Bahasa Kerinci

bahasa Sumatera Barat dari suku Kerinci yang berasal dari tanah Kerinci di Sumatera
(Dialihkan dari Bahasa kerinci)

Bahasa Kerinci adalah bahasa Austronesia yang utamanya dituturkan oleh penduduk bersuku Kerinci di kota Sungai Penuh, kabupaten Kerinci serta sebagian Merangin dan Bungo, Jambi.[5] Bahasa ini juga dituturkan oleh diaspora Kerinci di wilayah lain di Indonesia, seperti di Sumatera Barat dan Jawa; serta di luar Indonesia seperti di Bahrain, Negeri Sembilan dan Selangor,[a] Malaysia.[2][6][7] Jumlah total penutur bahasa Kerinci diperkirakan mencapai sekitar 300 ribu (2004). Sebagai bahasa Austronesia dari sub-kelompok Melayu-Polinesia, bahasa Kerinci juga berkerabat dekat dengan bahasa Minangkabau dan bahasa Melayu Jambi.

Bahasa Kerinci
BPS: 0026 0
Basê Kincai
Pengucapanba.sə kiɲ.t͡ʃai̯
Dituturkan di Indonesia
 Malaysia
 Bahrain
Wilayah Jambi
 Negeri Sembilan
 Selangor
EtnisKerinci
Penutur
254.125 (Jambi, 2000)[1]
25.000 (Bahrain, 2004)[2]
Dialek
Belui Air Hangat
Danau Kerinci
Gunung Kerinci
Gunung Raya
Pembantu Sungai Tutung
Sitinjau Laut
Sungai Penuh
Latin
Incung
Status resmi
Diakui sebagai
bahasa minoritas di
Diatur olehBadan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kode bahasa
ISO 639-3kvr
Glottologkeri1250[3]
Linguasfer33-AFA-da
IETFkvr
BPS (2010)0026 0
Informasi penggunaan templat
Status pemertahanan
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC6b Threatened
Bahasa Kerinci dikategorikan sebagai C6b Threatened menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini mulai terancam dan mengalami penurunan jumlah penutur dari waktu ke waktu
Referensi: [4]
Lokasi penuturan
Lokasi penuturan Bahasa Kerinci
Artikel ini mengandung simbol fonetik IPA. Tanpa bantuan render yang baik, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode. Untuk pengenalan mengenai simbol IPA, lihat Bantuan:IPA.
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Bahasa Kerinci memiliki keragaman yang sangat tinggi; diperkirakan terdapat 130 sub-dialek dan 7 dialek utama, yaitu dialek Gunung Raya, dialek Danau Kerinci, dialek Sitinjau Laut, dialek Sungai Penuh, dialek Pembantu Sungai Tutung, dialek Belui Air Hangat, dan dialek Gunung Kerinci.[8] Berdasarkan penghitungan dialektometri, persentase perbedaan ketujuh dialek tersebut berkisar 51%-65,50%. Sedangkan bahasa Kerinci memiliki persentase perbedaan berkisar 81%-100% jika dibandingkan dengan bahasa Bengkulu dan Minangkabau.[5]

Sejarah

sunting

Bahasa Kerinci adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Malayik. Para ahli linguistik percaya bahwa bahasa Melayu—salah satu ragam dari masing-masing ragam bahasa Malayik—awalnya berasal dari bahasa Malayik Purba yang dituturkan di daerah yang membentang antara Kalimantan Barat hingga utara pesisir Brunei sekitar tahun 1000 SM. Nenek moyangnya, bahasa Melayu-Polinesia Purba, diperkirakan berasal dari bahasa Austronesia Purba yang pecah pada tahun 2000 SM akibat perluasan besar-besaran bangsa Austronesia ke Asia Tenggara Maritim dari pulau Taiwan.[9]

Bahasa Kerinci adalah anggota dari rumpun bahasa Austronesia, yang mencangkum berbagai bahasa di Asia Tenggara, Lautan Teduh, hingga Madagaskar, dan beberapa bahasa di Asia Daratan. Uniknya, bahasa Kerinci juga memiliki beberapa fonem yang mirip dengan bahasa Austroasia.[10] Bahasa Kerinci memiliki tingkat kesalingpahaman yang tinggi dengan bahasa Minangkabau. Hal ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa di masa lalu, kemendapoan-kemendapoan Kerinci berada di dalam daerah rantau Kerajaan Pagaruyung.[11][12]

Bahasa Malagasi, bahasa Filipino, bahasa-bahasa asli Taiwan, dan bahasa Maori juga merupakan anggota rumpun bahasa ini. Meskipun setiap bahasa dari keluarga ini tidak dapat dipahami satu sama lain, kesamaan mereka agak mencolok. Banyak kata dasar yang hampir tidak berubah dari nenek moyang mereka yang sama, yaitu bahasa Austronesia Purba. Ada banyak kata sekerabat yang ditemukan dalam kata-kata dasar untuk kekerabatan, kesehatan, bagian tubuh, dan hewan umum. Bahkan penyebutan angka memiliki tingkat kesamaan yang luar biasa.

Angka dalam bahasa-bahasa Austronesia
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PAN, ca 4000 SM *isa *DuSa *telu *Sepat *lima *enem *pitu *walu *Siwa *puluq
Kerinci
(Sungai Penuh)[13]
satau duê tigê êmpak limò ênang tujeuh salapang sambilêng sapulouh
Minangkabau ciek duo tigo ampek limo anam tujuah salapan sambilan sapuluah
Amis cecay tusa tulu sepat lima enem pitu falu siwa pulu'
Sunda hiji dua tilu opat lima genep tujuh dalapan salapan sapuluh
Tsou coni yuso tuyu sʉptʉ eimo nomʉ pitu voyu sio maskʉ
Tagalog isá dalawá tatló ápat limá ánim pitó waló siyám sampu
Ilocano maysá dua talló uppát limá inném pitó waló siam sangapúlo
Cebuano usá duhá tuló upat limá unom pitó waló siyám napulu
Chamorro maisa/håcha hugua tulu fatfat lima gunum fiti guålu sigua månot/fulu
Malagasi iray/isa roa telo efatra dimy enina fito valo sivy folo
Chăm sa dua tlau pak limy nam tajuh dalipan thalipan pluh
Batak sada dua tolu opat lima onom pitu walu sia sapuluh
Rejang[14] do duai tlau pat lêmo num tujuak dêlapên sêmbilan sêpuluak
Jawa siji loro telu papat lima nem pitu wolu sanga sepuluh
Tetun ida rua tolu hat lima nen hitu ualu sia sanulu
Biak eser/oser suru kyor fyak rim wonem fik war siw samfur
Fiji dua rua tolu lima ono vitu walu ciwa tini
Kiribati teuana uoua teniua aua nimaua onoua itiua waniua ruaiua tebuina
Sāmoa tasi lua tolu lima ono fitu valu iva sefulu
Hawaii kahi lua kolu lima ono hiku walu iwa -'umi

Fonologi

sunting

Bahasa Kerinci dialek Sungai Penuh mempunyai 28 fonem, terdiri dari 8 vokal dan 20 konsonan.[13]

Depan Madya Belakang
Tertutup i u
Tengah e ə o
Hampir Terbuka ɛ ɔ
Terbuka a

Dialek Sungai Penuh juga mempunyai diftong /ei̯/, /ɔi̯/, /ai̯/, /eu̯/, /ou̯/, /ɛu̯/, dan /au̯/ yang ada pada kata-kata bersuku kata terbuka, seperti basou /ba.sou̯/—namun, di dalam suku kata tertutup seperti laain /la.in/, kedua vokal tidak diucapkan sebagai diftong.[13][15]

Konsonan

sunting
Bibir Birgi Ronggi Pascaronggi Langit2 Langbel Cera
Sengau m n ɲ ŋ
Letup p b t d k g ʔ
Afrikat t͡ʃ d͡ʒ
Tiup (f v) s z (ʃ) x h
Getar/Sisi r l
Hampiran w j

Catatan ortografi:

Fonem-fonem bahasa Kerinci direpresentasikan secara ortografis sesuai dengan lambang-lambang IPA di atas, kecuali:

  • /ɔ/ ditulis ⟨ò⟩.
  • /ə/ ditulis ⟨ê⟩.
  • /e/ dan /ɛ/ ditulis ⟨e⟩.
  • /ɲ/ ditulis ⟨ny⟩ sebelum vokal, ⟨n⟩ sebelum ⟨c⟩ dan ⟨j⟩.
  • /ŋ/ ditulis ⟨ng⟩.
  • Konsonan letup celah-suara [ʔ] ditulis ⟨k⟩.
  • /t͡ʃ/ ditulis ⟨c⟩.
  • /d͡ʒ/ ditulis ⟨j⟩.
  • /ʃ/ ditulis ⟨sy⟩.
  • /x/ ditulis ⟨kh⟩.
  • /j/ ditulis ⟨y⟩.

Contoh

sunting

Teks berikut adalah kutipan dari terjemahan resmi Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia dalam bahasa Indonesia dan Kerinci, bersama dengan deklarasi aslinya dalam bahasa Inggris.

Inggris[16] Indonesia[17] Kerinci
(Dialek Sungai Penuh)
Universal Declaration of Human Rights Pernyataan Umum tentang Hak Asasi Manusia Panyata Saduniê Pakarò Hak-Hak Manusiò
Article 1 Pasal 1 Pasal 1
All human beings are born free and equal in dignity and rights. They are endowed with reason and conscience and should act towards one another in a spirit of brotherhood. Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam semangat persaudaraan. Sadou manusiò dilahe mardikê dan nahouh darjat ugê hak-hak ngan samò. Galou uhang dibêhòi akang nga atei dan musti ideuk basamò uhang laain sarupò uhang badusanak.

Rujukan

sunting
  1. ^ "Badan Pusat Statistik". jambi.bps.go.id. Diakses tanggal 2021-12-26. 
  2. ^ a b "Bahrain". Ethnologue (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-12-27. 
  3. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Kerinci". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  4. ^ "Bahasa Kerinci". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 
  5. ^ a b Sugono, Dendy; Sasangka, S. S. T. Wisnu; Rivay, Ovi Soviaty (2017). Sugono, Dendy; Sasangka, S. S. T. Wisnu; Rivay, Ovi Soviaty, ed. Bahasa dan peta bahasa di Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 37. 
  6. ^ "Ceramah Linguistik "Teka-Teki Bahasa Kerinci"". Diakses tanggal 2021-12-27. 
  7. ^ Between worlds : linguistic papers in memory of David John Prentice. K. Alexander Adelaar, D. J. Prentice, R. A. Blust, Australian National University. Research School of Pacific and Asian Studies. Canberra: Pacific Linguistics, Research School of Pacific and Asian Studies, the Australian National University. 2002. ISBN 0-85883-478-2. OCLC 51647238. 
  8. ^ Budi (2018-08-22). "Kemendikbud Ungkap Penyebab Bahasa Kerinci Terancam Punah". JPNN.com. Diakses tanggal 2021-12-27. 
  9. ^ Andaya, Leonard Y. (2001), "The Search for the 'Origins' of Melayu" (PDF), Journal of Southeast Asian Studies, 32 (3): 315–330, doi:10.1017/s0022463401000169, JSTOR 20072349, diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 11 October 2017, diakses tanggal 13 October 2019 
  10. ^ Van Reijn, E.O. (1974). "Some Remarks on the Dialects of North Kerintji: A link with Mon-Khmer Languages." Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society, 31, 2: 130-138.
  11. ^ Djamaris, Edwar, (1991), Tambo Minangkabau, Jakarta: Balai Pustaka.
  12. ^ Adelaar, K. Alexander; Himmelmann, Nikolaus (2013-03-07). The Austronesian Languages of Asia and Madagascar (dalam bahasa Inggris). Routledge. ISBN 9781136755095. 
  13. ^ a b c Usman, A. Hakim (1985). Kamus Umum Kerinci-Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 
  14. ^ Munir Hamidy, Badrul (1985). Kamus Lengkap Indonesia-Rejang, Rejang-Indonesia. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. xv. 
  15. ^ Syahwin, Nikelas; Zainuddin, Amir; Marah, Rusmali; Amir Hakim, Usman; Jolsnidar, Anwar (1981). Morfologi dan Sintaksis Bahasa Kerinci. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 
  16. ^ Nations, United. "Universal Declaration of Human Rights". United Nations (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-12-26. 
  17. ^ "OHCHR". www.ohchr.org. Diakses tanggal 2021-12-26. 

Catatan

sunting
  1. ^ Sungai Lui, Sungai Gahal, Sungai Semungkis, dan Pansen di Distrik Hulu Langat

Pranala luar

sunting

Kerinci di Ethnologue (ed. 24, 2021)