Bahasa Tanimbar

bagian dari rumpun bahasa Austronesia
(Dialihkan dari Bahasa Fordata)

Tanimbar (Vai Fordata, Vai Tnebar) adalah bahasa Austronesia yang dituturkan di Kepulauan Tanimbar, Indonesia. Bahasa ini berkerabat dekat dengan bahasa Kei, dan lebih jauh lagi dengan bahasa Yamdena, keduanya juga digunakan di Kepulauan Tanimbar.

Bahasa Tanimbar
BPS: 0684 5
Fordata
Dituturkan diIndonesia
WilayahKepulauan Tanimbar
Penutur
50.000 (2000)[1]
Kode bahasa
ISO 639-3frd
Glottologford1242[2]
IETFfrd
BPS (2010)0684 5
Status pemertahanan
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC6b Threatened
Bahasa Tanimbar dikategorikan sebagai C6b Threatened menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini mulai terancam dan mengalami penurunan jumlah penutur dari waktu ke waktu
Referensi: [3]
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Referensi

sunting
  1. ^ Tanimbar di Ethnologue (ed. ke-18, 2015)
  2. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Fordata". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  3. ^ "Bahasa Tanimbar". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 

Literatur

sunting
  • Marshall, Craig (1991). A phonology of Fordata. Pacific Linguistics.
  • Elath, Barto (1990). Tfamalik afa naʼa vaidida, [Fordatan conversations; Percakapan bahasa Fordata].
  • Grimes, Charles E., ed. (2000). Spices from the east: Papers in languages of eastern Indonesia. Pacific Linguistics. Language Assessment, Linguistics, and Sociolinguistics.
  • Cheng, Oh Swee (1996). Wear ma tvaat [Air adalah untuk kehidupan].
  • Marshall, Craig (2000). A phonological description of Fordata. Pacific Linguistics.
  • Marshall, Craig (2020). Fordata Dictionary [Fordata - Indonesian -English Dictionary; Kamus Bahasa Fordata - Indonesian - English]. Rough draft. Pacific Linguistics.
  • Marshall, Craig; Marshall, Sarah (1992). Reduplication in Fordata. NUSA: Linguistic Studies of Indonesian and Other Languages in Indonesia. Pacific Linguistics.
  • Cheng, Oh Swee (1996). Lena nvaak ngul [Lena membuat minyak goreng].
  • Drabbe, Peter (1926). Spraakleer der Fordaatsche Taal. M. Nijhoff Albrecht & Co.
  • LINGUIST List Resources for Fordata. Damir Cavar, Director of Linguist List (editor); Malgorzata E. Cavar, Director of Linguist List (editor). 2017-09-27. The LINGUIST List (www.linguistlist.org).
  • Marshall, Craig; Marshall, Sarah (1992). Reduplication in Fordata. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
  • Pieter, C.; Telelepta, J.; Tapilouw, A.; Sapury, H.O.; Soplantila, H.M. (1986). Struktur Bahasa Tanimbar. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Pranala luar

sunting