Bahasa Sogdi

bagian dari rumpun bahasa Indo-Eropa
(Dialihkan dari Bahasa Sogdiana)

Bahasa Sogdi (ᠰᠤᠬᠳᠢᠠᠤ swγδyʼw) adalah sebuah bahasa dari rumpun bahasa Iran yang dahulu digunakan di wilayah Sogdi, Asia Tengah yang kini mencakup daerah negara Uzbekistan dan Tajikistan, serta di beberapa komunitas imigran di China dahulu. Bahasa Sogdi adalah salah satu bahasa Iran Pertengahan terbesar bersama bahasa Baktria, Saka Khotan, bahasa Persia Pertengahan, dan Parthia. Bahasa Sogdi terekam di dalam koleksi pustaka yang besar.

Bahasa Sogdi
Dituturkan di
WilayahAsia Tengah, China
Era100 SM – 1000 M[1]
berkembang menjadi bahasa Yaghnobi
Aksara Sogdi
Abjad Suryani[3]
Abjad Mani
Kode bahasa
ISO 639-2sog
ISO 639-3sog
Glottologsogd1245[4]
IETFsog
Status pemertahanan
Terancam

CRSingkatan dari Critically endangered (Terancam Kritis)
SESingkatan dari Severely endangered (Terancam berat)
DESingkatan dari Devinitely endangered (Terancam)
VUSingkatan dari Vulnerable (Rentan)
Aman

NESingkatan dari Not Endangered (Tidak terancam)
ICHEL Red Book: Extinct

Bahasa Sogdi diklasifikasikan sebagai bahasa yang telah punah (EX) pada Atlas Bahasa-Bahasa di Dunia yang Terancam Kepunahan

Referensi: [5][6]
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat
Naskah berbahasa Sogdi—surat dari seorang rentenir yang berasal dari kira-kira abad ke-9 hingga abad ke-13.
Pendeta Maniisme menulis naskah bahasa Sogdi, Khocho, Cekungan Tarim, lk. abad ke-8 atau 9 Masehi.
Fragmen sebuah kain brokat sutra Sogdi, kira-kira 700 M.
Orang Sogdi memberi persembahan kepada Buddha, Bezeklik, Cekungan Tarim Timur, China, abad ke-8.
Patung keramik dari zaman Dinasti Tang yang menggambarkan pedagang Sogdi mengendarai unta.

Bahasa Sogdi umumnya dikelompokkan dengan bahasa-bahasa Iran Timur Laut yang sebetulnya bukan sebuah rumpun namun sebuah sprachbund. Tidak ada bukti primer yang ditemukan mengenai versi awal dari bahasa Sogdi ("Sogdi Lama"), walaupun penyebutan area Sogdia telah ditemukan di naskah bahasa Persia Lama yang menunjukkan daerah Sogdia yang terpisah paling tidak sejak zaman Kekaisaran Akhemeniyah (559-323 SM).

Bahasa Sogdi seperti bahasa Khotan memiliki gramatika dan morfologi yang lebih konservatif daripada bahasa Persia Pertengahan. Sebuah bahasa Iran Timur modern yaitu Yaghnobi merupakan perkembangan dari sebuah dialek bahasa Sogdi yang digunakan kira-kira pada abad ke-8 di Ustrashana, sebuah wilayah di selatan Sogdia.

Sejarah

sunting

Pada zaman Dinasti Tang berkuasa di China (kira-kira abad ke-7 M), bahasa Sogdi menjadi lingua franca di Jalur Sutra di Asia Tengah,[7][8] sehingga bahasa Sogdi dapat memiliki banyak kata-kata lewat proses penyerapan seperti tym (hotel) dari bahasa Tionghoa Pertengahan /tem/ (Hanzi: ).[9]

Kedudukan politik dan ekonomi bahasa Sogdi membuatnya dapat bertahan hingga beberapa abad setelah Penaklukan Islam di Sogdi di awal abad ke-8. Pada abad tersebut pula, sebuah dialek digunakan oleh masyarakat di Ustrashana (ibu kota di Bunjikat, kini di dekat Istaravshan, Tajikistan), sebuah wilayah di selatan Sogdi. Kini dialek Sogdi tersebut telah berkembang menjadi bahasa Yaghnobi[10] yang masih digunakan oleh masyarakat Yaghnobi.

Penemuan naskah-naskah bahasa Sogdi

sunting

Penemuan fragmen-fragmen naskah bahasa Sogdi di daerah Xinjiang, China memicu penelitian terhadap bahasa ini. Robert Gauthiot dan Paul Pelliot memulai penerjemahan naskah-naskah bahasa Sogdi yang telah Pelliot temukan dari penjelajahannya di Dunhuang. Gauthiot kemudian menerbitkan banyak artikel berdasarkan penelitiannya terhadap naskah-naskah Pelliot. Salah satu artikel ternama Gauthiot adalah sebuah glosarium naskah Sogdi, yang tengah dalam proses pengerjaan saat ia meninggal di Perang Dunia Pertama. Karyanya kemudian dilanjutkan oleh Émile Benveniste setelah kematian Gauthiot's .[11]

Berbagai naskah-naskah Sogdi telah ditemukan di koleksi naskah Turfan dari Ekspedisi Jerman yang dikelola oleh Museum Etnologi Berlin.[11] Naskah-naskah yang ditemukan hampir seluruhnya adalah naskah keagaamaan Maniisme dan Kristen. Kebanyakan dari naskah keagamaan bahasa Sogdi berasal dari abad ke-9 dan 10.[12]

Dunhuang dan Turfan merupakan dua situs utama yang memiliki koleksei naskah Mani, Buddha, dan Kristen dalam bahasa Sogdi terbesar. Naskah yang ditemukan di Sogdi sendiri berjumlah lebih sedikit. Naskah-naskah tersebut menuliskan hubungan ekonomi dari seorang raja kecil Sogdi bernama Divashtich. Naskah-naskah tersebut berasal dari masa penaklukkan Islam kira-kira pada tahun 700.[12]

Aksara

sunting

Seperti bahasa-bahasa Iran Pertengahan lainnya, aksara Sogdi merupakan pengembangan dari Abjad Aram. Seperti aksara Pahlavi, bahasa Sogdia ditulis dengan campuran logogram atau ideogram berupa kata-kata Aram yang ditulis sebagai lambang kata bahasa Sogdi. Aksara Sogdi merupakan asal dari aksara Uyghur Lama, yang kemudian menjadi asal aksara Mongolia.

Serupa dengan aksara Proto-Sinai lainnya, tidak ada tanda khusus untuk bunyi vokal. Huruf konsonan ’ y w seperti pada bahasa Aram dapat digunakan sebagai matres lectionis untuk bunyi vokal panjang [a: i: u:]. Akan tetapi, pada bahasa Sogdi, huruf konsonan juga terkadang dipakai untuk bunyi vokal pendek (yang terkadang juga tidak dipakai karena pada bahasa Aram, bunyi terebut merupakan bunyi bawaan/selalu ada).[13] Untuk membedakan vokal panjang dan pendek, huruf alif dapat ditulis sebelum huruf yang berbunyi panjang.[13]

Bahasa Sogdi juga ditulis dalam aksara Mani dengan huruf berjumlah 29 huruf.[14] Dalam transkripsi aksara Sogdi ke huruf Latin, ideogram Aram sering dilambangkan dengan huruf kapital.

Gramatika

sunting

Kata benda

sunting
Kasus mask. a neut. a fem. ā mask. u fem. ū mask. ya fem. jamak
nominatif -i -u -a, -e -a -a -i -yā -ta, -īšt, -(y)a
vokatif -u -u -a -i, -u -iya -yā -te, -īšt(e), -(y)a
akusatif -u -u -u, -a -u -u -(iy)ī -yā(yī) -tya, -īštī, -ān(u)
genitif/datif -yē -ya -(uy)ī -uya -(iy)ī -yā(yī) -tya, -īštī, -ān(u)
lokatif -ya -ya -ya -(uy)ī -uya -(iy)ī -yā(yī) -tya, -īštī, -ān(u)
instrumental/ablatif -a -a -ya -(uy)ī -uya -(iy)ī -yā(yī) -tya, -īštī, -ān(u)

Stemmer keras

sunting
Kasus mask. fem. jamak
nominatif -t
vockatif Ø, -a -e -te
akusatif -tī, -ān
genitif/datif -tī, -ān
lokatif -tī, -ān
instrumental/ablatif -tī, -ān

Stemmer terikat

sunting
Kasus mask. aka neut. aka fem. ākā mask. jamak fem. jamak
nominatif (-ō), -ē -ēt -ēt, -āt
vokatif (-ā), -ē (-ō), -ē (-āte), -ēte -ēte, -āte
akusatif (-ō), -ē (-ō), -ē -ētī, -ān -ētī, -ātī
genitif/datif -ētī, -ān -ētī, -ātī
lokatif -ētī, -ān -ētī, -ātī
instrumental/ablatif (-ā), -ē (-ā), -ē -ētī, -ān -ētī, -ātī

Kata kerja

sunting

Indikatif kala kini

sunting
Sudut pandang
orang
Halus Keras
Pertama tunggal -ām -am
Dua tunggal -ē, (-Ø) -Ø, -ē
Tiga tunggal -ti -t
Pertama jamak -ēm(an) -ēm(an)
Kedua jamak -θa, -ta -θ(a), -t(a)
Ketiga jamak -and -and

Indikatif imperfek

sunting
Sudut pandang
orang
Halus Keras
Pertama tunggal -u -Ø, -u
Dua tunggal -i -Ø, -i
Tiga tunggal -a
Pertama jamak -ēm(u), -ēm(an) -ēm(u), -ēm(an)
Kedua jamak -θa, -ta -θ(a), -t(a)
Ketiga jamak -and -and

Referensi

sunting
  1. ^ Bahasa Sogdi at MultiTree on the Linguist List
  2. ^ Jacques Gernet (31 Mei 1996). A History of Chinese Civilization. Cambridge University Press. hlm. 282–. ISBN 978-0-521-49781-7. 
  3. ^ Sigfried J. de Laet; Joachim Herrmann (1 Januari 1996). History of Humanity: From the seventh century B.C. to the seventh century A.D. UNESCO. hlm. 467–. ISBN 978-92-3-102812-0. 
  4. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Sogdian". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  5. ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011. 
  6. ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022. 
  7. ^ Rachel Lung (7 September 2011). Interpreters in Early Imperial China. John Benjamins Publishing Company. hlm. 151–. ISBN 978-90-272-8418-1. 
  8. ^ Weinberger, E., "China's Golden Age", The New York Review of Books, 55:17. Diakses pada 2008-10-19.
  9. ^ Hanson, Valerie (2012). The Silk Road: A New History. Oxford University Press. hlm. 136. 
  10. ^ Paul Bergne (15 Juni 2007). The Birth of Tajikistan: National Identity and the Origins of the Republic. I.B.Tauris. hlm. 6–. ISBN 978-1-84511-283-7. 
  11. ^ a b Utz, David. (1978). Survey of Buddhist Sogdian studies. Tokyo: The Reiyukai Library.
  12. ^ a b "Iranian Languages"(2009). Encyclopædia Britannica. Diakses pada 2009-04-09
  13. ^ a b Clauson, Gerard. 2002. Studies in Turkic and Mongolic linguistics. P.103-104.
  14. ^ Gershevitch, Ilya. (1954). A Grammar of Manichean Sogdian. p.1. Oxford: Blackwell.

Pranala luar

sunting