Arminius

kepala suku Jermanik Cherusci abad ke-1, mengalahkan Romawi pada 9 M
Untuk teolog Belanda, lihat pula Jacobus Arminius

Arminius (atau Armin dan Ehreminez; dikenal pula sebagai Hermann der Cherusker atau Siegfried, 17 SM ? - 21 M) adalah salah seorang pemimpin puak Jermanik yang berhasil mengalahkan pasukan Kekaisaran Romawi pada awal abad I Masehi; dan dengan demikian membuat wilayah sebelah barat Sungai Rhein bagian utara tidak pernah lagi berada di bawah Kekaisaran Romawi.

Peragaan Arminius sebagai Hermann di sebuah monumen di Detmold.

Pengetahuan tentang Arminius sebagian besar diketahui dari tulisan Tacitus, seorang penulis sejarah Romawi. Arminius dilahirkan dari keluarga pemimpin puak Cheruski yang menghuni tepian Sungai Weser. Pada usia empat tahun ia dibawa oleh pasukan Romawi, bersama saudaranya, untuk dididik kemiliteran karena wilayah itu menjadi taklukan Romawi. Pada akhir kedinasan militer, mereka kemudian dikembalikan ke sukunya. Namun, Arminius malah merancang usaha perlawanan sekembalinya ia ke wilayah puaknya dengan mengumpulkan kekuatan berbagai puak-puak Jermanik lainnya. Pengalaman berperang di berbagai wilayah taklukan Romawi (misalnya di Dalmatia dan Pannonia) juga membuat ia percaya diri untuk bisa mengalahkan pasukan Romawi.

Dalam sejarah Jerman, Arminius sering digambarkan sebagai pahlawan pembebas bangsa Jerman dari penaklukan Romawi, walaupun pada saat itu belum dikenal bangsa Jerman. Sekembalinya dari kedinasan militer pada sekitar tahun 7 M, ia menghimpun sejumlah pemimpin puak Jermanik untuk bangkit melawan Romawi. Pertempuran yang paling besar dan penting adalah yang berlangsung pada tahun 9 M, di kala pasukan gabungan puak-puak Jermanik memorak-porandakan kekuatan Romawi di Hutan Teutoburg (Teutoburgerwald), di utara kota Detmold, Niedersachsen sekarang, sehingga jenderal Romawi yang bernama Varus terbunuh (atau bunuh diri). Kepalanya dipenggal dan dibawa Arminius kepada Marbod, pemimpin puak Jermanik paling berpengaruh yang belum mau bergabung dengan sekutunya. Kekalahan ini membuat Kaisar Tiberius melakukan negosiasi dengan para pemimpin puak Jermanik, sambil melancarkan serangan balasan di bawah pimpinan jenderal Germanicus, hingga akhirnya menghentikan usaha itu pada tahun 16 M dan mempertahankan batas wilayah Romawi tetap di bagian barat Sungai Rhein. Kelak, para kaisar penerus Tiberius memperluas wilayah di timur Rhein dengan membangun batas buatan yang dikenal sebagai Limes, suatu dinding demarkasi yang membentang ribuan kilometer dari Rhein hingga ke Passau, sekarang.

Selepas menghadapi perlawanan militer Romawi, kembali puak-puak Jermanik mengulangi "kebiasaan" lama mereka untuk saling berperang. Dalam salah satu perselisihan dengan kelompoknya, Arminius terbunuh atau dibunuh pada usia sekitar 37 tahun.

Kepahlawanan Arminius ini dibangkitkan oleh Martin Luther, yang "mentahbiskannya" sebagai Hermann, dan dijadikan simbol cita-cita persatuan bangsa-bangsa Jerman yang pada masanya terpecah-pecah dalam berbagai kerajaan yang bergabung secara (sangat) longgar di bawah Kekaisaran Romawi Suci. Akibatnya adalah mulainya penambahan "dari bangsa Jerman" (deutscher Nation) dalam beberapa penulisan resmi konfederasi itu. Pada abad ke-19 kembali Arminius dikaitkan dengan tokoh legendaris Siegfried (Sigmund dalam istilah Nordik) "Sang Pemenggal Naga", untuk membangkitkan semangat persatuan bangsa Jerman.

Walaupun masih dianggap sebagai pahlawan, banyak ahli sejarah Jerman sekarang memandangnya secara lebih netral, dengan melihat sisi gelap Arminius yang tampaknya melawan kehendak sebagian besar para pemimpin puak-puak Jermanik yang tidak berkeberatan dengan kehadiran Romawi, dan memandang bahwa perlawanan itu sebetulnya usaha Arminius untuk diakui sebagai pemimpin utama kaum Jermanik.

Dari nama "Arminius" ini diturunkan nama klub sepak bola anggota Bundesliga, Arminia Bielefeld.

Lihat pula

sunting