Anarkisme di Indonesia

Anarkisme merupakan teori politik yang memiliki tujuan menciptakan tindakan anarki, ketiadaan tuan, tanpa raja yang berkuasa. Dalam kata lain, anarkisme merupakan teori politik yang bertujuan untuk menciptakan kebebasan individu berkumpul bersama dalam suatu masyarakat secara sederajat.[1][2]

Tujuan Anarkisme

sunting

Pada dasarnya Anarkismes merupakan filosofi yang percaya oleh manusia sebagai anggota masyarakat yang tidak mau diperintah maupun hidup dalam belenggu otoritas. Anarkisme seringkali dikatakan sebagai biang kerok dalam kekerasan dan sudah mencapai puncaknya di Indonesia. Bebarapa Media massa beramai-ramai menggunakan diksi tersebut untuk menjelaskan keterkatan dengan kurusuhan, kebrutalan, dan pengrusakan lainnya.[3]

"Meskipun pemahaman umum mengenai anarkisme adalah sebuah gerakan anti-negara yang penuh dengan kekerasan, anarkisme adalah sebuah tradisi yang bernuansa lebih dalam daripada sekadar perlawanan terhadap kekuasaan pemerintah. Kaum anarkis menentang pemikiran bahwa masyarakat membutuhkan kekuasaan dan dominasi, dan malah membela bentuk-bentuk organisasi sosial, politik, dan ekonomi yang anti-hierarkis dan lebih kooperatif" (L. Susan Brown)

Pandangan politik yang bertujuan untuk menciptakan suatu masyarakat yang di dalamnya individu bebas berkumpul bersama secara sederajat (egaliter) tanpa adanya hierarki. Anarkisme melawan semua bentuk kontrol hierarkis, baik kontrol oleh negara maupun kapitalis, sebab hierarki dianggap merugikan individu dan individualitas seseorang dan secara pemikiran sosial yang penganutnya menganjurkan penghapusan kapitalisme dan menggantinya dengan kepemilikan bersama. Sederhananya, anarkisme merupakan kebebasan otoritas atau keadaan tanpa pemerintahan. Kata Anarki lahir sebagai respon akan konsep demokrasi dan tanggapan terhadap sistem politik lainnya. Sejarahnya, setelah revolusi Prancis pada tahun 1793, paham anarkisme menjadi politik alternatif bagi monarki dan masyarakat atas teokrasi untuk menuju kesetaraan total dan menghapuskan otoriter.[4].[5]

"Anarkisme adalah sebuah sistem sosialis tanpa pemerintahan. Ia dimulai di antara manusia, dan akan mempertahankan vitalitas dan kreativitasnya selama merupakan pergerakan dari manusia" (Peter Kropotkin)

Sejarah anarkisme di dunia

sunting

Anarkisme modern adalah bagian penting dari gerakan pekerja pada akhir abad ke-19. Modernisme, industrialisasi, reaksi terhadap kapitalisme, dan migrasi massal membantu anarkisme berkembang dan menyebar ke seluruh dunia. Kecenderungan utama anarkisme sebagai gerakan sosial telah diwakili oleh anarko-kolektivisme, anarko-komunisme dan anarko-sindikalisme, dengan anarkisme individualis menjadi fenomena literatur utama.

Dengan bertumbuhnya gerakan buruh, bentrokan antara anarkis dan komunis Marxisme menjadi tidak terhindarkan. Kedua aliran ini terbelah di kongres kelima Internasional Pertama pada 1872. Peristiwa selanjutnya tidak membantu mengurangi kesenjangan. Anarkis berpartisipasi dengan antusias dalam Revolusi Rusia, tetapi begitu kelompok Bolshevik mengukuhkan kekuasaannya, kelompok anarkis ditekan dengan kejam terutama di Kronstadt dan Ukraina. Momen paling menonjol dari anarkisme adalah Perang Saudara Spanyol yang berakhir dengan kekalahan anarkis dan seukutunya. Anarkisme sebagai gerakan tampak mati setelah Perang Dunia II.

Namun, pada 1960-an mereka muncul kembali dalam berbagai bentuk, khususnya dalam gerakan antiglobalisasi. Bersama dengan tren anarkisme klasik, semakin banyak kelompok akar rumput yang mengadopsi cara organisasi yang anarkistik.

Sejarah gerakan anarkisme di Indonesia

sunting

Berdasarkan sejarah di dunia, paham anarkismes pertama kali muncul di benua Eropa pada abad ke-18. Sedangkan sejarahnya di Indonesia dimulai pada era penjajahan Belanda. Sejarah paham anarkisme di Indonesia bermula dari Tokoh Indonesia yang bernama Edward Douwes Dekker atau dikenal sebagai Multatuli lewat sebuah bukunya Max Havelaar yang memberikan pengaruh kuat kepada para anarkis di Hindia Belanda.[6]

Setelah itu, Banyak muncul pejuang gerakan antikolonial di Hindia Belanda, dimulai tahun 1918 dan mulai tumbuh pada tahun 1990-an dikarenakan adanya kelompok-kelompok yang direkrut oleh PRD (Partai Rakyat Demokratik) selama satu dekade terakhir Orde Baru dengan membentuk Front Anti Fasis (FAF).[7][8]

Lahirnya (FAF) menginisiasi dua konsolidasi nasional yaitu munculnya Jaringan Anti Fasis Nusantara (JAFNus) pada tahun 1999 dan membentuk Jaringan Anti-Otoritarian (JAO). pada tahun 2007 yang merupan bertujuan untuk melengserkan rezim orde baru.[butuh klarifikasi]

Sejak 2007, semakin banyak gelombang perlawanan yang ditunjukkan oleh para anarkis di Indonesia. Sebagian harus mengalami penangkapan dan pemenjaraan.[9][10]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Joseph Proudhon, Pierre (2008). "What is Property?": 264. ISBN 0521405564. 
  2. ^ "ANARCHISM, a social philosophy that rejects authoritarian government and maintains that voluntary institutions are best suited to express man's natural social tendencies." George Woodcock. "Anarchism" at The Encyclopedia of Philosophy
  3. ^ Para Pemikir Anarkisme, Siapa Saja Mereka?. Tirto.id
  4. ^ Anarko Sindikalis dan Jejak Anarkisme di Indonesia. Detik.com
  5. ^ "anarchists are opposed to irrational (e.g., illegitimate) authority, in other words, hierarchy — hierarchy being the institutionalisation of authority within a society." "B.1 Why are anarchists against authority and hierarchy?" Diarsipkan 2012-06-15 di Wayback Machine. in An Anarchist FAQ
  6. ^ Gerakan dan Ide Anarkisme di Indonesia. Detik.com
  7. ^ Cahya, Muhammad Fahmi Nur (2015). "Fenomenologi Anarkisme" (PDF). Jurnal Unair. 4 (1): 1–10. 
  8. ^ Putra, Ferdhi Fachrudin (2011). "Tanpa Negara, Tanpa Kapitalis (Studi Dinamika Formasi dan Perjuangan Kelompok-Kelompok Anarkis di Indonesia Periode 1999-2010)". Universitas Gadjah Mada. 
  9. ^ Anarkisme dan Sejarahnya di Indonesia Diarsipkan 2021-02-15 di Wayback Machine.. Bicara.co.id
  10. ^ Anarko Sindikalis dan Jejak Anarkisme di Indonesia. Detik.com