Batu laterit kalimantan

Batu Laterit Kalimantan adalah tanah yang mengeras menyerupai batu dari hasil pengendapan zat-zat seperti nikel dan besi. Laterit sendiri terbentuk secara alami yang didalamnya banyak terkandung unsur dan zat-zat hara yang membentuk lapisan tanah tersebut mengeras seperti batu. Dahulu kala batu laterit sering dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan bata karena ketika lembap laterit mudah dipotong, namun setelah terkena udara dalam waktu yang lama akan mengeras seperti batu.[1]

Laterit Kalimantan yang dapat digunakan sebagai agregat kasar beton

Komposisi Batu Laterit

sunting

Laterit banyak ditemui diwilayah beriklim tropis yang panas dan lembap. akibat dari kandungan oksida besi dan nikel yang begitu banyak sehingga menjadikan tanah laterit mengeras menyerupai batu.[2] Komposisi mineral dan kimia di dalam batu laterit sangat berpengaruh pada batuan induknya, laterit umumnya mengandung sejumlah besar kwarsa dan oksida titanium, zirkon, besi, timah, mangan dan alumunium, yang tertinggal dari dari proses pengausan.[3][4]

Karakteristik Laterit Kalimantan[5]

sunting

Laterit Kalimantan memiliki ciri khas:

Namun secara garis besar batu laterit Kalimantan memiliki indeks propertis:

Manfaat Laterit Kalimantan

sunting
 
Sebagai agregat kasar beton

Batu Laterit Kalimantan setelah melewati hasil uji di Laboratorium Politeknik Negeri Samarinda, mendapatkan hasil dimana berat jenisnya mendekati berat jenis bebatuan untuk agregat kasar beton. Dari hasil tersebut maka batu laterit dapat dimanfaatkan untuk keperluan:

Laterit yang baru di ambil dari penambangan gunung laterit biasanya digunakan oleh masyarakat Kalimantan terutama Kalimantan Timur sebagai lapis perkerasan jalan yang murah dan juga kuat untuk dilewati kendaraan besar sekali pun.

Lokasi Keberadaan Laterit

sunting

Menurut Yves Tardy, peneliti dari French Institut National Polytechnique De Toulouse And The Centre National De La Recherche Scientifique, memperkirakan bahwa jenis laterit menutupi sekitar sepertiga dari seluruh daratan di dunia. Lapisan ini adalah sublapisan dari hutan-hutan di khatulistiwa, sabana-sabana di wilayah tropis yang lembap. Negara-negara yang kaya akan jenis laterit adalah Brazil, Australia, Guatemala, Kolombia, Eropa Tengah, Myanmar, Kuba, Indonesia dan Filipina. Beberapa penemuan geografis menunjukan bahwa deretan batu laterit banyak digunakan sebagai fondasi kuil-kuil di Kamboja pada abad ke-9 dan ke-12. Indonesia adalah salah satu penghasil laterit terbesar di dunia dengan total 1,063,843,000 ton dari hasil pemetaan tahun 2004 dimana 50% terdapat di Pulau Kalimantan. Diprediksi hampir 70% jenis Batu Laterit yang ada di Kalimantan adalah yang kualitas baik dan dapat dimanfaatkan untuk bahan-bahan pembuatan elemen konstruksi bangunan sehingga dapat bernilai ekonomis dan dapat dijadikan mata pencarian warga sekitar yang memiliki gunung laterit.

 
Pengolahan laterit di lokasi

Referensi

sunting
  1. ^ Pengertian batuan dan jenis batuan, 2013, diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-02, diakses tanggal 1 April 2015 
  2. ^ INCO, PT (12 Mei 2005). Nickel Laterites. Sulawesi: PT INCO. 
  3. ^ Ahira, Anne (2014), Tanah laterit kaya akan logam, diakses tanggal 1 April 2015 [pranala nonaktif permanen]
  4. ^ Tandiarrang, Santho (2011). Komposisi Kimia Batuan Ultramafik dan Peta Sebaran Laterit. Makassar: Universitas Hassanudin. hlm. 1–3. 
  5. ^ Nahrowi, Muhamad (2014). Studi Kuat Lentur Balok Beton dengan Material Laterit. Samarinda: Politeknik Negeri Samarinda. hlm. 5–7.