Bahasa isyarat militer

Bahasa Isyarat Militer adalah bahasa isyarat yang digunakan oleh para militer untuk di medan perang. Bahasa isyarat ini dilakukan oleh pemimpin pasukan untuk berkomunikasi dengan pasukannya disaat komunikasi biasa sulit, atau tidak mungkin dilakukan. Komunikasi ini juga dilakukan oleh para pasukan infanteri untuk berkomunikasi dengan pasukan tempur lainnya disaat alat-alat komunikasi tidak bisa digunakan. Bahasa isyarat paling sering sering dilakukan di antara pasukan-pasukan infanteri di darat. Tetapi bahasa isyarat ini tidak hanya dilakukan oleh pasukan-pasukan infanteri di darat, tetapi juga bisa digunakan kepada sesama pasukan dilaut, pasukan infanteri dengan pasukan helikopter, atau pasukan infanteri dengan pasukan tank.

Sejarah Bahasa Isyarat Militer

sunting

Sampai sekarang belum ada sejarah yang jelas tentang siapa yang pertama kali menggunakan bahasa isyarat di medan perang. Ini dikarenakan banyak dokumentasi yang menyatakan bahwa bahasa isyarat sudah sering digunakan dalam perang untuk memudahkan pemimpin pasukan memberikan perintah kepada pasukannya. Indian amerika dikatakan sebagai salah satu masyarakat yang pertama kali menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi saat perang. Bahasa isyarat ini dilakukan oleh para prajurit untuk mengkomunikasikan tentang posisi, jarak, dan juga jumlah dari musuh. Mereka melakukan komunikasi ini biasanya dikarenakan mereka tidak ingin mengeluarkan suara apapun. Selain Indian Amerika, bangsa Romawi juga terlihat sering menggunakan bahasa isyarat saat perang. Mereka menggunakan bahasa isyarat karena pasukan mereka yang cukup banyak dan mereka belum tentu bisa mendengar apa yang dikatakan oleh pemimpin pasukannya. Bahasa isyarat ini biasanya digunakan untuk memerintahkan “serang”, membentuk formasi-formasi tertentu, atau bahkan untuk “mundur”.

Bentuk-bentuk Bahasa Isyarat Militer

sunting
 
Contoh bahasa isyarat infanteri

Pasukan infanteri dengan pasukan infanteri

sunting

Inilah bentuk bahasa isyarat yang paling sering digunakan. Bentuk ini juga yang terlihat dari dahulu digunakan, yaitu bahasa isyarat antara pasukan infanteri dengan pasukan infanteri lainnya. Bentuk ini dianggap sebagai bahasa isyarat militer yang paling dasar. Bahasa isyarat ini dilakukan oleh para pemimpin pasukan untuk memerintah atau memberi informasi kepada para pasukannya. Pemimpin pasukan harus jeli saat melakukan isyarat ini, ia harus memastikan bahwa ia ada ditempat strategis sehingga semua pasukannya atau pasukan yang ia maksud dapat melihat gerakan yang ia lakukan. Pada saat melakukan bahasa isyarat ini, pemimpin pasukan terlebih dahulu memberikan isyarat tentang dengan siapa dia akan berkomunikasi. Misalnya apabila perorangan, ia akan menunjuk orang-orang yang ia maksud, sedangkan apabila untuk seluruh pasukannya, ia akan melakukan gerakan untuk menunjukkannya. Setelah selesai memberi isyarat, pemimpin pasukan biasanya akan memberikan gerakan tangan “siap”, dan kemudian perintah yang sudah diberikan akan dijalankan pada saat pemimpin pasukan menurunkan tangannya.

Bahasa isyarat dalam permainan airsoft

sunting

Selayaknya simulasi peperangan, permainan airsoft hampir seluruhnya mengadopsi teknik-teknik kemiliteran antara lain penggunaan bahasa isyarat militer dalam mengkoordinasikan pergerakan anggota tim. Penggunaan kode-kode tangan ini dimaksudkan untuk meminimalisir suara agar keberadaan anggota-anggota tim tidak diketahui oleh tim lawan. Penggunaannya efektif apabila sinyal dapat terlihat oleh anggota tim. Bahasa isyarat ini bisa berubah-ubah tergantung kesepakatan tim agar tim musuh tidak bisa mengerti bahasa isyarat yang mereka gunakan.

Pasukan laut dengan pasukan laut

sunting

Bahasa isyarat di antara pasukan laut lebih melibatkan komunikasi visual daripada bahasa isyarat karena jarak antara satu kapal dengan kapal lainnya dalam perang biasanya cukup jauh. Angkatan laut biasanya menggunakan lampu sinyal atau tiang isyarat.

Lampu Sinyal

sunting

Lampu sinyal adalah sebuah alat komunikasi yang mengisyaratkan sejumlah kode-kode tertentu dengan menggunakan cahaya. Umumnya kode yang digunakan adalah kode Morse. Penemu lampu sinyal adalah Arthur C. W. Aldis, karena itu alat ini juga sering disebut lampu Aldis. Secara sederhana, lampu sinyal digunakan dengan membuka dan menutup sebuah jendela atau penutup yang dipasang di depan lampu, dengan durasi yang beragam. Proses menutup dan membuka jendela ini bisa dioperasikan secara manual dengan menekan sakelar, atau secara otomatis. Lampu biasanya juga dilengkapi dengan alat optik untuk memperjelas pengelihatan, dan mudah dipindahkan. Cahaya yang dihasilkan paling tidak harus mencapai jarak pandang 8 mil dan mampu memancarkan 12 kata per menit

Tiang isyarat

sunting

Tiang isyarat atau tiang sinyal adalah sistem penyampaian informasi dari jauh oleh alat yang terlihat seperti bendera yang dipegang dengan tangan, tangkai, cakra, dayung, atau sekali-sekali menggunakan tangan kosong atau bersarung. Informasi disandikan oleh posisi bendera yang tiap posisinya mengartikan sebuah huruf.

Pasukan infateri dengan helikopter

sunting

Di dalam medan perang modern, helikopter menjadi salah satu bagian penting dari perang sendiri. helikopter disini ada yang berfungsi helikopter penyerang dan juga helikopter yang berfungsi sebagai alat transportasi pasukan. Bahasa isyarat digunakan saat pasukan infanteri membantu mendaratkan helikopter di medan perang atau memberi tahu posisi musuh. Pada saat misi penyelamatan, sangat penting bagi pengemudi helikopter dan juga pasukan yang diselamatkan untuk sama-sama mengerti bahasa isyarat militer agar komunikasi dapat dilakukan secara cepat dan lebih efisien.

Pasukan infateri dengan kendaraan darat

sunting

Kendaraan tempur darat adalah salah satu bagian penting dalam perang di darat. Dalam peperangan, kendaraan-kendaraan tempur lampis baja seperti tank menjadi penentu hasil perang. Dalam perang, seorang pemimpin pasukan dituntut untuk bisa memberikan arahan dari luar kendaraan. Arahan-arahan yang diberikan pemimpin pasukan misalnya adalah arahan untuk menyerang, untuk jalan, untuk memberi target, atau untuk mundur.

Referensi

sunting

Daftar Pustaka

sunting

Sterling, Christopher H. (2007). Military communications: from ancient times to the 21st century. ABC-CLIO. ISBN 1-85109-732-5.  Ganoe, William A. (2008). The English of Military Communications. BiblioBazaar, FaSi. ISBN 0-554-90093-9. 

Pranala luar

sunting