Artomo merupakan lulusan program master Institut Pendidikan Bisnis dan Manajemen, OTC/California State University Fulerton. Dia menamatkan pendidikannya tersebut pada tahun 1990. Sebelumya, dia merupakan lulusan sarjana Fakultas Farmasi (1972) dan Spesialis Apoteker (1974) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pada saat berkuliah di Universitas Gadjah Mada, dia sempat menjadi asisten dosen ilmu farmasi/resep di Fakultas Farmasi. Setelah dia langsung bekerja di PT Meiji Indonesia, salah satu perusahaan farmasi Indonesia di daerah Bangil, Pasuruan, Jawa Timur yang bermitra dengan perusahaan asal Jepang, PT Meiji Seika Kaisha, Ltd. Kala itu PT Meiji Indonesia baru merintis sehingga Artomo mendapat tugas untuk mengikuti training di Jepang dalam rangka mempelajari manajemen, teknik farmasi dan juga bahasa Jepang selama kurang lebih satu tahun. Pada awal tahun 1975, Artomo pulang ke tanah air untuk menerapkan apa yang dipelajari olehnya di Jepang. Bersama dengan sekitar sepuluh orang karyawan, Artomo dipercaya menjabat sebagai quality control supervisor. Tak lama dia dinaikkan jabatannya menjadi quality control manager. Namun pada tahun 1980, Artomo dipindahkan ke bagian administrasi perusahaan dengan menjabat personnel and general affair manager.

Pada 1982, Meiji mulai membuat bahan baku antibiotika setelah sekian lama hanya menghasilkan formulasi injeksi, kapsul dan tablet. Maka untuk keperluan pembuatan bahan baku tersebut, Artomo ditugaskan kembali belajar di Jepang dan Korea, sampai tahun 1984. Artomo kemudian dipercaya merangkap jabatan manajer produksi bahan baku. Akhir 1984, dia ditarik ke head office di Jakarta untuk menduduki jabatan assistant general manager. Pada tahun 1985, general manager sebelumnya mengundurkan diri, sejak saat itu dia dipercaya menggantikan kedudukannya. PT Meiji Indonesia termasuk perusahaan penanam modal asing sejak 1974 yang merupakan pionir produsen obat-obatan antibiotika. Dapat dikatakan bahwa Artomo memegang peranan penting dalam membangun PT Meiji Indonesia.

Artomo menerapkan sifat dasar administrasi yang mengoptimalkan pelayanan untuk bidang-bidang lain di perusahaan. Selain itu, Artomo meyakini bahwa administrasi harus mengetahui dan belajar melayani. Selain itu, administrasi harus dapat menciptakan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan tersebut.[1]

Referensi

sunting
  1. ^ Top Eksekutif Indonesia. Jakarta: PT Ciptawidya Swara. 1992. hlm. 85–93. ISBN 979-820801-3.