Beiersdorf

perusahaan asal Jerman

Beiersdorf AG adalah sebuah perusahaan multinasional asal Jerman yang memproduksi dan menjual produk perawatan pribadi dan perekat sensitif tekanan. Merek milik perusahaan ini antara lain Elastoplast, Eucerin (produsen Aquaphor), Labello, La Prairie, Nivea, Tesa SE [de], dan Coppertone.

Beiersdorf AG
Aktiengesellschaft
Kode emitenFWB: BEI
Komponen DAX
IndustriBarang konsumen
Didirikan28 Maret 1882; 142 tahun lalu (1882-03-28)
PendiriPaul Beiersdorf
Kantor pusatHamburg, Jerman
Wilayah operasi
Seluruh dunia
Tokoh kunci
Vincent Warnery
(CEO dan chairman dewan direksi)
Astrid Hermann (CFO)
Reinhard Pöllath
(Chairman dewan komisaris)
Produk
Pendapatan7,653 milyar (2019)[1]
€1,095 milyar (2019)[1]
€736 juta (2019)[1]
Total aset€9,63 milyar (2019)[2]
PemilikMaxingvest AG (50,49%)[3]
Karyawan
20.654 (2019)[1]
Situs webwww.beiersdorf.com
X: beiersdorf_ag Modifica els identificadors a Wikidata

Mayoritas saham Beiersdorf dipegang oleh Maxingvest AG, induk dari Tchibo.[3]

Struktur dan segmen bisnis

sunting

Beiersdorf dibagi menjadi dua segmen bisnis, yakni bisnis konsumen dan Tesa. Segmen bisnis konsumen fokus pada perawatan kulit, sementara bisnis Tesa fokus pada produk perekat. Selain Nivea, Beiersdorf juga memiliki sejumlah merek lain, seperti 8x4, Eucerin, Labello, La Prairie, Hansaplast, dan Florena. [4]

Divisi

sunting

Pada tahun 1974, perusahaan ini memperkenalkan divisi kosmetik, kesehatan, farmasi, dan Tesa. Pada tahun 1989, divisi-divisi tersebut direorganisasi menjadi perawatan kulit, produk perekat, dan perawatan luka. Jajaran produk Nivea dan Tesa juga dikembangkan. Terutama Nivea, selain krim biasa, juga meliputi krim surya, produk anti-penuaan, dan perawatan bayi. Pada bulan April 2001, segmen bisnis Tesa didirikan sebagai unit tersendiri di internal Beiersdorf. Tesa fokus mengembangkan produk perekat.[5]

Afiliasi

sunting

Beiersdorf memiliki lebih dari 160 afiliasi di seluruh dunia, dengan kantor pusat dan pusat riset Beiersdorf terletak di Hamburg, Jerman. Perusahaan ini berhasil tumbuh pesat berkat produk Nivea dan Labello. Akibat Perang Dunia II, ekspansi perusahaan ini sempat terhenti, tetapi pada akhir dekade 1990-an, sebanyak 70% dari total penjualan perusahaan ini telah berasal dari luar Jerman. Eropa adalah pasar utama dari perusahaan ini, dengan eksis di 58 negara di Eropa.[6] Kantor perusahaan ini di Vienna sedang dikembangkan menjadi kantor pusat untuk bisnis perusahaan ini di Eropa Tengah dan Eropa Timur. Perusahaan ini juga memiliki pusat riset regional di Wuhan, Tiongkok dan Silao, Meksiko.[7] [8]

Sejarah

sunting

Awal mula

sunting
 
Logo mulai tahun 1992 hingga 2014

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1882 oleh Paul Beiersdorf, seorang apoteker di Hamburg, yang kemudian menjual perusahaan ini ke Oscar Troplowitz pada tahun 1890. Paten Paul Beiersdorf mengenai produksi plester berlapis yang bertanggal 28 Maret 1882, dianggap sebagai tanggal pendirian perusahaan ini.

Pada tahun 1909, perusahaan ini meluncurkan lipstik perawatan bibir pertamanya dengan merek Labello. Troplowitz lalu bekerja sama dengan konsultan ilmiah Paul Gerson Unna, dan ahli kimia Isaak Lifschütz untuk mengembangkan krim perawatan kulit. Lifschütz kemudian berhasil menciptakan pengemulsi Eucerit, bahan dasar dari Nivea Crème. Perusahaan ini lalu mulai menjual Nivea Crème pada bulan Desember 1911.

Perusahaan ini pun terus tumbuh, dengan mempekerjakan sekitar 500 orang pada tahun 1918, padahal pada tahun 1890 hanya mempekerjakan 11 orang. Pada tahun 1892, Troplowitz membeli sebuah bangunan di Hamburg-Eimsbuettel, dan lalu memindahkan kantor pusat perusahaan ini ke bangunan tersebut. Perusahaan ini juga beralih menggunakan sistem mekanis. Troplowitz kemudian terus mengembangkan bisnis perusahaan ini di luar Jerman.

Pada tahun 1918, Oscar Troplowitz dan salah satu mitranya, Dr. Otto Hanns Mankiewicz meninggal, sehingga perusahaan ini harus mengubah bentuk badan hukumnya. Pada tanggal 1 Juni 1922, P. Beiersdorf & Co. AG pun resmi didirikan. Pada tahun yang sama, perusahaan ini meluncurkan Hansaplast. Pada tahun 1925, warna kaleng Nivea Crème diubah menjadi kombinasi warna biru dan putih.

Pada tahun 1928, Beiersdorf resmi melantai di bursa saham di Hamburg. Pada saat itu, perusahaan ini telah memiliki lebih dari 20 fasilitas produksi di seluruh dunia. Pada dekade 1930-an, perusahaan ini meluncurkan produk krim cukur. Pada tahun 1932, perusahaan ini telah mempekerjakan lebih dari 1.400 orang. Pada tahun 1936, perusahaan ini memperkenalkan Tesa sebagai merek untuk produk perekat buatannya. Produk pertama Tesa adalah film perekat transparan yang diberi nama film Tesa.

Perang Dunia II

sunting

Akibat tekanan dari Nazi, pada tahun 1933, dewan direksi perusahaan ini yang berlatar belakang Yahudi, seperti chairman Dr. Willy Jacobsohn, harus mengundurkan diri. Jacobsohn lalu beremigrasi ke Amsterdam dan mengelola anak usaha dari perusahaan ini di sana hingga tahun 1938 saat ia pergi ke Amerika Serikat. Selama rezim Nazi, Carl Claussen menjabat sebagai chairman perusahaan ini. Elly Heuss-Knapp, yang menikah dengan Theodor Heuss dan setelah perang menjadi Ibu Negara Republik Federal Jerman, juga pernah menjadi freelancer di Beiersdorf dan bertanggung jawab atas iklan Nivea. Ia bertugas memastikan iklan tersebut tidak mengandung ideologi Nazi. Pasca perang, sebagian besar fasilitas produksi dan gedung administrasi dari perusahaan ini di Hamburg hancur. Lebih lanjut, sebagian besar anak usaha dari perusahaan ini di luar Jerman juga telah diambil alih dan Beiersdorf kehilangan hak atas merek Nivea. Pada tahun 1949, Beiersdorf mencatatkan omset sebesar 30 juta Deutsche Mark.[5]

Pasca dekade 1950-an

sunting

Pada tahun 1951, perusahaan ini meluncurkan produk sabun penghilang bau yang kemudian diberi merek 8x4. Pada tahun 1972, Beiersdorf mempekerjakan lebih dari 10.000 orang di seluruh dunia. Pada tahun 1974, perusahaan ini membagi bisnisnya menjadi sejumlah divisi, yakni kosmetik, kesehatan, farmasi, dan Tesa. Keturunan Max Herz (Tchibo) juga mengambil alih 25% saham perusahaan ini. Pada tahun 1981, Beiersdorf mencatatkan omset sebesar 2 milyar Deutsche Mark. Pada tahun 1989, perusahaan ini memutuskan untuk fokus pada tiga area utama, yakni perawatan kulit, teknologi perekat, dan perawatan luka. Beiersdorf pun menyesuaikan jajaran produknya berdasarkan tiga area utama tersebut, serta mengembangkan jajaran produk Nivea dan Tesa. Perusahaan ini juga menstandardisasi proses produksi, menyatukan kebijakan merek internasional, dan fokus pada kosmetik. Jajaran produk Nivea menjadi yang paling sukses, dengan krimnya meliputi anti-penuaan, bayi, dan tabir surya.[5]

Pada dekade 1990-an, Beiersdorf membeli kembali hak atas merek Nivea di Britania Raya, Australia, dan Afrika Selatan. Pada tahun 1997, perusahaan ini membeli hak atas merek Nivea terakhir di dunia yang belum mereka pegang, yakni di Polandia, dengan membeli mayoritas saham Beiersdorf-Lechia S.A. di Poznan (kini menjadi Nivea Polska sp. z o.o.).

Pasca dekade 2000-an

sunting

Pada tahun 2001, Tesa dipisah menjadi anak usaha dari perusahaan ini. Saat ini, Tesa menawarkan sekitar 6.500 produk perekat dan sistem perekat.[5]

Pada tanggal 1 April 2001, bersama Smith & Nephew asal Britania Raya, perusahaan ini mendirikan BSN Medical untuk berbisnis di bidang dressing, ortopedi, dan plebologi. Pada tahun 2004, BSN Medical mempekerjakan 350 orang di Jerman dan 3.400 orang di seluruh dunia. Omset BSN mencapai 504 juta euro dan pendapatan operasinya mencapai 70 juta euro. Pada tahun 2006 BSN Medical dijual ke Montagu Private Equity dengan harga 1,03 milyar euro.

Pada tahun 2002, Beiersdorf mendirikan "Beiersdorf Shared Services GmbH" (BSS)[9] untuk menangani kegiatan akuntansi dan teknologi informasi di Beiersdorf Group. BSS mempekerjakan 350 orang di seluruh dunia, yang mana 275 orang di antaranya dipekerjakan di Hamburg.

Pada tahun 2003, perang penawaran selama dua tahun akhirnya berakhir. Procter & Gamble asal Amerika sebelumnya berupaya untuk membeli Beiersdorf, antara lain dengan membeli saham Beiersdorf yang dipegang oleh Allianz. Karena adanya kekhawatiran bahwa Procter & Gamble hanya tertarik kepada merek milik Beiersdorf, bukan kepada Beiersdorf secara keseluruhan, masyarakat Hamburg pun tidak menyetujui rencana pembelian tersebut. Keluarga Herz, pemilik Tchibo, yang telah memegang sejumlah saham Beiersdorf, pun meningkatkan kepemilikan sahannya di Beiersdorf menjadi 49,9%. Sementara Allianz masih memegang 3,6%, dan Beiersdorf AG membeli 7,4% sahamnya sendiri, yang mana 3% di antaranya diserahkan ke dana pensiun Beiersdorf. Pemegang saham lain juga tetap mempertahankan saham Beiersdorf yang mereka pegang. Hal tersebut pun memungkinkan Beiersdorf tetap berkantor pusat di Hamburg dan membayar pajak sekitar 200 juta euro per tahun. [10] Pada bulan Juni 2009, Allianz mengurangi saham perusahaan ini yang mereka pegang dari 7,2% menjadi hanya 2,88%.[11]

Beiersdorf telah eksis di India sejak dekade 1930-an melalui merek Nivea. Selama lebih dari 70 tahun, semua produk Beiersdorf di India adalah hasil impor. Beiersdorf lalu membangun pabrik pertamanya di India, tepatnya di Sanand, Gujarat. Pabrik tersebut juga dilengkapi dengan fasilitas riset dan pengembangan.[12]

Pada tahun 2006, Nivea Haus pertama di dunia dibuka di Jungfernstieg, Hamburg. Nivea Haus lain lalu dibuka di sejumlah tempat lain, seperti di Berlin dan Dubai.[13]

Pada tahun 2016, Beiersdorf didenda oleh Autorité de la concurrence di Prancis karena bersekongkol menetapkan harga pada produk kebersihan pribadi.[14]

Sejak tanggal 22 Desember 2008, Beiersdorf AG telah melantai di Deutschen Aktienindex (DAX). [15]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d "Annual Report 2019". Beiersdorf. Diakses tanggal 9 June 2020. 
  2. ^ "Beiersdorf on the Forbes World's Best Employers List". Forbes. Diakses tanggal 22 January 2019. 
  3. ^ a b "maxingvest ag - The holding company and its sub-groups". www.maxingvest.de. Diakses tanggal 22 January 2019. 
  4. ^ "Our Brands | Beiersdorf". 
  5. ^ a b c d "History of Beiersdorf AG – FundingUniverse". www.fundinguniverse.com. Diakses tanggal 22 January 2019. 
  6. ^ "Qatar distributor honoured with Beiersdorf best performance award". Gulf-Times (dalam bahasa Arab). 2014-05-15. Diakses tanggal 2018-06-18. 
  7. ^ "Beiersdorf AG: The Research Centre". Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 October 2015. Diakses tanggal 22 January 2019. 
  8. ^ "Beiersdorf Worldwide". Beiersdorf. Diakses tanggal 22 January 2019. 
  9. ^ "Beiersdorf Shared Services". Diakses tanggal 23 June 2016. 
  10. ^ Hamburger Abendblatt (24 October 2003). "Sieg für Hamburg: Tchibo und Stadt kaufen Beiersdorf". Diakses tanggal 8 September 2009. 
  11. ^ Die Welt (27 June 2009). "Allianz reduziert Anteil an Beiersdorf-Konzern". Die Welt. Diakses tanggal 8 September 2010. 
  12. ^ "Narendra Modi's Gujarat wins Nivea's first India plant". www.businesstoday.in. Diakses tanggal 22 January 2019. 
  13. ^ "Beiersdorf Opens NIVEA Haus in Berlin". www.worldpressonline.com. Diakses tanggal 22 January 2019. 
  14. ^ "Huge price-fixing fine is upheld". The Connexion. 28 October 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 February 2017. 
  15. ^ "Dermal Filler Course". www.skinoza.co.uk. Diakses tanggal 12 June 2021. 

Pranala luar

sunting