Andreas Diantoro (lahir 12 September 1968) adalah seorang eksekutif profesional yang berasal dari Indonesia. Ia dikenal sebagai Presiden Direktur Microsoft Indonesia sejak 15 Februari 2012 menggantikan posisi yang sebelumnya dijabat Sutanto Hartono[1] Sebelum menjabat sebagai Presiden Direktur di Microsoft Indonesia, ia sempat menjabat sebagai Managing Director Dell Asia (November 2005 - 2012). Di Dell, Ia memimpin 23 negara di Asia. Ia juga sempat bekerja untuk Hewlett Packard (HP), sejak 1994. Pada 1999 hingga 2005, ia menjabat sebagai Managing Director HP Indonesia.[2]

Riwayat hidup

sunting

Andreas Diantoro dilahirkan dari dari keluarga atlet Basket. Kedua orang tuanya, Diantoro dan Juliana adalah atlet basket yang dipertemukan di Pekan Olahraga Nasional. Ayahnya, Diantoro adalah atlet yang mewakili provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sedangkan ibunya, Juliana mewakili Jawa Tengah.[3] darah atlet juga mengalir dalam darahnya, ia bahkan pernah berangan-angan menjadi atlet basket profesional seperti kedua orang tuanya. Namun cita-citanya terpaksa harus diurungkan, karena ditentang oleh ayahnya yang khawatir anaknya tak bisa memperoleh penghidupan jelas. Hal ini lumrah pada saat tersebut, hidup sebagai olahragawan memang sulit. Ketika ia mulai bersekolah di SMA Bopkri 1, Yogyakarta, ia mulai membatasi diri bermain basket. Tak disangka, saran ayahnya ini yang membawanya sukses lulus dari SMA, dan mendaftar di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia merupakan satu angkatan dengan Gubernur Jawa Tengah,Ganjar Pranowo. Pada 1987, setelah dua tahun kuliah di UGM, ia mendapat kesempatan untuk pindah ke Amerika Serikat, untuk pindah jurusan ke bidang pemasaran, di University of Iowa. Di Amerika Serikat, sambil berkuliah, ia sempat bekerja paruh waktu, sebagai pengangkut sampah dan pelipat selimut rumah sakit.[4]

Perkenalan pertamanya dengan dunia IT adalah saat ia mendapat tawaran kerja sebelum lulus, dari perusahaan perangkat lunak Babbage's. Perusahaan ini kemudian menjadi jaringan ritel permainan video GameStop.Di sini ia berurusan dengan berbagai perangkat lunak, seperti MS DOS 4.0, Lotus 1-2-3, hingga mesin game PC TurboGrafx dan arcade NeoGeo. Setelah lulus sarjana, ia melanjutkan studi ke program Master of Business Administration di Western Illinois University. Barulah pada tahun 1993, ia memutuskan pulang ke Indonesia.

Gelar sarjana dan master luar negeri ternyata bukan jaminan untuk langsung mendapatkan jabatan, ia harus memulai dari bawah dengan menjadi penjual jasa asuransi dari Panin Life Insurance. Dari sana, ia pindah ke anak perusahaan Singapore Airlines, dan berlanjut ke perusahaan komputer Hewlett Packard (HP). Setelah 11 tahun lamanya di Hewlett Packard (HP), ia memutuskan untuk berpindah menjadi Managing Director kawasan Asia Selatan perusahaan komputer Dell.[5] Pada 15 Februari 2012, ia resmi bergabung dengan Microsoft Indonesia sebagai Presiden Direktur.

Jabatan

sunting

Lihat juga

sunting

Referensi

sunting