Apollo dan Dafne adalah cerita tentang kisah cinta Dewa Apollo dan Dafne dalam mitologi Yunani. Apollo adalah dewa musik dan matahari sementara Dafne adalah putri dari dewa sungai Peneus. Percintaan keduanya bukanlah sesuatu yang tidak disengaja namun melainkan ulah dari dewa Cupid/Eros, anak dari dewi Afrodit (mitologi Romawi: Venus). Eros tersinggung atas kesombongan Apollo sehingga Eros berkata, "Apollo, panahmu dapat menghancurkan semua yang ada di dunia, sedangkan panahku dapat menghancurkanmu!"

"Apollo dan Dafne", lukisan yang dibuat pada akhir abad ke-15 oleh Piero Pollaiuolo.

Eros mengambil 2 anak panah yang berbeda, anak panah emas yang tajam (anak panah rasa cinta) ditembakkan tepat di jantung Apollo, sedangkan anak panah lainnya yaitu anak panah timah yang tumpul (anak panah kebencian) ditembakkan ke arah Dafne. Akibatnya Apollo menjadi sangat mencintai Dafne sedangkan Dafne menjadi sangat membenci Apollo, dan dimulailah kejar-mengejar antara Apollo dan Dafne.

Dafne lari sampai ke ujung dunia dan Apollo pun mengejar Dafne sampai ke ujung dunia. Sampai akhirnya Dafne menyerah karena kehabisan tenaga dan meminta pada ayahnya sang dewa sungai Peneus untuk mengubah dirinya menjadi pohon. Peneus pun mengabulkan permintaan anaknya dan diubahnyalah Dafne menjadi pohon salam. Pada saat melihat kejadian itu Apollo berkata, "Karena kau tidak dapat menjadi istriku", katanya, “kau tetap akan menjadi pohonku. Aku akan mengenakan kau sebagai mahkotaku. Dan seperti keabadianku, kau akan selalu hijau, dan daun-daunmu tidak akan gugur". Oleh mulai saat itu Apollo pun mengenakan mahkota yang terbuat dari daun salam dan karena kejadian ini pun maka daun salam tidak bisa layu.

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting