Batu-Batu, Marioriawa, Soppeng
Batu-Batu adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Mario Riawa, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, Indonesia. “Batu-Batu” sebuah kota kecil yang berbau Kota Metropolis dan merupakan kampung halaman para leluhur raja-raja Soppeng yang berada di daerah tepian Danau Tempe. Batu-Batu dalam periode sejarah dikenal dengan berbagai nama diantaranya Marioriawa Attangsalo, Tanete Marioriawa dan Terakhir adalah “Batu-Batu”.
Batu-Batu | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Sulawesi Selatan | ||||
Kabupaten | Soppeng | ||||
Kecamatan | Marioriawa | ||||
Kode Kemendagri | 73.12.05.1001 | ||||
Kode BPS | 7312060007 | ||||
Luas | ... km² | ||||
Jumlah penduduk | ... jiwa | ||||
Kepadatan | ... jiwa/km² | ||||
|
Nama “Batu-Batu” muncul dalam dalam sebuah cerita rakyat, yang menceritakan sebuah kejadian masa lalu bahwa pada waktu zaman dahulu Tanete Marioriawa (Tanete Alau Salo sibawa Tanete Orai’ Salo) bertempur melawan Sidengreng yang berada di Massepe, mereka memperebutkan sebuah perbatasan wilayah di mana pihak Tanete Marioriawa mengklaim bahwa batas Marioriawa berada di alur sungai Belokka, sedangkan pihak kerajaan Sidengreng mengklaim bahwa batas Sidengreng berada dialur sungai Lajaroko hingga ke danau Tempe. Hal ini memicu pertempuran hebat, di mana pihak Marioriawa bahu-membahu bersama rakyatnya menghalau pihak Sidengreng dengan menggunakan bebatuan yang ada di sekitarnya. Cappui Batu-BatuE ri Tanete Marioriawa Batu-Batu” napake rumpak-i musuE, sibantu-bantui tau egaE. Dan akhir pertempuran tersebut berjatuhan korban kedua belah pihak dan dikuburkan di berbagai lokasi diantaranya Daerah Pasar Sentral/Lapangan dan sekitarnya, Daerah SD Tanete dan sekitarnya, Daerah SD Tarawang dan sekitarnya, daerah Kampung baru, dua lokasi sebalah selatan ceppa-ceppaE, area pekuburan Lamaloang, Kajaoe dan lain-lain. Karena banyaknya korban berjatuhan maka diadakannya perjanjian bahwa batas antara wilayah kerajaan Marioriawa dan sidengreng adalah sungai kecil di Laringgi oleh orang sidengreng menyebutnya Bapangi. Dari cerita tersebut diatas memunculkan Istilah “Batu-Batu” untuk nama area pertempuran tersebut hingga menjadi sebuah perkampungan setingkat matoa sekaligus menjadi Ibu Negeri Kerajaan Marioriawa dengan stasus Sullewatang Batu-Batu dan untuk pertamakalinya Jabatan Sullewatang Batu-Batu di jabat oleh La La Pangera' Daeng Mangati Sullewatang Batu-Batu (putra dari La Mappaiyo Datu Marioriawa dengan istrinya Wetenri Dio atau lebih dikenal dengan nama Arunge Ilamming) sehingga era kemerdekaan berubah menjadi lingkungan Batu-Batu dan para erah reformasi Lingkungan Batu-Batu” berubah menjadi kelurahan Batu-Batu.
Di Batu-Batu ini juga pernah berdiri sebuah Istana Datu Marioriawa bernama Saoraja Lamarung