Bens Leo

pengamat dan wartawan musik asal Indonesia

Benedictus Hadi Utomo (8 Agustus 1952 – 29 November 2021), lebih dikenal sebagai Bens Leo, adalah jurnalis yang terkenal dan diakui di bidang musik. Ia juga pengamat musik dan entertainment Indonesia. Ia termasuk anggota awal tim sosialisasi Anugerah Musik Indonesia (AMI). Bens juga di kenal sebagai seorang pencari bakat dan produser musik, di mana ia berhasil berhasil memproduseri album perdana Kahitna yaitu Cerita Cinta pada tahun 1993.[1] Bens juga pernah menjabat sebagai pemimpin redaksi majalah remaja Anita Cemerlang yang berisi cerita pendek dan gaya hidup. Bens Leo meninggal pada 29 November 2021, pukul 08:24 di Jakarta karena menderita sakit Covid-19.[2][3][4]

Bens Leo
LahirBenedictus Hadi Utomo
(1952-08-08)8 Agustus 1952
Pasuruan, Jawa Timur, Indonesia
Meninggal29 November 2021(2021-11-29) (umur 69)
Jakarta, Indonesia
Pekerjaan
  • Jurnalis
  • pengamat musik

Karier

sunting

Kariernya dimulai ketika gagal dalam seleksi pendidikan AKABRI karena terlambat mendaftar masuk ke pendidikan penerbang di Curug. Merasa berat untuk meminta uang kuliah dari Ibunya yang single parent, Ia nekat mewawancarai anggota Koes Plus, Tonny Koeswoyo dengan peralatan seadanya. Beruntung, Tonny dengan rendah hati mau melayani permintaannya. Artikel tersebut ia kirim ke Berita Yudha Sport & Film. Hasilnya, sepekan setelah itu, tulisannya yang berjudul ‘Sejarah Koes Bersaudara’ dimuat sebagai headline di koran tersebut. Ia kemudian direkrut untuk menulis di rubrik Seni Budaya. Mengetahui hal ini, Tonny Koeswoyo memberinya referensi untuk mewawancarai Panbers.[1][5]

Wawancaranya dengan Panbers dikirimkan ke Aktuil. Dari Aktuil, ia mendapat nama alias Bens Leo. Kariernya terus menanjak Rasela, Gipsy, Barong’s Band, juga liputan tentang Festival Lagu Pop Indonesia. Bahkan pada tahun 1974, ia mulai ditunjuk sebagai anggota Dewan Juri Festival Lagu Pop Indonesia yang bermuara di World Popular Song Festival di Tokyo, Jepang. Pada tahun 1976, diundang atas nama pribadi dan AKTUIL sebagai satu-satunya wartawan musik Indonesia yang meliput World Popular Song Festival Tokyo, Jepang 1976, mendampingi Guruh Soekarnoputra, Grace Simon dan Idris Sardi.[5] Pada tahun 2000, dirinya diajak oleh Maxi Gunawan, seorang musisi dan pengusaha, untuk membangun kerajaan bisnis media cetak musik, yang kemudian diberi nama NewsMusik. Namun, ia mengundurkan diri pada tahun 2003.[1][5]

Melawan pembajakan

sunting

Bens Leo sangat lantang menentang pembajakan di dunia musik. Bagi Bens Leo, masalah ini tidak hanya tentang perusahaan rekaman atau pemerintah, tetapi juga sesama musisi. Maraknya pelanggaran atau pembajakan hak cipta juga dipicu oleh menurunya penjualan karya musik dalam bentuk fisik.[6]

Kehidupan pribadi

sunting

Bens Leo menikah dengan dokter Pauline Endang dan dikaruniai seorang orang anak, Addo Gustaf Putra. Keluarga ini berdomisili di Kompleks Cireundeu Permai, Ciputat, Tangerang Selatan.

Sumber

sunting
  1. ^ a b c Bens Leo
  2. ^ Pengamat Musik Bens Leo Meninggal Dunia. Kompas. Diakses 29 November 2021
  3. ^ Pengamat Musik Bens Leo Meninggal Dunia Pagi ini. Kontan. Diakses 29 November 2021
  4. ^ Bens Leo Meninggal Tertular COVID-19, Netizen: Bukti Corona Masih Ada. Detik - Health. Diakses 29 November 2021
  5. ^ a b c Bens Leo[pranala nonaktif permanen]
  6. ^ Bens Leo: Pembajakan itu Seperti Jeruk Makan Jeruk