Bandar Udara Paro
Bandar Udara Paro (IATA: PBH, ICAO: VQPR) merupakan sebuah bandara yang terletak di Paro, Bhutan. Bandara ini merupakan satu-satunya bandara internasional di Bhutan dan juga merupakan tempat pangkalan utama bagi maskapai Druk Air. Pada tahun 2002, bandara ini melayani 37.151 penumpang.
Bandar Udara Paro སྤ་རོ་གནམ་ཐང༌། | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Informasi | |||||||||||
Jenis | Publik | ||||||||||
Pengelola | Departemen Penerbangan Sipil Bhutan | ||||||||||
Lokasi | Distrik Paro | ||||||||||
Ketinggian dpl | 2,230 mdpl | ||||||||||
Peta | |||||||||||
Landasan pacu | |||||||||||
|
Bandara ini dikelilingi oleh bukit-bukit yang ketinggiannya kurang lebih 18.000 ft (5.500 m) sehingga menjadikan bandara ini adalah salah satu bandara paling berbahaya untuk didarati.[1] Sampai bulan Oktober 2009, hanya ada 8 pilot di seluruh dunia yang diberikan sertifikasi untuk mendarat di bandara ini.[2] Penerbangan di bandara Paro hanya dibolehkan ketika kondisi cuaca sedang baik dan hanya boleh berlangsung dari matahari terbit sampai matahari terbenam saja.[3]
Tujuan
suntingMaskapai | Tujuan |
---|---|
Buddha Air | Charter: Kathmandu |
Druk Air | Bagdogra, Bangkok–Suvarnabhumi, Delhi, Dhaka, Gaya, Guwahati, Kathmandu, Kolkata, Mumbai, Singapura [dimulai 1 September 2012][4] |
Tashi Air | Jakar, Trashigang[5] |
Referensi
sunting- ^ Cruz, Magaly (2003). "737-700 Technical Demonstration Flights in Bhutan" (PDF). Aero Magazine (3): 1; 2. Diakses tanggal 12 February 2011.
- ^ Farhad Heydari (October 2009). "The World's Scariest Runways". Travel & Leisure. Diakses tanggal 12 February 2011.
- ^ "Paro Bhutan". Air Transport Intelligence. Reed Business Information. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-08-07. Diakses tanggal 12 February 2011.
- ^ "Singapore Bhutan Direct Flight | Druk Air | Bhutan Travel". Druk Asia. Diakses tanggal 2012-03-20.
- ^ "TASHI AIR LAUNCHED ON 4TH DEC. 2011". Tashi Group. 2011-12-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-06. Diakses tanggal 2012-03-30.
Pranala luar
sunting