Bain & Company
Bain & Company adalah sebuah biro konsultansi manajemen global yang berkantor pusat di Boston, Massachusetts. Merupakan salah satu dari "tiga biro konsultansi manajemen terbesar di dunia", Bain & Company pun dianggap sebagai salah satu perusahaan paling bergengsi di bidangnya. Perusahaan ini menyediakan nasehat untuk organisasi publik, swasta, dan nirlaba. Sangat dipuji karena budaya perusahaannya, Bain & Company pun dinobatkan sebagai tempat kerja terbaik oleh Glassdoor sebanyak empat kali (2012, 2014, 2017, dan 2019).
Kemitraan berbadan hukum | |
Industri | Konsultansi manajemen |
Didirikan | 1973[1] |
Pendiri | William W. Bain Jr. Patrick F. Graham[1][2] |
Kantor pusat | Boston, Massachusetts, Amerika Serikat |
Cabang | 58[3] |
Tokoh kunci | Manny Maceda (Mitra Utama Global) Orit Gadiesh (Chairman) |
Pendapatan | $4,5 milyar (2019)[4][5] |
Karyawan | 10.500 (2019)[6] |
Situs web | www |
Sejarah
suntingPendirian
suntingIde pendirian Bain & Company dicetuskan oleh salah satu pendirinya, William Worthington Bain Jr. saat masih bekerja di Boston Consulting Group (BCG).[7][8] Pada tahun 1970, CEO BCG, Bruce Henderson memutuskan untuk mengadakan kompetisi internal dengan membagi perusahaannya menjadi tiga tim, yakni biru, merah, dan hijau. Bill Bain dan Patrick Graham pun ditunjuk untuk memimpin tim biru.[9] Tim biru kemudian berhasil menyumbang lebih dari separuh pendapatan dan laba BCG, sehingga memenangkan kompetisi internal tersebut. Setelah kompetisi tersebut selesai, Bill Bain makin frustrasi karena menunggu Henderson pensiun, pendekatan konsultansi BCG yang berbasis proyek, dan penolakan manajemen BCG untuk membantu kliennya dalam menjalankan nasehat yang telah diberikan.[7][8] Pada periode ini, Bill Bain pun menyatakan bahwa ia seperti "seorang konsultan di pulau tidak berpenghuni, yakni menulis laporan, menaruhnya di dalam botol, melemparnya ke air, dan kemudian mengerjakan laporan berikutnya."[9]
Pada awal dekade 1970-an, Bain diharapkan dapat menjadi suksesor Henderson di BCG.[7][8] Namun pada tahun 1973, Bain memutuskan untuk mengundurkan diri guna mendirikan biro konsultansinya sendiri dengan nama Bain & Company.[9][a] Sebagian besar anggota senior dari "tim biru" pun ikut bergabung ke Bain & Company, yang awalnya berkantor pusat di apartemen milik Bain di Beacon Hill, Boston.[10] Para pegawai di divisi yang dipimpin oleh Bain di BCG pun ikut bergabung ke Bain & Company. Dalam beberapa minggu, Bain & Company telah bekerja untuk tujuh mantan klien BCG,[7] termasuk dua klien terbesar BCG, yakni Black & Decker dan Texas Instruments.[8][9][11] Sebagai hasilnya, Henderson pun menuduh Bill mencuri klien BCG.[8] Dipercaya bahwa kompetisi internal yang diadakan oleh Henderson di BCG lah yang menjadi pondasi pendirian Bain & Company.[9]
Bain & Company pun tumbuh pesat,[12] terutama melalui pembicaraan antar CEO dan dewan direksi.[13] Perusahaan ini kemudian mendirikan kantor pusat formal pertamanya di Boston.[7] Kemudian diikuti dengan pendirian kantor di Eropa, tepatnya di London pada tahun 1979.[7] Bain & Company lalu resmi didaftarkan sebagai sebuah badan hukum pada tahun 1985.[9] Perusahaan ini pun rata-rata tumbuh sebesar 50% per tahun, dan mencatatkan pendapatan sebesar $150 juta pada tahun 1986.[13] Jumlah stafnya juga meningkat tiga kali lipat antara tahun 1980 hingga 1986, dan mencapai 800 orang pada tahun 1987.[13] Pada tahun 1987, Bain & Company telah menjadi salah satu dari empat biro konsultansi "spesialis strategi" terbesar.[12] Klien besar perusahaan ini pada saat itu antara lain National Steel dan Chrysler, yang mana keduanya berhasil menurunkan biaya produksi berkat bantuan Bain.[7]
Kekacauan
suntingPada akhir dekade 1980-an, Bain & Company mengalami serangkaian kemunduran.[11] Sebuah krisis hubungan masyarakat terjadi pada tahun 1987, disebabkan oleh adanya kontroversi terkait kerja Bain untuk Guinness.[7] Ketegangan muncul akibat struktur kemitraan Bain, di mana hanya Bain yang tahu seberapa besar laba perusahaan dan memutuskan seberapa besar bagi hasil yang diterima oleh tiap mitra.[13] Pasar saham juga jatuh pada tahun yang sama, sehingga sejumlah klien Bain pun mengurangi atau menghapus pengeluaran yang terkait dengan Bain.[9] Perusahaan inipun mengadakan dua tahap pengurangan pegawai untuk mengurangi sekitar 30% pegawainya.[9][11][b]
Penipuan perdagangan saham Guinness dimulai dengan Departemen Perdagangan dan Perindustrian Britania Raya yang menyelidiki apakah Guinness menaikkan harga sahamnya secara ilegal.[8] Bain sebelumnya telah membantu Guinness untuk menghapus 150 anak usaha dari portofolionya, setelah melakukan diversifikasi berlebihan[13] dan berekspansi ke sektor minuman keras dengan mengakuisisi dua produsen wiski,[7] sehingga laba Guinness dapat naik enam kali lipat.[13] Pada saat itu, Bain membuat pengecualian dengan memperbolehkan konsultannya untuk menjadi anggota dewan direksi secara sementara dan menjadi direktur keuangan untuk Guinness.[8][13] Bain & Company tidak dituduh melakukan kesalahan apapun dan tidak ada tuntutan yang diajukan untuk Bain[14] atas manipulasi harga saham Guinness, tetapi adanya konsultan Bain yang bertindak sebagai penyedia jasa dan sekaligus sebagai klien pun memancing kritik mengenai bagaimana Bain akan menangani konflik kepentingan.[8][13]
Pada tahun 1985 dan 1986, Bain & Company meminjam dana untuk membeli 30% sahamnya yang dipegang oleh Bain dan mitra lain dengan harga $200 juta. Bain & Company berencana menggunakan saham tersebut untuk membentuk Rencana Kepemilikan Saham Pegawai.[11][15] Saham tersebut dibeli dengan harga lima kali lipat dari pendapatan tahunan Bain & Company, dan membuat perusahaan ini harus membayar pajak saham tahunan sebesar $25 juta, sehingga makin memperparah kondisi keuangan perusahaan ini.[11] Bain kemudian mempekerjakan mantan jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat, Pete Dawkins sebagai pimpinan untuk regional Amerika Utara, dengan harapan bahwa kepemimpinannya dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik, tetapi Dawkins justru membuat perusahaan ini makin terpuruk.[7] Bill Bain juga berupaya menjual perusahaan ini, namun gagal menemukan pembeli.[7]
Kebangkitan
suntingMitt Romney dipekerjakan kembali oleh Bain & Company sebagai CEO interim pada bulan Januari 1991.[15] Romney pun dianggap sebagai penyelamat perusahaan ini dari kebangkrutan dalam kepemimpinannya selama satu tahun.[16][17] Romney awalnya keluar dari Bain & Company pada tahun 1983 setelah ditunjuk oleh Bain untuk memimpin Bain Capital,[9][c] sebuah firma investasi yang membeli perusahaan yang akan diperbaiki dan dijual kembali oleh mitra Bain & Company.[9][9] Romney memperbolehkan manajer untuk mengetahui gaji satu sama lain,[16] merenegosiasi utang perusahaan,[19] dan merestrukturisasi organisasi agar lebih banyak mitra dapat memiliki saham perusahaan ini.[11] Romney juga meyakinkan mitra pendiri untuk menyerahkan ekuitas sebesar $100 juta.[15] Bill Bain dan sebagian besar mitra pendiri pun keluar dari perusahaan ini.[9]
Romney kembali keluar pada bulan Desember 1992 untuk mengejar karier di bidang politik,[7] setelah ia mengadakan pemilihan pemimpin baru, yang menghasilkan penunjukan Orit Gadiesh sebagai Chairman dan Thomas J. Tierney sebagai Direktur Utama Global pada bulan Juli 1993.[9][20] Gadiesh memperbaiki moral dan melonggarkan kebijakan perusahaan mengenai bekerja dengan perusahaan lain di industri yang sama, untuk menurunkan ketergantungan perusahaan ini pada sedikit klien.[17] Pada akhir tahun 1993, Bain & Company berhasil kembali tumbuh.[10][17] Pada puncaknya, perusahaan ini mempekerjakan 1.000 orang, lalu hanya mempekerjakan 550 orang pada tahun 1991, dan pada tahun 1994 kembali dapat mempekerjakan 800 orang.[17] Perusahaan ini juga membuka sejumlah kantor baru, termasuk di New York pada tahun 2000.[7] Mulai tahun 1992 hingga 1999, perusahaan ini tumbuh sebesar 25% per tahun dan jumlah kantornya berkembang dari 12 menjadi 26 kantor.[21] Pada tahun 1998, perusahaan ini mencatatkan pendapatan sebesar $220 juta dan mempekerjakan 700 staf.[8]
Baru-baru ini
suntingBain membentuk dua grup konsultansi teknologi, yakni bainlab dan BainNet, masing-masing pada tahun 1999 dan 2000.[7] bainlab awalnya didirikan dengan nama Bain New Venture Group.[22] bainlab membantu perusahaan rintisan yang belum mampu membayar Bain dan menerima sebagian pembayaran dalam bentuk ekuitas.[22]
Pada bulan Februari 2000, Gadiesh ditunjuk kembali sebagai chairman Bain untuk yang ketiga kalinya, sementara Tom Tierney digantikan oleh John Donahoe sebagai direktur utama.[10] Sekitar tahun 2000, perusahaan ini makin aktif menjadi konsultan bagi firma investasi di mana perusahaan ini akan berinvestasi dan berkolaborasi dengan biro konsultansi teknologi.[21] Pada tahun 2005, Bain menjadi yang terbesar di bidang konsultansi firma investasi.[23]
Pada tahun 2018, bisnis konsultansi firma investasi merepresentasikan 25% dari keseluruhan bisnis Bain.[24]
Bain & Company tidak mempublikasikan pendapatannya, namun diperkirakan bahwa perusahaan ini mengalami pertumbuhan dua digit pada dekade 2000-an.[23] Walaupun pasar untuk konsultansi manajemen menurun, tiga besar biro konsultansi manajemen, termasuk Bain & Company, tetap dapat tumbuh.[25] Bain pun mendirikan kantor baru di sejumlah negara lain,[7] termasuk di India pada tahun 2006.[26][27] Seperti biro konsultansi besar lain, perusahaan ini juga mulai banyak bekerja untuk pemerintahan.[25] Bain tetap memakai pendekatan "generalis" pada konsultansi manajemen, tetapi membentuk unit bisnis spesialis terpisah untuk teknologi informasi.[23]
Pada tahun 2012, Robert Bechek ditunjuk sebagai CEO dan kemudian terpilih sebagai CEO yang paling disukai pada survei pegawai yang digelar oleh Glassdoor.[28]
Catatan
suntingReferensi
sunting- ^ a b "#77 Bain & Co". Forbes. Diakses tanggal July 3, 2017.
- ^ "The man behind Mitt Romney - The Knox Student". theknoxstudent.com. 24 October 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-22. Diakses tanggal 2021-03-07.
- ^ "Worldwide offices". Bain & Company. Diakses tanggal April 29, 2020.
- ^ "To the brainy, the spoils". The Economist.
- ^ Company, Bain &. "Bain & Company Elects Manny Maceda as Worldwide Managing Director". globenewswire.com.
- ^ "Bain & Co. founder Bill Bain dies at age 80 - The Boston Globe". bostonglobe.com.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p Grant, Tina (2003). Bain & Company. International Directory of Company Histories. 55. St. James Press. hlm. 41–43.
- ^ a b c d e f g h i Gallese, Liz Roman (September 24, 1989). "Counselor To The King". NYTimes.com. Diakses tanggal July 3, 2017.
- ^ a b c d e f g h i j k l m Kiechel, W. (2010). The Lords of Strategy: The Secret Intellectual History of the New Corporate World . Harvard Business Press. hlm. 224. ISBN 978-1-59139-782-3. Diakses tanggal July 8, 2017.
- ^ a b c "Bain & Company", Vault Employer Profile, 2001, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-15, diakses tanggal 2020-06-25
- ^ a b c d e f "Can Bain Consultants Get Bain & Co. Out Of This Jam?". Bloomberg.com. February 11, 1991. Diakses tanggal July 5, 2017.
- ^ a b Payne, Adrian; Lumsden, Cedric (1987). "Strategy Consulting - A Shooting Star?". Long Range Planning. 20 (3): 53–63. doi:10.1016/0024-6301(87)90072-0.
- ^ a b c d e f g h Perry, Nancy (April 27, 1987). "A Consulting Firm Too Hot to Handle? Bain & Co. gets its hands deep in the trousers of client companies, says an executive who knows it well. Maybe too deep, the Guinness scandal suggests". Fortune. Diakses tanggal July 3, 2017.
- ^ "Bain defends consultancy industry". Financial Times. Diakses tanggal August 10, 2017.
- ^ a b c "Did Mitt Romney get a 'bailout' for Bain & Company?". Washington Post. July 24, 2012. Diakses tanggal July 12, 2017.
- ^ a b Groth, Aimee; Lubin, Gus (December 15, 2011). "A Company Saved From Bankruptcy By Romney Was Just Named The Best Employer In America". Business Insider. Diakses tanggal July 9, 2017.
- ^ a b c d Rifkin, Glenn (April 1, 1994). "Profile; Don't Ever Judge This Consultant by Her Cover". NYTimes.com. Diakses tanggal July 10, 2017.
- ^ Lattman, Peter (August 31, 2012). "Before Romney's Big Speech, a Focus on Bain". DealBook. Diakses tanggal July 10, 2017.
- ^ "A bail-out for Romney?". The Economist. August 31, 2012.
- ^ Sinclair, Emma (March 11, 2013). "Biz Idol: How a stint in the Army taught Orit Gadiesh lessons to lead Bain & Company". Telegraph.co.uk. Diakses tanggal July 10, 2017.
- ^ a b Jack Sweeney (February 2001). "Raising Bain". Consulting Magazine. Diarsipkan dari versi asli tanggal August 15, 2007. Diakses tanggal January 30, 2012.
- ^ a b F. Czerniawska (13 January 2016). Management Consultancy: What Next?. Palgrave Macmillan UK. hlm. 81. ISBN 978-1-4039-0718-9.
- ^ a b c "Consulting in the right direction". The Economist. Diakses tanggal July 10, 2017.
- ^ https://www.linkedin.com/jobs/view/537731587/
- ^ a b Stern, Stefan (June 24, 2010). "Management: Reinventing the Spiel". Diakses tanggal August 7, 2017.
Even in these bad economic times, the top three have also been increasingly working with governments around the world - in healthcare, for example, and helping to support struggling and restructuring industries (BCG has been an important adviser on the US automotive rescue).
- ^ Mahanta, Vinod. "Steve eyes desi consulting pie". The Economic Times. Diakses tanggal August 7, 2017.
- ^ "Feeding off India's growth- Business News". Business Today. November 18, 2007. Diakses tanggal August 7, 2017.
- ^ "This year's best-rated CEO by employees is someone you've probably never heard of". Washington Post. June 8, 2016. Diakses tanggal July 9, 2017.