan diangin-anginkan, diberi minyak dan dikendurkan senarnya. Idris Sardi sesekali juga memainkannya[2], bahkan sempat dimainkan juga pada peringatan Sumpah Pemuda pada tahun 2005 dan 2007.[4] Sepeninggal Idris Sardi pada tahun 2014, biola dibersihkan oleh staf museum.

Spesifikasi

sunting

Biola Wage Rudolf Supratman terbuat dari tiga jenis kayu yang berbeda[1] yaitu

  • Kayu Cyprus (Peronema canescens), membentuk bagian depan biola.
  • Kayu maple Italia (Acer pseudoplatanus), membentuk bagian samping (side plate), bagian belakang (back plate), leher (neck), kepala (scroll) dan jembatan (bridge).
  • Kayu hitam atau kayu eboni Afrika Selatan (Diospyros melanida), membentuk bagian senar holder (tail piece), penggulung senar (driver), kriplang (finger board), dan end pin. Kayu eboni (Diospyros celebica) disisipkan pada bagian senar kawat untuk menahan beban senar kawat. Jenis kayu rosewood dan eboni membentuk lis tepi biola.

Pada bagian badan biola terdapat dua lubang berbentuk huruf “S” terbalik (f hole), satu di sisi sebelah kiri dan satu lagi di sisi sebelah kanan, yang berfungsi untuk membuang gema dari dalam. Pada bagian dalam terdapat tulisan “Nicolaus Amatus Fecit In Cremona 16” yang menunjukkan nama pembuat dan alamatnya. Pada bagian badan juga terdapat tick rest atau penahan dagu. Adapun biola ini memiliki ukuran standar (4/4) dengan panjang badan 36 cm, lebar badan bagian bawah 20 cm, lebar badan bagian atas 11 cm, tebal 4,1 cm pada bagian tepi, dan tebal 6 cm pada bagian tengah. Leher biola berukuran panjang 37,2 cm, lebar leher pada sisi terlebar 4 cm dan sisi tersempit 2,5 cm. Pada bagian leher ini terdapat setelan senar sepanjang 6 cm yang berujung bundar dengan diameter 2,5 cm. Penggesek biola memiliki ukuran panjang 71,2 cm dan panjang senar 62,5 cm.

Referensi

sunting