Badak india (Rhinoceros unicornis) adalah mamalia besar yang dapat ditemui di Nepal dan di Assam, India. Badak ini hidup di padang rumput dan hutan di kaki pegunungan Himalaya. Badak ini dapat berlari dengan kecepatan lebih dari 55 km/jam untuk periode waktu pendek dan juga merupakan perenang yang baik. Badak ini memiliki pendengaran dan penciuman yang tajam, tetapi, memiliki pandangan mata yang kurang.

Badak India
Badak India (dari kiri ke kanan: jantan baru lahir, betina dewasa, dan betina muda)
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Perissodactyla
Famili: Rhinocerotidae
Genus: Rhinoceros
Spesies:
R. unicornis
Nama binomial
Rhinoceros unicornis
Indian Rhinoceros range

Ciri fisik

sunting

Nama ilmiah untuk badak India adalah Rhinoceros unicornis.[1] Bentuk tubuh badak India mirip dengan badak jawa.[2] Hanya saja ukuran tubuh badak India lebih besar dibandingkan badak jawa.[3] Berat badan badak India antara 1.800–2.700 kg. Tinggi badannya antara 1,75–2 meter. Sementara panjang badannya antara 3,0–3,8 meter.[4]

Kulit badak India menyerupai bentuk zirah karena bertumpuk-tumpuk dan sangat tebal.[5] Badak India hanya memiliki satu cula.[6] Bagian gigi badak India sangat tajam dan digunakan untuk menggigit.[7]

Habitat

sunting

Habitat badak India berada di daratan.[8] Badak India termasuk spesies badak yang hidup di wilayah Asia.[9] Habitat badak India di kaki pegunungan Himalaya[10] dalam wilayah Nepal dan India.[11] Badak India dapat ditemukan pada kubangan-kubangan yang dikelilingi rumput pada bagian utara India dan bagian selatan Nepal.[4]

Kebiasaan

sunting

Periode pubertas dan kehamilan

sunting

Betina pada badak India memulai masa pubertas pada usia 5 tahun. Pada usia 6–8 tahun, badak India betina memulai tahapan kehamilan yang pertama. Periode kehamilan berlangsung selama 16–17 bulan. Jumlah bayi yang dikandung oleh badak India betina hanya 1 saja. Alasannya adalah ukuran bayi badak yang sangat besar dengan berat dapat mencapai 65 kg. Periode kehamilan kedua paling singkat terjadi setelah 22 bulan sejak kelahiran bayi badak yang pertama.[12] Badak termasuk salah satu jenis binatang menyusui.[8] Karena itu, ada periode menyusui pada badak betina selama 2 tahun sejak kelahiran anak pertama.[12]

Tindakan agresif

sunting

Badak India dikenal sebagai salah satu penyebab kematian manusia oleh hewan di India. Jumlah kematian manusia di India yang disebabkan oleh serangan badak India lebih banyak dibandingkan dengan kematian manusia akibat serangan harimau dan macan tutul.[13]

Kaitan dengan mitos

sunting

Mitos unikorn pernah tercatat di Tiongkok sebagai kesalahan Marco Polo dalam pengamatannya di Jalur Sutra. Ia mengira bahwa binatang bercula satu yang dibawa ke istana Kubilai Khan adalah unikorn. Namun ternyata itu adalah badak India atau badak jawa.[14]

Referensi

sunting
  1. ^ Leksono, A. S., dan Hakim, L. (2021). Sistematika Hewan Vertebrata. Malang: UB Press. hlm. 17. ISBN 978-623-296-305-4. 
  2. ^ Shofi, M. Nurun (2015). Ayo! Mengenal Hewan Langka di Indonesia. Lembar Langit Indonesia. hlm. 42. 
  3. ^ Rahayu, Weni (2009). Seri Ensiklopedia Ilmu Pengetahuan Sosial: Fauna Khas Indonesia. Jakarta: Penerbit PT Mediantara Semesta. hlm. 13. ISBN 978-602-8489-10-2. 
  4. ^ a b Pusat Data dan Analisa Tempo (2020). Jejak Badak di Tanah Pribumi. Tempo Publishing. hlm. 33. ISBN 978-623-339-300-3. 
  5. ^ Becker, Genevieve De (2007). Andarastuti, Tiara D., ed. Atlas Binatang: Mamalia 2. Diterjemahkan oleh Hariyanti, Rosana. Solo: Tiga Serangkai. hlm. 52. ISBN 979-33-0794-3. 
  6. ^ Zapino, T., dan Fitri, C. (2022). Kamus Nomenklatur Flora dan Fauna. Bumi Aksara. hlm. 526. ISBN 978-602-217-852-1. 
  7. ^ Sopyan, Danang Irawan (2012). 301++ Hewan dan Tumbuhan Mengagumkan di Dunia. Puspa Swara. hlm. 36. ISBN 978-602-892-257-9. 
  8. ^ a b Aifa, Kak (2020). Mengenal Hewan Liar di Darat, Laut dan Udara. Yogyakarta: Diva Press. hlm. 4. ISBN 978-623-293-385-9. 
  9. ^ Pusat Data dan Analisa Tempo (2019). Peta Sebaran Badak Jawa dan Sumatera yang Nyaris Punah Jilid 1. Tempo Publishing. hlm. 47. ISBN 978-623-207-541-2. 
  10. ^ Setyawan, Koen. Seri Binatang Langka Indonesia: Penyu dan Badak. Elex Media Komputindo. hlm. 25. 
  11. ^ Pusat Data dan Analisa Tempo (2019). Peta Sebaran Badak Jawa dan Sumatera yang Nyaris Punah Jilid 3. Tempo Publishing. hlm. 27. ISBN 978-623-344-377-7. 
  12. ^ a b Yilmaz, Irfan (2022). "Hai Budi, Ini Aku Badak Bercula Satu". Mata Air: Majalah Sains, Budaya dan Spiritualitas. 9 (36): 45. 
  13. ^ LingkarKata (2019). Sutedja, Tety R., ed. Buku Pintar Hewan Buas: Segala yang Perlu Kita Tahu tentang Penguasa Alam Liar. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo. hlm. 75. ISBN 978-602-04-9596-5. 
  14. ^ Setyawan, Koen (2017). Fakta Unik Lambang Negara di Dunia. Jakarta: PT Elex Media Komutindo. hlm. 29–30. ISBN 978-602-02-9806-1. 

Bacaan lanjutan

sunting

Pranala luar

sunting