Bahasa Lamaholot
Bahasa Lamaholot atau bahasa Solor adalah bahasa yang digunakan suku Lamaholot atau Solor.[4] Penuturnya tersebar dari di ujung timur Flores sampai barat Solor, mencakup kantung-kantung di pantai utara Pantar, barat laut Alor dan pulau-pulau sekitarnya. Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia.
Dialek
suntingMasyarakat Lamaholot yang mendiami wilayah Flores Timur daratan, pulau Solor, Adonara (bahasa Adonara bisa jadi bahasa mandiri) dan sebagian besar Lembata berbicara dalam bahasa Lamaholot, kecuali masyarakat Kedang di Lembata bagian timur menggunakan bahasa Kedang. Blust (2013) mengelompokkan BL ke dalam subkelompok bahasa Melayu-Polinesia Tengah (Central Malayo-Polynesian) dari rumpun bahasa Austronesia. BL digunakan oleh lebih dari 200.000 penutur di wilayah Kabupaten Flores Timur dan Lembata dalam dekade terakhir (Rappoport, 2009). Dalam karya Fernandez (1996) telah diungkapkan status kekerabatan sembilan bahasa di Flores (termasuk BL) dalam hubungannya dengan rumpun bahasa Austronesia.
Bahasa Lamaholot dalam pelafalannya memiliki dialek dan subdialek yang khas berdasarkan tata letak wilayah hunian. Keraf (1978: 11) memperjelas pembagian dialek BL menjadi 33 dialek, yakni dialek Lamalera, dialek Mulan, dialek Ile Ape, dialek Belang, dialek Lewotala, dialek Imulolo, dialek Lewuka, dialek Kalikasa, dialek Lewokukun, dialek Mingar, dialek Wuakerong, dialek Lewopenutu, dialek Lamahora, dialek Merdeka, dialek Lewokeleng, dialek Lamatuka, dialek Atawolo, dialek Kiwang Ona, dialek Duli, dialek Watan, dialek Horowura, dialek Botun, dialek Waiwadan, dialek Lamakera, dialek Ritaebang, dialek Lewolema, dialek Baipito, dialek Waibalun, dialek Bama, dialek Lewolaga, dialek Tanjung Bunga, dialek Lewotobi, dialek Painara dan dialek Pukaunu yang berbatasan langsung dengan bahasa Sikka. Felysianus Sanga membuat pembagian dialek dan subdialek berdasarkan daratan. Pertama, daratan pulau Flores bagian timur terdapat variasi bahasa Lamaholot pada wilayah Boru-Hewa, Pukaunu, Lewotobi, Lewolaga, Bama, Waibalun, Baipito, Lewolema, dan Tanjung Bunga. Kedua, daratan pulau Solor terdapat variasi bahasa Lamaholot pada wilayah Ritaebang, Pamakayo, Wuliblolong, dan Lamakera. Ketiga, daratan pulau Adonara terdapat variasi bahasa Lamaholot pada wilaya : Botun, Waiwadan, Horowura, Watan, Kiwangona (Tuawolo), Tanah Boleng, Pajinara, dan Dulhin (Hinga, Witihama, dan Lambunga). Keempat, daratan pulau Lembata terdapat variasi bahasa Lamaholot pada wilayah Mingar, Wuakerong, Belang, Imulolon, Lamalera, Lewuka, Kalikasa, Painara, Lamatuka, dan Lewoeleng. Sementara itu, di Larantuka, Konga, dan Wure (Adonara) para penduduknya menggunakan bahasa Nagi (bahasa Melayu Flores).[5]
Rujukan
sunting- ^ Ethnologue (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-25, 19), Dallas: SIL International, ISSN 1946-9675, OCLC 43349556, Wikidata Q14790
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Lamaholot". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ "Bahasa Lamaholot". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
- ^ Lamaholot Speaking Peoples - Joshua Project
- ^ Sanga, Felysianus (2002). Kamus Dwi-Bahasa Lamaholot-Indonesia. Surabaya: Airlangga Universitas. hlm. 5–6.