Bahasa Ekari
Bahasa Ekari (juga disebut sebagai bahasa Ekagi, Kapauku, atau Mee) merupakan sebuah bahasa Trans–Nugini yang dituturkan di wilayah pegunungan Provinsi Papua Tengah, terutama di Kabupaten Paniai. Penuturnya berjumlah sekitar 100.000 orang.[1]
Klasifikasi
suntingBahasa Ekari termasuk ke dalam rumpun bahasa Danau Paniai yang dipertuturkan di wilayah sekitaran tiga danau besar: Paniai, Tage dan Tigi, yang secara kolektif juga disebut sebagai Wisselmeren.[1][4][5] Rumpun bahasa Danau Paniai merupakan satu di antara beberapa subkelompok yang status keanggotaanya pada rumpun bahasa Trans–Nugini (TNG) dianggap relatif kuat.[6] Subkelompok Danau Paniai secara umum dianggap berkerabat erat dengan beberapa subkelompok TNG lainnya yang dipertuturkan di bagian barat Papua, terutama rumpun bahasa Dani. Menurut William Foley, dua subkelompok ini membentuk rumpun bahasa Papua Pegunungan Barat,[5] sementara Malcolm Ross mengusulkan bahwa keduanya merupakan bagian dari linkage[a] lebih besar dengan nama "Trans–Nugini Barat" yang juga mencakup, antara lain, bahasa-bahasa Bomberai Barat dan Timor–Alor–Pantar.[4][7]
Demografi dan persebaran
suntingBahasa Ekari dipertuturkan oleh sekitar 100.000 orang di wilayah barat pegunungan Provinsi Papua, terutama di Kabupaten Paniai. Wilayah penutur bahasa Ekari merupakan daerah dengan banyak gunung dan lembah, yang hampir seluruhnya berada di ketinggian lebih dari 1500 meter di atas permukaan laut.[1]
Fonologi
suntingTerdapat 15 fonem segmental dalam bahasa Ekari, dengan rincian 10 fonem konsonan dan 5 fonem vokal.[8]
Bibir | Alveolar | Palatal | Velar | ||
---|---|---|---|---|---|
Nasal | m | n | |||
Letup | nirsuara | p | t | k | |
bersuara | b | d | ɡ [ɡˡ] | ||
Aproksiman | w | j |
Fonem /ɡ/ diucapkan secara lateral sebagai [ɡˡ]. Jika fonem /k/ dan /ɡ/ didahului oleh bunyi vokal belakang, keduanya akan diucapkan dengan labialisasi, seperti dalam kata okei [okʷei] 'mereka' dan euga [euɡˡʷa] 'lebih'. Fonem /j/ memiliki alofon [ʝ] jika diucapkan sebelum /i/, semisal dalam kata yina [ʝina] 'serangga'.[8]
Depan | Madya | Belakang | |
---|---|---|---|
Tertutup | i | u | |
1/2 terbuka | e [ɛ] | o | |
Terbuka | a | ||
Diftong | ei ai eu au ou |
Bahasa Ekari membedakan antara vokal panjang dan pendek; perbedaan panjang vokal dapat mengubah arti, semisal dalam kata iye 'daun' vs. iyee 'kelakuan', ena 'satu' vs. enaa 'baik', dan miyo 'bawah' vs. miyoo 'kecil'. Marion Doble menganalisis vokal panjang dalam bahasa Ekari sebagai geminasi vokal yang terdiri dari dua mora seperti dalam diftong. Ada dua aksen nada (pitch-accent) berbeda dalam bahasa Ekari, yaitu nada netral dan tinggi. Nada netral mencakup nada menengah dan rendah yang penggunaannya dapat diprediksi tergantung posisinya dalam sebuah kata. Nada tinggi yang persebarannya lebih terbatas berkontras dengan nada netral, seperti dalam kata ii 'ya' vs. íí 'pasir' dan iyee 'kelakuan' vs. iyéé 'sembilan'.[8][9]
Tata bahasa
suntingSintaksis
suntingDalam kalimat transitif independen, struktur yang paling sering digunakan adalah subjek–objek–predikat (SOP), seperti dalam contoh berikut:[10]
Meido kodo nota noogai orang-orang p ubi jalar makan 'Orang-orang itu makan ubi jalar'
Struktur OSP juga dapat digunakan untuk memberi penekanan pada objek. Susunan ini lebih umum ditemui pada kalimat dependen.[10]
Nota kodo okei noogai ubi jalar p mereka makan 'Ubi jalar itu mereka makan'
Kata benda
suntingNomina dalam bahasa Ekari terdiri dari empat jenis: (1) nomina dasar, (2) nomina yang terikat bentuk posesif, (3) nomina yang diturunkan dari kata dasar dengan cara yang tidak reguler, serta (4) nomina yang dibentuk dari gabungan nomina lainnya. Contoh bagi jenis nomor (3) adalah kata makiyo 'desa, negara' yang diturunkan dari kata maki 'tanah', ayeyoka 'bayi' dari yoka 'anak', dan iyee piyee 'adat-istiadat' dari iyee 'kelakuan'. Untuk nomor (4), contohnya adalah kata ebepeka 'wajah' dari gabungan kata ebe 'mulut' + peka 'mata' dan kapogeiye 'kertas' dari kapoge 'lembaran' + iye 'daun.[11]
Referensi
suntingKeterangan
sunting- ^ Sebuah linkage adalah "sekelompok bahasa yang terbentuk melalui proses diversifikasi bertahap dari sebuah (atau sebagian dari) rangkaian dialek purba alih-alih protobahasa yang berdiri sendiri." Tidak seperti subkelompok dengan satu set inovasi bersama yang dapat ditemukan pada seluruh bahasa turunan, persebaran inovasi dalam sebuah linkage tumpang tindih dan tidak merata.[7]
Catatan kaki
sunting- ^ a b c d Doble 1987, hlm. 55.
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Ekari". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ "Bahasa Ekari". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
- ^ a b Ross 2005, hlm. 22–23, 35.
- ^ a b Foley 2000, hlm. 363.
- ^ Pawley & Hammarström 2018, hlm. 31.
- ^ a b Ross 2005, hlm. 36.
- ^ a b c d e Doble 1987, hlm. 58.
- ^ Doble 1987, hlm. 59.
- ^ a b Doble 1987, hlm. 56.
- ^ Doble 1987, hlm. 62.
Bibliografi
sunting- Doble, Marion (1987). "A Description of Some Features of Ekari Language Structure". Oceanic Linguistics. 26 (1/2): 55–113. JSTOR 3623166.
- Foley, William A. (2000). "The Languages of New Guinea". Annual Review of Anthropology. 29: 357–404. JSTOR 22342.
- Pawley, Andrew; Hammarström, Harald (2018). "The Trans New Guinea family". Dalam Bill Palmer. The Languages and Linguistics of the New Guinea Area: A Comprehensive Guide. The World of Linguistics. 4. Berlin: De Gruyter Mouton. hlm. 21–196. ISBN 9783110286427.
- Ross, Malcolm (2005). "Pronouns as a preliminary diagnostic for grouping Papuan languages". Dalam Andrew Pawley; Robert Attenborough; Robin Hide; Jack Golson. Papuan pasts: cultural, linguistic and biological histories of Papuan-speaking peoples. Pacific Linguistics. 572. Canberra: Pacific Linguistics. hlm. 15–66. ISBN 0858835622.