Bâḳî (باقى) adalah nama pena (Turki Utsmaniyah: ﻡﺨﻠﺺ mahlas) untuk seorang penulis puisi Turki pada zaman Kesultanan Utsmaniyah yang bernama Mahmud Abdülbâkî (محمود عبد الباقى) (1526 – 1600). Ia dianggap sebagai tokoh penting dalam sastra Turki. Bâkî juga turut dikenal dengan panggilan Sultânüş-şyuarâ (سلطان الشعرا), atau "Penulis Puisi Sultan".

Infobox orangBâkî

Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kelahiran1526 (Kalender Masehi Gregorius) Edit nilai pada Wikidata
Konstantinopel Edit nilai pada Wikidata
Kematian7 April 1600 Edit nilai pada Wikidata (73/74 tahun)
Konstantinopel Edit nilai pada Wikidata
Tempat pemakamanEdirnekapı Martyr's Cemetery (en) Terjemahkan Galat: Kedua parameter tahun harus terisi! Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
Pekerjaanpenyair, penulis Edit nilai pada Wikidata

Musicbrainz: 23cdc6ce-b3d8-444a-b50c-b8d65b249fc0 Modifica els identificadors a Wikidata

Bâkî lahir dalam keluarga miskin di Istanbul. Ayahnya adalah seorang muazzin di Masjid Fatih. Pada awalnya, keluarga Bâkî memintanya untuk menjadi pembuat baju zirah, namun ia selalu tidak melakukan pekerjaan tersebut karena sering menghadiri kelas pengajian sekitar atau madrasah, atau pondok pengajian Islam. Karena sikapnya begitu, keluarganya memintanya untuk pergi menghadiri kelas pendidikan secara lebih formal dan terstruktur. Bâkî merupakan siswa yang baik dan tekun belajar. Dia selalu hadir ke kelas kuliah yang diajarkan oleh para dosen terkenal pada waktu itu. Selama bertahun-tahun belajar di sekolah, Bâkî mulai menunjukkan minat dan bakat yang mendalam dalam bidang puisi. Bakatnya sudah diasah dan digembleng rapi oleh penyair terkenal bernama Zati (1471-1548). Setelah lulus, ia bekerja untuk beberapa saat sebagai guru, namun setelah itu, kemampuannya sebagai penyair makin lama makin cerah, ia dianugerahi posisi pekerjaan yang berbeda sebagai seorang Qadi, atau Hakim Muslim di dalam birokrasi Utsmaniyah. Bâkî meninggal dunia di Istanbul pada tahun 1600 Masehi.

Bâkî sangat dekat dengan administrasi istana Kesultanan Utsmaniyah, khususnya pada masa pemerintahan Suleiman I. Pada masa pemerintahan Selim II dan Murad III, ia terus mempertahankan hubungan erat dengan istana dan urusan negara. Dia telah mendapat perhatian yang baik dan ia juga disenangi oleh istana dan masyarakat umum.

Pranala luar

sunting