Attang Salo, Marioriawa, Soppeng
Attang Salo adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, Indonesia. Kelurahan Attang Salo sebelum menjadi Kelurahan, Attang Salo merupakan Lembaga Peradilah Perdata dan Pidana dengan sebutan Pabbicara Attang Salo dan dipimpin oleh seorang Petta Pabbicara.
Attang Salo | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Sulawesi Selatan | ||||
Kabupaten | Soppeng | ||||
Kecamatan | Marioriawa | ||||
Kode Kemendagri | 73.12.05.1003 | ||||
Kode BPS | 7312060004 | ||||
Luas | ... km² | ||||
Jumlah penduduk | ... jiwa | ||||
Kepadatan | ... jiwa/km² | ||||
|
Sebelum kedatangan Belanda di Jazirah Sulawesi Selatan, Kerajaan Marioriawa mempunyai tiga Lembaga Peradilah Perdata dan Pidana yang mengurusi perkara Perdata dan Pidana, lembaga-lembaga tersebut antara lain:
- Pabbicara Attang Salo
- Pabbicara Manorang Salo
- Pabicara Bulu
Wilayah kerja Pabbicara Attang Salo meliputi beberapa kampung :
- Kampung Padali
- Kampung Penre
- Kampung Bunne
- Kampung Tamapning
Pada masa pemerintahan La Mappe Arung Padali Datu Marioriawa, Kampung Padali di bagi/dipecah menjadi tiga kampung, yaitu Kampung Padali di pimpin oleh Isa Arung Padali Arung Padali (Putri La Mappe dengan We Besse), Kampung Lompoe di pimpin oleh La Mori Daeng Baji (Andi Baji) Matoa Lompoe Putra (La Mappe dengan I Cingkang) dan Kampung Taluma Kaca di pimpin oleh Matoa Kaca.
Dengan adanya pemecahan/pemekaran Kampung Padali tersebut maka wilayah kerja Pabbicara Attang Salo bertambah menjadi lima kampung yang meliputi beberapa kampung :
- Kampung Padali
- Kampung Lompoe
- Kampung Taluma Kaca
- Kampung Penre
- Kampung Bunne
- Kampung Tamapning
Pada tahun 1906, Belanda melakukan pembatasan kekuasan kepada Datu dan dewan hadat Kedatuan Soppeng. Campur tangannya terhadap pemerintahan di Kerajaan Soppeng dengan memaksa Datu Soppeng Sultana Zainab untuk mengeluarkan Balusu dari Wilayah Yang Dikuasai Langsung Oleh Soppeng (Wilayah Soppeng Yang Tidak Termasuk Anggota Konfaderasi Soppeng) menjadi Kerajaan Mandiri dan berdiri sendiri, selain itu pihak Belanda menjadikan Kedatuan Soppeng menjadi bagian dari pada Afdeling Bone dengan status Onderafdelling Soppeng.
Pada tahun 1923 pada masa A.J.L Couvreur menjadi Gubernur di Sulawesi Selatan, Gubernurmen Hindia Belanda melakukan penataan kekuasaan di wilayah Onderafdeling Bone, Soppeng, dan Wajo diberikan kekuasaan zelfbestuur (Swapraja) kepada Raja Bone, Raja Soppeng, dan Raja Wajo yang membawahi beberapa distrik dan onderdistrik.
Maka Khusus pada Onderafdelling Soppeng wilayahnya dibagi menjadi 7 persekutuan adat dengan status distrik, yaitu:
- Distrik Lalabata
- Distrik Lilirilau
- Distrik Liliriaja
- Distrik Pattojo
- Distrik Citta
- Distrik Marioriwawo
- Distrik Marioriawa
Dalam penataan ini Kerajaan Marioriawa ikut mengalami perubahan. Kerajaan Marioriawa yang dahulu merupakan anggota Kofedarasi / Persekutuan Kedatuan Soppeng berubah menjadi Wilayah Kesatuan Kerajaan dengan status Distrik.
Wilayah daerah yang diperintah langsung oleh Kerajaan Marioriawa juga mengalami perubahan. Kekuasaan ke tiga Pabbicara yang sebelumnya merupakan institusi Peradilan di Wilayah Kerajaan Marioriawa berubah fungsi menjadi lembaga struktur wilayah kekuasaan dengan status Onderdistrik/Kepala Desa dan kepalai oleh seorang Petta Pabbicara.
Kampung Padali di pimpin oleh Arung Paddali, pada masa pemerintahan La Mappe Datu Marioriawa Kampung Padali di bagi menjadi tiga kampung, yaitu Kampung Padali di pimpin oleh Arung Padali, Kampung Lompoe di pimpin oleh Matoa Lompoe dan Kampung Taluma Kaca di pimpin oleh Matoa Kaca
Adapun wilayah-wilayah Pabbicara/Onderdistrik/Kepala Desa sebagai berikut:
- Kampung Padali
- Kampung Lompoe
- Kampung Taluma Kaca
- Kampung Penre
Kampung Bunne ditiadakan dan dilebur kedalam Kampung Penre begitu juga Kampung Tamapning juga ditiadakan dan dimasukkan kedalam Kerajaan / Onderdistrik/Kepala Desa Panincong.
Berikut daftar nama-nama yang pernah menjadi Pabbicara di Attang Salo:
- La Pagemusu Pette Ponggawae Pabbicara Attang Salo Marioriawa
- Daeng Mamalu Pabbicara Attang Salo (Putra Lapagemusu Petta PonggawaE Bin La Mappaiyyo Datu Marioriawa)
- Daeng Mappilae Pabbicara Attang Salo (Putra Daeng Mamalu Pabbicara Attang Salo Bin Lapagemusu Petta PonggawaE)
- Daeng Pawellang Pabbicara Attang Salo (Putra Daeng Mappilae Pabbicara Attang Salo Bin Daeng Mamalu Pabbicara Attang Salo)
- Andi Pariwusi Daeng Mapadeng Pabbicara Attang Salo (Putra Daeng Pawellang Pabbicara Attang Salo Bin Daeng Mappilae Pabbicara Attang Salo)
Berikut daftar nama-nama yang pernah menjadi Arung Padali:
- Yabeng, Arung Padali Datu Marioriawa Attang Salo, (Putri dari Yatu Petta Walue Datu Marioriawa, dengan Latone Datu Soppeng) Yabeng menikah dengan La Maggalatung melahirkan anak antara lain 1. La Sumampa Datu Marioriawa dan Datu Panincong 2. I Dulu Datu Marioriawa
- La Massarasa Arung Pallengoreng, Arung Padali, (Putra La Temmasonge Datu Soppeng, Mangkau Bone dengan Bau Habibah)
- La Tuppu Arung Padali (Putra La Massarasa Arung Pallengoreng, Arung Padali)
- I Dulu Arung Padali Datu Marioriawa, I Dulu menikah dengan La Makkarakalangi Baso Tancung (Tanecung) Datu (Raja) Marioriawa, melahirkan La Koro Arung Padali Datu Marioriawa kemudian Idulu Datu Marioriawa menikah lagi dengan La Tenri Dolong Pangepa Soppeng Arung Bila Dan Datu Citta melahirkan beberapa anak diantaranya 1. Ali Datu Marioriawa. 2. Muhammad Tahereng Datu Enrekeng, kemudian Muhammad Tahereng Datu Enrekeng menikah dengan We Tenridio (Putri Lawana Datu Soppeng dengan Isa Arung Padali) melahirkan Andi Mapajanci Datu Marioriawa Merangkap Datu Soppeng XXXVII
- I Takalalla Arung Padali (Putri La Tuppu Arung Padali)
- La Koro Arung Padali Datu Marioriawa tahun 1885-1891 Merangkap Batara Wajo/Arungmatowa (Raja) Wajo XLI (Putar dari La Makkarakalangi Baso Tancung (Tanecung) Datu (Raja) Marioriawa dengan I Dulu Datu Marioriawa)
- La Passamula Datu Mariorawa MatinroE ri Batubatu tahun 1892-1897, Merangkap Datu Lompulle, Ranreng Talotenre dan Arung Matowa (Raja) Wajo, La Passamula menikah dengan We Jenna melahirkan anak bernama La Mappe Datu Marioriawa
- La Mappe Arung Padali Datu Marioriawa Tahun 1900-1911, La Mappe menikah dengan We Besse melahirkan anak bernama Isa Arung Padali kemudian Isa Arung Padali, kemudian La Mappe menikah lagi dengan I Cingkang melarkan anak bernama La Mori Daeng Baji (Andi Baji) Matoa Ri Lompoe Marioriawa. Selanjutnya Isa Arung Padali menikah dengan Andi Wana Datu Soppeng melahirkan beberapa anak antara lain 1. Andi Muhammad Galib / Datu Galibe Datu Marioriawa. 2. We Tenri Dio Datu Lompulle kemudian menikah dengan Andi Muhammad Tahir Petta Enrekeng melahirkan anak Andi Mappejanci Datu Marioriawa Merangkap Datu Soppeng XXXVII
- Isa Arung Padali kemudian Isa Arung Padali menikah dengan Andi Wana Datu Soppeng melahirkan Andi Galibe Datu Marioriawa (Datu Soppeng XXXVI)
- Andi Galibe Datu Marioriawa (Datu Soppeng XXXVI)
Berikut daftar nama-nama yang pernah menjadi Matoa Lompoe Marioriawa:
- Daeng Baji (Andi Baji) Matoa Lompoe Marioriawa (Putra dari La Mappe Arung Padali Datu Marioriawa dengan I Cingkang).
- Andi Wakka Daeng Mawakkang Matoa Lompoe Marioriawa (Putra Daeng Baji (Andi Baji) Matoa Lompoe Marioriawa dengan Icabbo)
Yang pernah menjadi Matoa di Kampung Taluma Kaca adalah La Ma'gangka (Putra Sullewatang Padali terakhir Lacammu) dan ia merupakan Matoa terahir di Kampung Taluma Kaca.
Dan pada erah kemerdekaan Republik indonesia bersamaan dengan meleburnya Kerajaan Soppeng dan Kerajaan Marioriawa bergabung dengan Republik Indonesia status Pabbicara Attang Solo berubah status menjadi Desa Attang Salo kemudian berubah menjadi Kelurahan Attangsalo. Pada Era Reformasi Kelurahan Attangsalo dimekarkan menjadi du kelurahan dan satu Desa Kelurahan Attang Salo, sehinggan menjadi Kelurahan Attang Salo, Kelurahan Kaca dan Desa Patampanua.
Di Attang Salo Pernah berdiri beberapa Istana Raja (Saoraja) Datu Marioriawa diantaranya :
- Saoraja Madining
- Saoraja Sumpangpala
Ada beberapa situs yang terdapat di Kelurahan Attang Salo, di antaranya Komplek Pekuburan Raja Marioriawa dan bangsawan lainnya di Jerak'e Madining.