Baung Senggal
Baung senggal, Hemibagrus planiceps
dari Cihideung Hilir, Ciampea, Bogor
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Subkelas:
Infrakelas:
Superordo:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
H. planiceps
Nama binomial
Hemibagrus planiceps
(Valenciennes, in Cuvier & Valenciennes, 1840)[1]
Sinonim
  • Bagrus planiceps Valenciennes, in Cuvier & Valenciennes, 1840: 421[2]
  • Bagrus anisurus Valenciennes, in Cuvier & Valenciennes, 1840: 422
  • Bagrus flavus Bleeker, 1846: 28

Baung senggal atau baung kuning (Hemibagrus planiceps) adalah salah satu jenis ikan Baung (Hemibagrus). Ikan sungai ini menyebar terbatas (endemik) di Jawa Barat.

Nama-nama lokal ikan ini, di antaranya, adalah bawon atau bawon kuning (Btw.), serta singgal (=sénggal) (Sd.).[3][4]

Pengenalan

sunting
 
Close up kepala
 
Spesimen sepanjang 77 mm SL

Ikan baung yang berukuran sedang, panjang tubuh umumnya kurang dari 20 cm; namun maksimum yang tercatat mencapai 263 mm SL (standard length, panjang standar). Hemibagrus planiceps dicirikan oleh sirip lemaknya yang relatif pendek; pangkal sirip lemak (adipose fin base) ini panjangnya lk. 15,5–20,6% SL, yakni kurang dari setengah jarak antara akhir sirip punggung (dorsal) ke awal sirip ekor. Jarak antara akhir sirip punggung ke awal sirip lemak antara 12,0–17,3% SL; jika terlipat, ujung sirip punggung ini tidak mencapai awal sirip lemak.

Mirip dengan H. nemurus (dan kelompoknya), tubuh umumnya berwarna polos cokelat kekuningan; namun alih-alih berwarna gelap, garis memanjang di tengah sisi tubuhnya berwarna krem atau kekuningan. Kepala agak memipih datar dan lebar, panjangnya antara 23,8–27,1% SL. Jarak antar mata 32,2–37,3% HL (head length, panjang kepala).[5]

Garis tengah mata lk. 13,0–21,7% HL. Misai nasal (dekat hidung) lk. 25,4–37,3% HL; sementara misai maksilar (di ujung bibir atas) relatif pendek, yakni antara 147,5–220,1% HL. Tinggi tubuh setentang lubang dubur antara 11,3–14,7% SL; tinggi pada batang ekor 7,1–8,6% SL. Ikan jantan memiliki tonjolan kelamin luar yang cukup panjang, mencapai awal sirip dubur; alat kelamin ini terpisah dari lubang dubur sejarak 4,5–6,8% SL (baik pada jantan maupun betina).[5]

Sirip punggung dengan rumus II (jari-jari keras, duri).7 (jari-jari lunak); sirip dada I.8-9(.i); sirip perut i.5; dan sirip dubur iii-iv.8-11. Duri sirip punggung kokoh, panjangnya lk. 8,2–12,4% SL, dengan 7-8 gerigi di sisi belakangnya. Duri sirip dada (patil) kokoh, sekitar 10,0–16,5% SL, dengan 14-16 gerigi besar di sisi belakangnya. Awal sirip dubur sedikit di belakang awal sirip lemak. Sirip ekor menggarpu menjadi dua cabang, tepi belakang cabang yang atas maupun yang bawah membundar. Jari-jari branchiostegal 8–10.[5]

Agihan dan ekologi

sunting

Sejauh ini baung senggal diketahui menyebar terbatas di wilayah Jawa Barat, yaitu di aliran sungai-sungai Cianten, Cidurian, Cikeas, Ciliwung, Citarum, Cisokan, dan Cimanuk. Sebagaimana kelompoknya, baung senggal biasa didapati di bagian hulu sungai-sungai besar yang berair jernih dan deras; jarang dijumpai bersamaan dengan baung tageh (H. nemurus) yang hidup di bagian sungai yang lebih bawah dan berair tenang.[5] Dua catatan yang belum dikonfirmasi menyebutkan kehadiran ikan ini di Kali Serayu, Jawa Tengah[6] dan Kali Surabaya, Jawa Timur.[7] Pakan dan peri kehidupan ikan ini pada umumnya belum diketahui dengan baik.

Jenis-jenis dari luar Jawa yang tercatat sebagai H. planiceps, kemungkinan adalah salah satu dari jenis yang serupa sebagaimana diuraikan di bawah.

Manfaat

sunting

Baung senggal merupakan ikan konsumsi bernilai lokal.

Kerabat dekat

sunting

Hemibagrus planiceps berkerabat dekat dan bermiripan dengan beberapa spesies berikut:[5]

  • H. bongan; memiliki ciri tubuh yang mirip, kecuali jumlah tulang belakangnya yang lebih banyak (48–50, modus=49 vs. 47–49, modus=47 pada H. planiceps), jarak antar mata yang lebih sempit (28,1–34,0% HL vs. 32,2–37,3% HL pada H. planiceps), dan misai maksilar (sungut rahang atas) yang lebih panjang (199,4–283,0% HL vs. 147,5–220,1% HL pada H. planiceps). Tercatat dari wilayah hulu-hulu Sungai Kapuas (Kalbar), Barito (Kalsel), Rejang dan Baram (Sarawak) di sekitar Pegunungan Muller.
  • H. divaricatus; jumlah tulang belakangnya lebih banyak (51 buah), jarak antar mata lebih sempit (27,7–31,7% HL), sungut rahang atas yang lebih panjang (213,7–249,6% HL), pangkal sirip lemaknya lebih pendek (11,1–15,5% SL vs. 15,5–20,6% SL), dan patil sirip punggungnya lebih panjang (12,3–12,9% SL vs. 8,2–12,4% SL pada H. planiceps). Terbatas di wilayah Sungai Perak di Semenanjung Malaya bagian barat.
  • H. gracilis; jumlah tulang belakangnya lebih banyak (50–52 buah, modus=52), jarak antar mata lebih sempit (28,9–34,3% HL), sungut rahang atas yang lebih panjang (216,1–277,7% HL), pangkal sirip lemaknya lebih pendek (13,5–17,4% SL), patil sirip punggungnya lebih panjang (8,6–13,5% SL), batang ekor yang kurang tinggi (6,2–7,6% SL vs. 7.1–8.6% SL), dan moncong yang lebih pendek (30–35% HL vs. 33–40% HL pada H. planiceps). Menyebar di aliran Sungai Pahang dan Endau di Semenanjung Malaya bagian timur.
  • H. lacustrinus; jumlah tulang belakangnya lebih banyak (49–50 buah, modus=49), jarak antar mata lebih sempit (29,6–31,9% HL), patil sirip punggungnya lebih panjang (10,7–12'6% SL), sirip punggung—jika terlipat—ujungnya mencapai awal sirip lemak, jarak antara akhir sirip punggung ke awal sirip lemak lebih pendek (7,6–10,9% SL vs. 12,0–17,3% SL pada H. planiceps). Terbatas didapati di Danau Singkarak, Sumbar.
  • H. velox; jumlah tulang belakangnya lebih banyak (50–52 buah, modus=52), jarak antar mata lebih sempit (29,4–33,9% HL), batang ekor yang kurang tinggi (6,2–7,5% SL), cabang ekor sebelah atas meruncing ke ujung (vs membundar tepi belakangnya), dan jari-jari branchiostegal yang lebih banyak (10-11 vs. 8–10 buah pada H. planiceps). Tercatat dari hulu sungai-sungai yang bermuara di pesisir timur Sumatra (Sungai Deli, Indragiri, Batang Hari, dan Musi).

Catatan kaki

sunting
  1. ^ ITIS: Hemibagrus planiceps (Valenciennes, in Cuvier & Valenciennes, 1840)
  2. ^ Cuvier, G. & A. Valenciennes. 1840. Histoire naturelle des poissons. Tome XIV: 421. Paris :Chez Pitois-Levrault.
  3. ^ Bleeker, P. (1858). Ichthyologiae Archipelagi Indici Prodromus vol I Siluri: 155. Bataviae: Typis Langei &soc. (sebagai Bagrus planiceps CV. Terj. Ingg.: 137)
  4. ^ Weber, M. & L.F. de Beaufort. (1916). The Fishes of The Indo-Australian Archipelago II:343. E.J. Brill. Leiden. (sebagai Macrones planiceps)
  5. ^ a b c d e Ng, H.H. & M. Kottelat. 2013. "Revision of the Asian catfish genus Hemibagrus Bleeker, 1862 (Teleostei: Siluriformes: Bagridae)." The Raffles Bulletin of Zoology 2013 61(1): 205–291.
  6. ^ Bhagawati, D., MN. Abulias, & A. Amurwanto. 2013. "Fauna ikan Siluriformes dari Sungai Serayu, Banjaran, dan Tajum di Kabupaten Banyumas". Jurnal MIPA 36(2): 112-122 (2013).
  7. ^ Nugroho, A.A.K. 2013. Studi pakan dan relung ekologi ikan Mystus planiceps, Hemibagrus nemurus (famili Bagridae), Pangasius micronemus (famili Pangasidae) di Kali Surabaya. (abstrak[pranala nonaktif permanen]). Tesis master Program studi Biologi, Universitas Airlangga. (tidak diterbitkan)

Pranala luar

sunting