Sebagai suatu istilah umum, sebuah substansi akan disebut anhidrat jika tidak mengandung air. Cara supaya substansi tersebut menjadi anhidrat tentu berbeda antara satu substansi dengan substansi lainnya. Maka, dapat dikatakan bahwa suatu senyawa/zat anhidrat dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai campuran yang tidak mengandung air.

Pelarut

sunting

Dalam banyak kasus, adanya air dapat menyebabkan terbentuknya produk atau reaksi yang tidak diinginkan. Untuk mencegah hal ini terjadi, maka diharuskan untuk memakai pelarut anhidrat ketika sedang melakukan reaksi tertentu. Contoh reaksi yang harus memakai pelarut anhidrat adalah reaksi Grignard dan reaksi Wurtz.

Sebuah pelarut biasanya dibuat anhidrat dengan cara dipanaskan pada substansi higroskopik, logam natrium adalah salah satu logam paling umum yang sering digunakan. Metode lainnya yang digunakan adalah dengan menambahkan saringan molekul atau basa alkali semacam kalium hidroksida atau barium oksida. Dewasa ini juga ada alat purifikasi pelarut yang namanya Kolom Grubb. Alat ini dapat mengurangi bahaya yang ditimbulkan dari metode-metode dehidrasi sebelumnya.[1]

Beberapa substansi yang eksis dalam bentuk gas pada suhu dan tekanan standar biasanya digunakan sebagai pelarut/campuran. Maka, untuk membedakan namanya, maka kata-kata anhidrat biasanya disertakan untuk membedakan antara zat tersebut, contohnya:

  • gas amonia, merujuk pada amonia anhidrat, untuk membedakannya dengan amonium hidroksida.
  • gas hidrogen klorida biasanya disertai dengan kata anhidrat untuk membedakannya dengan pelarut hidrogen klorida lainnya yang biasa digunakan.

Referensi

sunting
  1. ^ "Guidelines for solvent purification at UC Davis". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-02-07. Diakses tanggal 2011-11-07.