Arsitektur Katolik Mangalore

Arsitektur Katolik Mangalore memiliki pengaruh yang kuat dari arsitektur Mangalore, Italia, dan Portugis.

Genting Mangalore

sunting
 
Genting Mangalore

Genting Mangalore dianggap sebagai genting atap dengan kontribusi yang paling paling menonjol di dunia ini. Genting merah ini, terbuat dari tanah liat keras, sangat diminati di seluruh India, Myanmar, dan Sri Lanka, dan bahkan dikirim hingga ke Afrika Timur, Timur Tengah, Eropa, dan Australia. Genting Mangalore merupakan satu-satunya genting yang direkomendasikan untuk bangunan-bangunan pemerintahan di India selama rezim Britania,[1][2] serta masih menegaskan kaki langit (skyline) Mangalore dan menampilkan ciri perkotaannya.[3]

Genting Mangalore diekspor[4] ke Timur Jauh, Eropa, Australia, Afrika, dan juga negara-negara Timur Tengah. Saat ini kebanyakan orang menjadi lebih stylish dan modern sehingga tidak ada yang berminat pada rumah genting dengan gaya lama, dan strutur beton menggantikannya. Tetapi rumah-rumah berdesain modern masih menggunakan genting Mangalore sebagai suatu Style.

Gereja

sunting
 
Kapel St. Aloysius di Mangalore yang dibangun pada tahun 1899-1900; rangkaian lukisan indah pada interior atap dan dindingnya dibuat oleh Bruder Antonio Moscheni, seorang Yesuit Italia.[5]

Peralihan Vikariat Mangalore ke Yesuit Italia pada tahun 1878 dan pendirian Keuskupan Mangalore pada tahun 1886 menyebabkan kedatangan banyak misionaris Katolik Roma, terutama Yesuit dari Italia dan Portugal, yang berperan dalam pembangunan banyak bangunan gereja (dan kapel) di Mangalore. Corak Katolik Mangalore dalam pembangunan gereja karenanya terpengaruh oleh corak Portugis dan Italia.

Catatan

sunting
  1. ^ (Inggris) Somerset & Bond Wright, hlm. 510
  2. ^ Somerset & Bond Wright, hlm. 511
  3. ^ (Inggris) Babu, Savitha Suresh (2007-02-17). "Tiles for style". The Hindu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-03-07. Diakses tanggal 2008-04-05. 
  4. ^ (Inggris) Mangalore Tiles - Hotfrog
  5. ^ (Inggris) "St Aloysius Chapel". Kolese St. Aloysius (Mangalore). Diakses tanggal 22 October 2015. 

Referensi

sunting