Bediom
Bediom adalah salah satu bentuk aktulaisasi nemui nyimah, yaitu seorang akan dianggap telah dapat bersosialisasi dengan masyarakat Lampung lainnya. Tradisi Bediom adalah pindah rumah pada masyarakat pesisir Lampung sai batin, maksud dari tradisi ini adalah bersyukur kepada sang maha pencipta atas diberikannya rejeki menempati rumah baru dan mandiri selain itu juga untuk mengabarkan kepada penduduk sekitar bahwa rumah tersebut siap untuk ditempati oleh penghuni baru.[1]
Tradisi Bediom dipimpin oleh ketua kerabat dari si pemilik rumah baru tersebut. Tetua atau pemuka agama tersebut hingga sampai di acara sholat subuh bersama dan doa agar pemilik rumah mendapatkan berkah dan rejeki rumah baru, ditutup dengan makan bersama dan hiburan.[2]
Pelaksanaan bediom biasanya berlangsung tengah malam hingga menjelang subuh. Peralatan yang dibawah oleh pemilik rumah adalah alat masak, alat tidur, lampu dan Al - Quran.[3]
Selain dilaksanakan oleh masyarakat pesisir Lampung, tradisi bediom ini juga dilakukan oleh Kepaksian (kerajaan) yang ada di Lampung, yaitu Kepaksian Buay Pernong, Buay Blunguh, Buay Nyerupa, dan Buay Bejalan di Way. Dalam pelaksanaan tradisi Bediom dilakukan berdasarkan adat istiadat dengan melibatkan seluruh masyarakat.[4]
Referensi
sunting- ^ Katalog Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2018. Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. hlm. 68.
- ^ "Adat Bediom Masyarakat Lampung Barat". Adat Bediom Masyarakat Lampung Barat | Budaya. Diakses tanggal 2019-09-21.
- ^ Lampung, Advertorial Tribun. "Bediom Lamban Dinas Bupati". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2019-09-21.
- ^ Katalog Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2018 Buku Satu (PDF). Jakarta: Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. hlm. 68.