Bahasa Melayu Siak

bagian dari rumpun bahasa Austronesia

Bahasa Melayu Siak (bahaso Melayu Siak; Jawi: بهاسو ملايو سياك) adalah sebuah dialek bahasa yang termasuk kedalam dialek bahasa Melayu Riau.[4] Bahasa Melayu Siak dituturkan di Kabupaten Siak dan Kota Pekanbaru serta pesisir Riau umumnya.[5] Bahasa ini juga diakui sebagai bahasa persatuan di Kota Pekanbaru.[6]

Bahasa Melayu Siak
بهاسو ملايو سياك
bahaso Melayu Siak
Dituturkan diIndonesia
Wilayah
EtnisMelayu Siak
Penutur
Bentuk awal
Status resmi
Diakui sebagai
bahasa minoritas di
Diatur olehBadan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kode bahasa
ISO 639-3
Glottologsiak1239[1]
Informasi penggunaan templat
Status pemertahanan
Terancam

CRSingkatan dari Critically endangered (Terancam Kritis)
SESingkatan dari Severely endangered (Terancam berat)
DESingkatan dari Devinitely endangered (Terancam)
VUSingkatan dari Vulnerable (Rentan)
Aman

NESingkatan dari Not Endangered (Tidak terancam)
Melayu Siak belum diklasifikasikan dalam tingkatan manapun pada Atlas Bahasa-Bahasa di Dunia yang Terancam Kepunahan
Referensi: [2][3]

 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Sejarah

sunting

Bahasa Melayu Siak merupakan turunan langsung dari Bahasa Melayu Johor–Lingga. Pada perkembangannya, bahasa Melayu Siak memiliki dua dialek utama, yaitu dialek 'e' dan dialek 'o'.[7]

Dialek 'e'

sunting

Dialek 'e' dikenal sebagai dialek Melayu Klasik, bahkan tak banyak perbedaannya langsung dengan bahasa Melayu Klasik atau Melayu Tinggi. Dialek ini dianggap sebagai dialek tingkatan sopan dari bahasa Melayu Siak sebab dituturkan di sekitar Istana Siak Sri Indrapura. Contoh dialek Melayu 'e' dalam kata tanya adalah, siape (siapa), kemane (kemana), dimane (dimana), dan beghape (berapa).[7]

Dialek 'o'

sunting

Berbeda dengan dialek 'e', dialek 'o' berkembang di tengah masyarakat Siak umumnya dan digunakan sebagai bahasa percakapan sehari-hari. Bahasa ini juga dikenal sebagai bahaso Melayu Kampong (bahasa Melayu Kampung), karena dialek ini berkembang di perkampungan sekitar pusat pemerintahan Siak Sri Indrapura dahulunya. Dialek 'o' inilah yang umum dipakai oleh masyarakat Siak, terlebih saat pusat perdagangan Siak dipindahkan ke Pekanbaru, dialek 'o' inilah yang dibawa oleh para pedagang Siak dan dipakai oleh masyarakat di sepanjang Sungai Siak.

Menurut sejarah, Pekanbaru dahulunya adalah sebuah negeri bagian dari Kesultanan Siak. Karena letaknya yang berada dipertengahan, negeri ini menjadi pembatas antara Riau Pesisir dan Riau Pedalaman. Hal inilah yang kemudian membuat budaya dan tradisi Riau Daratan bercampur disini terlebih ketika Bandar Pekan (Pekanbaru) dibuka oleh Sultan Siak. Karena pada awalnya pusat pemerintahan Kesultanan Siak di Senapelan, maka kemudian bahasa Melayu di Pekanbaru ini juga dibawa dari daerah Senapelan oleh orang-orang Melayu Siak. Maka dari itulah, budaya, adat istiadat, tradisi, dan budaya Siak juga berkembang di Senapelan. Bahasa Melayu yang digunakan oleh penduduk asli Pekanbaru ini sangat mirip dengan bahasa Melayu yang digunakan di Siak, Perawang, dan Koto Gasib.[7]

Kosakata

sunting

Kata ganti

sunting
Glosa Bahasa Melayu Siak
saya kami (sopan), sayo (formal), aku
kami, kita kami, kito, kito oghang
Kamu dikau, kau, engkau, awak (formal)
dia dio
kalian miko

Kata tanya

sunting
Glosa Bahasa Melayu Siak
apa apo
kenapa kenapo
bagaimana macam mano, camano
berapa beghapo
dimana kat mano, dimano
kemana kemano
dari mana daghi mano
mana mano
siapa siapo
mengapa mengapo
kapan bilo
Pelambang Glosa Bahasa Melayu Siak
1 satu satu, eso
2 dua duo
3 tiga tigo
4 empat empat
5 lima limo
6 enam enam
7 tujuh tujoh
8 delapan delapan, lapan
9 sembilan semilan
10 sepuluh sepuloh

Kosakata sehari-hari

sunting
Glosa Bahasa Melayu Siak
Nanti Kaghang/Kang
Semua Semuo
Enak Lemak/Sedap
Enak banget Lemak Beno
Betul Betol/Beno
Tidak Ada Tak Ado
Sebentar Sekejap
Ketawa Ketawo
Lihat Tengok
Bohong Bengak
Cantik Lawo
Kesana Kesano
Kerja Kejo
Kakak Laki-laki Abang
Kakak Perempuan Akak
Air Aei
Sendiri Sorang/Soghang
Mau Nak
Dia Dio
Anak Kecil Budak Kecik
Besar Beso
Kecil Kecik
Pergi Pegi
Pulang Balek
Apa Kabar Apo Kabo
Tidur Tido
Lapar Lapo/Kebulow
iya Aok
Teman Kawan

Referensi

sunting
  1. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Siak Malays". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  2. ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011. 
  3. ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022. 
  4. ^ Said Zaki (29 September 2015). "Aneka Dialek Melayu Riau". Diakses tanggal 1 Juni 2022. 
  5. ^ Reva (13 Mei 2019). "Bahasa Melayu, Gerbang Memasuki Riau". bahanamahasiswa.co. Diakses tanggal 1 Juni 2022. 
  6. ^ Alzal (12 Maret 2017). "Bahasa Melayu Logat Siak Diusulkan Jadi Bahasa Persatuan Pekanbaru". www.cakaplah.com. Diakses tanggal 1 Juni 2022. 
  7. ^ a b c "EKSISTENSI BAHASA MELAYU DI KOTA PEKANBARU". 2017. 

Pranala luar

sunting