Artur Axmann  (Jerman: [ˈaːɐ̯tʊʁ ˈaksman]; 18 Februari 1913 – 24 Oktober 1996) adalah pemimpin nasional (Reichsjugendführer) Nazi Jerman dari Pemuda Hitler (Hitlerjugend) sejak tahun 1940 hingga 1945. Ketika Perang Dunia II berakhir, Axmann merupakan anggota Nazi terakhir yang masih hidup dengan pangkat setara dengan Reichsleiter.

Artur Axmann
Axmann mengenakan seragam Wehrmacht pada September 1942
Pemimpin Muda Partai Nazi
Masa jabatan
8 Agustus 1940 – 8 Mei 1945
Ditunjuk olehAdolf Hitler
Sebelum
Pengganti
Jabatan tidak diteruskan
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir( 1913-02-18)18 Februari 1913
Hagen, Provinsi Westphalia, Kerajaan Prussia, Kekaisaran Jerman
Meninggal24 Oktober 1996(1996-10-24) (umur 83)
Berlin, Jerman
KebangsaanJerman
Partai politikPartai Nazi (1928–1945)
Karier militer
Pihak Nazi Jerman
Dinas/cabangWehrmacht
Volkssturm
Masa dinas1940–1941
1945
SatuanDivisi Infanteri 23 Wehrmacht
Pertempuran/perangPertempuran Prancis
Operasi Barbarossa
Berlin
Find a Grave: 103600476 Modifica els identificadors a Wikidata
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Kehidupan awal

sunting

Axmann lahir di Hagen, Westphalia, anak dari seorang petugas asuransi.[1] Pada tahun 1916, keluarganya berpindah ke Berlin-Wedding.[2] Ayah dari Axmann meninggal dunia dua tahun setelah menetap di Berlin. Axmann saat muda merupakan seorang siswa yang berprestasi dan sempat menerima beasiswa untuk sekolah menengah. Pada November 1928, Axmann bergabung dengan Pemuda Hitler setelah dirinya mendengar petinggi Nazi Joseph Goebbels berbicara. Axmann menjadi pemimpin sel lokal di distrik Wedding.

Karir Nazi

sunting

Pada September 1931, Axmann bergabung dengan Partai Nazi dan setahun berikutnya ia ditetapkan sebagai Reichsjugendführung dari Partai Nazi untuk melakukan penataan kembali organisasi dan sekolah vokasi Pemuda Hitler. Setelah peristiwa kebangkitan Nazi pada 1933, Axmann dipromosikan menjadi pemimpin daerah dan menjabat sebagai Kepala Kantor Sosial Pemuda Reich.[2]

Axmann memimpin program pelatihan vokasi negara dan berhasil meningkatkan status Pemuda Hitler. Ia pernah menjadi anggota sekaligus ketua komite hukum pemuda dari Hans Frank's Academy for German Law. Pada November 1934, Axmann ditunjuk menjadi pemimpin utama Pemuda Hitler Berlin. Dua tahun setelahnya, Axmann dipercaya untuk mengawasi kompetisi tahunan Reichsberufswettkampf.

Pada 30 Januari 1939, Axmann diberikan tanda kehormatan Golden Party Badge yang diperkenalkan pertama kali oleh Adolf Hitler pada Oktober 1933. Kemudian pada 1 Mei 1940, dia ditunjuk sebagai deputi dari seorang Reichsjugendführer bernama Baldur von Schirach.[2] Tak berselang lama, pada Oktober 1941 ia resmi menjadi anggota parlemen dari Reichstag dari daerah pemilihan 1, Prussia Timur.

Karir militer

sunting

Saat Perang Dunia II melanda benua Eropa, Axmann memiliki status militer sebagai anggota aktif dan sempat bertugas di Front Barat hingga Mei 1940. Saat bertugas pada divisi 23 infantri, Axmann beberapa kali terluka dan kehilangan lengan kirinya pada tahun 1941 ketika ditugaskan di Front Timur.[2]

Pada awal 1943, Axmann mengusulkan pembentukan divisi 12 Panzer Hitlerjugend kepada Heinrich Himmler dengan personil yang diambil dari organisasi Pemuda Hitler.[3] Adolf Hitler menyetujui usulan tersebut agar menggunakan anggota dari Pemuda Hitler yang lahir sebelum 1926 dan memulai pelatihan militer.

Di minggu terakhir perang Eropa, Axmann memimpin unit dari Pemuda Hitler, yang mana pada saat itu digabungkan bersama dengan pasukan Volkssturm atau Home Guard. Unit yang ia pimpin sebagian besar merupakan anak-anak dan remaja yang mengambil peran saat Pertempuran Seelower Höhen dan Pertempuran Berlin.[3]

Berlin 1945

sunting

Saat hari-hari terakhir Hitler di Berlin, Axmann merupakan salah satu orang yang hadir di dalam Führerbunker bersama dengan petinggi militer lainnya. Sementara itu, pers Jerman memberitakan penghargaan tertinggi German Order yang bisa didapatkan oleh anggota Partai Nazi atas pengabdiannya.[4] Ia dan Konstantin Hierl, orang yang juga menerima penghargaan bersama dengan Axmann, merupakan satu-satunya orang yang berhasil selamat dari Perang Dunia II. Penerima penghargaan lainnya telah terbunuh semasa perang, penghargaan diberikan baik pada saat sebelum maupun setelah gugur dalam pertempuran.[4]

Pada 30 April 1945, hanya beberapa jam sebelum bunuh diri, Hitler menandatangani perintah yang menyatakan perizinan pejabat negara untuk segera meloloskan diri. Berdasarkan laporan yang dibuat oleh Gruppenführer Hans Rattenhuber yang menjabat sebagai Kepala Reichssicherheitsdienst kepada orang Soviet yang menahan Axmann, ia diberikan pistol Walther PP yang tergeletak di ruangan Hitler oleh Heinz Linge, seorang supir pribadi Hitler. Diketahui pistol tersebut digunakan Hitler untuk bunuh diri dan Axmann hendak menyembunyikan pistol tersebut.[5]

Pada 1 Mei, Axmann meninggalkan Führerbunker sebagai bagian dari kelompok yang berusaha untuk meloloskan diri dari pengepungan Uni Soviet, bersama dengan Martin Bormann, Werner Naumann, dan dokter SS Ludwig Stumpfegger.[6] Kelompok ini berhasil menyeberangi sungai spree di Jembatan Weidendammer.[7]

Kelompok ini kemudian terpisah, Bormann, Stumpfegger, dan Axmann berjalan mengikuti jalur kereta api ke Stasiun Lehrter. Bormann dan Stumpfegger memilih untuk tetap mengikuti jalur menuju Stasiun Stettiner, namun Axmann memutuskan untuk berbalik arah sehingga harus berpisah dengan Bormann dan Stumpfegger.[8] Saat menyusuri jalan, Axmann bertemu dengan pasukan pataroli tentara merah sehingga ia memilih untuk kembali ke arah yang berlawanan. Tak lama ia melihat dua jasad, yang kemudian ia identifikasi sebagai Bormann dan Stumpfegger di jembatan Invalidenstrabe dekat dengan halaman langsir kereta api. Cahaya matahari memperlihatkan wajah kedua jasad tersebut.[9] Axmann tidak memiliki waktu untuk memeriksa jasad tersebut sehingga ia tidak tahu bagaimana mereka bisa meninggal dunia.[10] Pernyataannya kemudian terkonfirmasi melalui penemuan sisa jasad Bormann dan Stumpfegger pada tahun 1972, 27 tahun setelah Axmann melihat jasad mereka.[11]

Pasca perang

sunting

Axmann berhasil selamat dari tentara merah dan menjalani hidup dengan nama samaran "Erich Siewert" untuk beberapa bulan.[12] Pada Desember 1945, Axmann tertangkap di Lübeck ketika gerakan Nazi rahasia yang dipimpinnya terbongkar oleh Angkatan Darat Amerika Serikat saat operasi kontraintelijen dan menjalani banyak interogasi.[12]

Kesaksian Axmann tentang luka di kepala Hitler menjadi perdebatan sengit karena ia melihat darah menetes dari kedua pelipis, sebuah pengakuan yang tidak sesuai dengan kesaksian saksi lain. Axmann menafsirkan luka ini sebagai luka sekunder akibat tembakan yang menembus mulut Hitler, namun interpretasi ini diragukan oleh ahli forensik. Mereka berpendapat bahwa kaliber 7,65 mm yang digunakan Hitler tidak memiliki daya dorong yang cukup untuk menyebabkan "semburan hidrodinamik" seperti yang dijelaskan Axmann.[13]

Dua saksi kunci lainnya, Linge dan Günsche, memberikan kesaksian yang berbeda. Linge, yang merupakan ajudan pribadi Hitler, hanya mengingat satu luka di pelipis kanan Hitler.[14][15][16][17] Sementara itu, Günsche, yang juga berada di bunker Hitler saat kematiannya, awalnya mengaku tidak melihat luka sama sekali. Namun, dalam kesaksiannya pada tahun 1956 dan wawancara selanjutnya, Günsche menyatakan bahwa ia juga melihat luka di pelipis kanan.

Perbedaan kesaksian ini memunculkan berbagai teori tentang kematian Hitler. Salah satu teori yang diajukan oleh sejarawan Jerman, Anton Joachimsthaler, mencoba menjelaskan perbedaan ini dengan menyatakan bahwa setelah Hitler menembak dirinya sendiri, peluru tersebut mungkin menembus satu pelipis dan bersarang di pelipis lainnya.[18] Peluru yang bersarang ini kemudian pecah di dalam hematoma, menciptakan luka yang terlihat seperti luka keluar. Joachimsthaler merujuk pada penelitian Jerman tahun 1925 yang menunjukkan bahwa peluru 7,65 mm yang ditembakkan ke tubuh manusia kadang-kadang bisa bersarang atau pecah di dalam tubuh.[19]

Meskipun teori Joachimsthaler menarik, namun teori ini tidak sepenuhnya menjawab semua pertanyaan. Teori ini tidak menjelaskan mengapa dua tembakan 7,65 mm yang ditembakkan melalui pelipis Hitler dari jarak dekat keduanya menghasilkan luka keluar, seperti yang dilaporkan oleh saksi lain. Selain itu, kesaksian Axmann tentang dua luka di pelipis tetap tidak dapat dijelaskan oleh teori ini.[20]

Axmann dan SS-Rottenführer Mengershausen berpendapat bahwa jenazah Hitler tidak dapat diidentifikasi karena tembakan yang dilakukannya merusak gigi dan tulang rahangnya.[21] Meskipun demikian, selama dua dekade setelah perang, sejarawan Barat umumnya percaya bahwa Soviet telah menemukan seluruh tulang rahang Hitler, bukan hanya fragmen gigi.[21] Keyakinan ini diperkuat oleh buku Soviet tahun 1968 yang merinci temuan gigi Hitler dan Eva Braun, yang dianggap sebagai satu-satunya bagian jenazah yang ditemukan utuh.

Pada Mei 1949, pengadilan Denazifikasi Nuremberg menjatuhkan hukuman bagi Axmann selama tiga tahun tiga bulan penjara sebagai pelaku utama, namun ia tidak ditemukan bersalah dalam hal kejahatan perang.[12]

Pada 19 Agustus 1958, pengadilan Berlin Barat menetapkan denda kepada mantan pemimpin Pemuda Hitler, Artur Axmann, sebesar 35.000 mark karena mengindoktrinasi pemuda Jerman dengan paham Sosialisme Nasional hingga akhir perang di Eropa.[12] Meskipun dinyatakan bersalah atas indoktrinasi, ia tidak dinyatakan bersalah atas kejahatan perang.

Setelah dibebaskan, Axmann bekerja sebagai pengusaha dengan berbagai tingkat keberhasilan. Kemudian sejak tahun 1971, ia meninggalkan Jerman selama beberapa tahun dan tinggal di pulau Gran Canaria, Spanyol. Axmann kembali ke Berlin pada tahun 1976, di mana ia meninggal pada tanggal 24 Oktober 1996, pada usia 83 tahun. Penyebab kematiannya dan rincian anggota keluarganya yang selamat atau masih hidup tidak diungkapkan.[22]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Joachimsthaler 1999, hlm. 283.
  2. ^ a b c d Hamilton 1984, hlm. 247.
  3. ^ a b McNab 2013, hlm. 295.
  4. ^ a b Angolia 1989, hlm. 223, 224.
  5. ^ Vinogradov 2005, hlm. 195.
  6. ^ Beevor 2002, hlm. 382–383.
  7. ^ Beevor 2002, hlm. 382.
  8. ^ Le Tissier 2010, hlm. 188.
  9. ^ Trevor-Roper 2002, hlm. 193.
  10. ^ Beevor 2002, hlm. 383.
  11. ^ Lang 1979, hlm. 410, 432, 436.
  12. ^ a b c d Hamilton 1984, hlm. 248.
  13. ^ Joachimsthaler 1999, hlm. 157, 164.
  14. ^ Joachimsthaler 1999, hlm. 154–156, 165.
  15. ^ Fischer 2008, hlm. 47.
  16. ^ Brisard & Parshina 2018, hlm. 177–178, 217, 219, 259, 297–298.
  17. ^ Linge 2009, hlm. 199–201.
  18. ^ Joachimsthaler 1999, hlm. 154–156, 161–164, 166.
  19. ^ Joachimsthaler 1999, hlm. 161–164, 166.
  20. ^ Trevor-Roper 2002, hlm. lvi.
  21. ^ a b Trevor-Roper 2002, hlm. xliii.
  22. ^ Cowell, Alan (7 November 1996). "Artur Axmann, 83, a Top Nazi Who Headed the Hitler Youth". The New York Times. Diakses tanggal 2 February 2014. 

Bibliografi

sunting

Bacaan lebih lanjut

sunting

Pranala luar

sunting
  • Kliping surat kabar tentang Artur Axmann di Arsip Pers Abad ke-20 dari Perpustakaan Ekonomi Nasional Jerman (ZBW)