Babi berjenggot[3] (Sus barbatus) atau babi janggut, adalah sejenis babi liar (babi hutan) yang menyebar di Semenanjung Malaya, Sumatra, Kalimantan, dan Kepulauan Sulu. Babi palawan (S. ahaenobarbus) sebelumnya dimasukkan sebagai anak jenis babi berjenggot, tetapi kini dianggap sebagai spesies tersendiri.

Babi berjenggot
Sus barbatus di Kebun Binatang San Diego
Hasil perburuan orang Dayak di Demit, Sandai, Ketapang
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Artiodactyla
Famili: Suidae
Genus: Sus
Spesies:
S. barbatus
Nama binomial
Sus barbatus
Subspesies
  • Sus barbatus barbatus
  • Sus barbatus oi Miller, 1902

Pengenalan

sunting
 
Lukisan tengkorak menurut Lydekker, lk.1901
 
Kepala di atas talam. Beringin Rayo, Tumbang Titi

Babi berjenggot berukuran cukup besar; hewan jantan mencapai panjang tubuh 1520 mm, yang betina sedikit lebih kecil; tinggi bahunya hingga 90 cm dan beratnya mencapai 120 kg, meskipun kebanyakan antara 57–83 kg.[3]

Babi muda berwarna kehitaman; sedangkan yang dewasa lebih pucat, dari abu-abu kuning hingga putih bungalan. Kepala panjang dengan rambut keras serupa jenggot di sepanjang rahang bawah, dan dua pasang tonjolan daging serupa kutil di atas kedua sisi mulut ditumbuhi rambut-rambut panjang, kaku, keputih-putihan.[3]

Kebiasaan

sunting

Babi berjenggot biasanya aktif di malam hari (nokturnal), namun di siang hari yang sejuk pun kadang-kadang binatang ini mau berkeliaran. Makanannya berupa buah-buahan yang jatuh dari pohon dan biji-bijian, akar-akaran, terna, serta berbagai bagian tumbuhan lainnya; hewan-hewan kecil seperti cacing tanah, serangga dan sebangsanya.[3]

Babi betina membuat sarang dari daun-daunan dan semak-semak yang dicabik-cabik dan dilonggokkan untuk tempat melahirkan anak-anaknya. Biasanya betina melahirkan 3-11 ekor setiap kali beranak.[3]

Subspesies dan agihan

sunting

Sus barbatus memiliki dua subspesies, yakni:[4][5]

Referensi

sunting
  1. ^ IUCN Detail 41772
  2. ^ Müller, S. 1838. Over eenige nieuwe zoogdieren van Borneo. Tijdschrift voor Natuurlijke Geschiedenis en Physiologie 5: 149.
  3. ^ a b c d e Payne, J., C.M. Francis, K. Phillipps, S.N. Kartikasari. 2000. Panduan Lapangan Mamalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak & Brunei Darussalam: 333-4. Bogor: WCS-IP, The Sabah Society & WWF Malaysia.
  4. ^ Kawanishi, K., Gumal, M. & Oliver, W. (2008). "Sus barbatus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 25 Jan 2015.  Database entry includes a brief justification of why this species is of vulnerable.
  5. ^ Grubb, Peter (16 November 2005). Wilson, Don E., and Reeder, DeeAnn M., eds, ed. Mammal Species of the World (edisi ke-3rd). Baltimore: Johns Hopkins University Press, 2 vols. (2142 pp.). ISBN 978-0-8018-8221-0. OCLC 62265494. 

Pranala luar

sunting