Batik Jambi adalah batik yang berasal dari provinsi Jambi. Batik ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Melayu Jambi, pada masa kesultanan tersebut ciri khas batik Jambi adalah warna merah, dan motif utamanya adalah flora dan fauna.[1][2]

Motif Batik Jambi Angso Duo, pada perangko Indonesia, 2012.

Sejarah

sunting

Pada masa dahulu batik telah digunakan dan dipakai oleh kaum bangsawan dan Raja Melayu Jambi sebagai pakaian adat. Motifnya pun masih sangat terbatas, bercorak ukiran seperti yang ada pada rumah adat Jambi.

Namun seiring berjalannya waktu, semakin banyak rakyat biasa yang menggunakan batik dan motif yang tadinya terbatas untuk kalangan istana pun sudah boleh dipakai oleh masyarakat di luar istana. Hal itu membuat batik Jambi beserta motifnya semakin berkembang dan hingga kini menjadi industri rumah tangga.[3]

 
Salah satu motif Batik Jambi, Biji Timun.

Motif batik Jambi terinspirasi dari lingkungan sekitar Jambi, seperti tanaman dan hewan. Motif batik Jambi yang terkenal antara lain Durian Pecah, Batanghari, Angso Duo Bersayap, Kapal Sanggat, Kuau Berhias, Tampuk Manggis dan lain-lain.[4] Pewarnaannya pun pada pada awalnya masih menggunakan bahan-bahan alami yang diambil dari tumbuh-tumbuhan di hutan sekitar Jambi.

Pewarna alami ini menghasilkan warna khas yang memesona dan berbeda dari pewarna kimia. Misalnya, kayu sepang menghasilkan warna kuning kemerahan, kayu ramelang menghasilkan warna merah kecokelatan, kayu lambato menghasilkan warna kuning, dan kayu nilo menghasilkan warna biru.

Pusat pembuatan

sunting
 
Sanggar Batik Jambi

Produksi batik Jambi terpusat di Desa Jambi Seberang, tempat tinggal para warga asli Jambi.[5][6] Di tempat ini, terdapat sanggar batik yang berfungsi sebagai pusat pengrajin batik Jambi. Produksinya terdiri dari dua jenis, yaitu batik tulis dan batik cap. Kain yang digunakan biasanya berbahan sutra dan katun.

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting