Amsal 3 (disingkat Ams 3) adalah pasal ketiga Kitab Amsal dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1][2]

Amsal 3
Kitab Amsal lengkap pada Kodeks Leningrad, dibuat tahun 1008.
KitabKitab Amsal
KategoriKetuvim
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
20
pasal 2
pasal 4

Struktur

sunting

Ayat 1

sunting
Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku, (TB)[4]

Ayat 2

sunting
karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu. (TB)[5]

Pada umumnya, menaati Allah dan hidup sesuai dengan prinsip-prinsip-Nya yang kudus akan menghasilkan kesehatan yang lebih baik (Amsal 3:8), hidup yang lebih lama, dan hidup yang lebih sejahtera dan berkelimpahan (Amsal 3:16). Akan tetapi, prinsip umum ini tidak boleh dianggap sebagai jaminan mutlak tanpa kecuali. Kadang-kadang orang benar menderita juga (Ayub 1:1–2:13) dan tidak hidup sampai tua (Kis 7:59-60); sebaliknya, kadang-kadang justru orang fasiklah yang sehat dan makmur (Mazmur 73:3,12; Yak 5:5), sekalipun hukuman terakhir bagi mereka sudah pasti (Mazmur 73:17–20; Yak 5:1–4).[6]

Ayat 3

sunting
Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, (TB)[7]

Ayat 4

sunting
maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia. (TB)[8]

Ayat 5

sunting
Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. (TB)[9]

Percaya kepada Tuhan dengan segenap hati adalah lawannya meragukan Allah dan firman-Nya. Kepercayaan semacam itu merupakan dasar bagi hubungan kita dengan Allah dan dilandaskan pada anggapan bahwa Ia dapat diandalkan. Selaku anak-anak Allah kita dapat yakin bahwa Bapa Sorgawi mengasihi kita dan dengan setia akan memelihara kita (lihat Matius 10:31), membimbing kita dengan benar, memberikan kepada kita kasih karunia dan menggenapi janji-janji-Nya. Pada masa-masa yang paling sulit dalam kehidupan kita, kita dapat menyerahkan hidup kita kepada Tuhan (bandingkan Mazmur 37:5) dan yakin bahwa Ia akan bertindak menolong kita.[6]

Pengertian kita sendiri terbatas, dan mudah salah (Efesus 4:18). Karena itu harus diterangi oleh firman Allah dan dipimpin Roh Kudus (Roma 8:9–16). Kita harus berdoa memohon hikmat dan kehendak Allah di dalam semua keputusan dan sasaran hidup kita (lihat Amsal 2:3) daripada bersandar pada pertimbangan kita sendiri (Amsal 3:7).[6]

Ayat 6

sunting
Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.[10]

Dalam semua rencana, keputusan, dan tindakan kita, hendaknya kita mengakui Allah sebagai Tuhan dan kehendak-Nya sebagai keinginan tertinggi kita. Setiap hari kita harus hidup dalam hubungan yang erat dan percaya Allah, senantiasa mengharapkan pengarahan dari Dia "dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur" (lihat Filipi 4:6). Apabila kita melaksanakan hal ini, Allah berjanji untuk meluruskan jalan kita; yaitu, Dia akan menuntun kita menuju sasaran yang ditetapkan-Nya untuk kehidupan kita, menyingkirkan semua halangan dan memungkinkan kita melakukan pilihan yang betul (lihat Amsal 11:5; Yesaya 45:13).[6]

Ayat 9

sunting
Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu. (TB)[11]

Bangsa Israel mempersembahkan hasil panen pertama mereka kepada Tuhan sebagai pengakuan bahwa Dialah pemilik tanah itu (Imamat 23:10; Imamat 25:23; Bilangan 18:12–13). Kita juga jarus memberikan hasil pertama dari pendapatan kita kepada Allah supaya menghormati Dia sebagai Tuhan atas kehidupan dan harta milik kita. Maka Allah akan membuka jalan untuk mencurahkan berkat-Nya atas kita (lihat Maleakhi 3:10; 2 Korintus 9:6). "Siapa yang menghormati Aku akan Kuhormati" (1 Samuel 2:30) adalah janji Allah kepada semua orang yang dengan setia dan murah hati memberikan uang mereka.[6]

Ayat 16

sunting
Umur panjang ada di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan. (TB)[12]

Kekayaan dan kehormatan duniawi tidak selalu diterima sekalipun orang percaya sudah hidup sesuai dengan hikmat Allah. Namun orang itu bisa yakin bahwa ia akan menerima kekayaan dan kehormatan kekal dari Allah sebagai warisan masa depannya (Lukas 16:11; Efesus 1:18; 3:8).[6]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada perjanjian lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  2. ^ (Indonesia) WS Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 2, sastra dan nubuatan. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994.
  3. ^ Amsal 1:1
  4. ^ Amsal 3:1 - Sabda.org
  5. ^ Amsal 3:2 - Sabda.org
  6. ^ a b c d e f The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  7. ^ Amsal 3:3 - Sabda.org
  8. ^ Amsal 3:4 - Sabda.org
  9. ^ Amsal 3:5 - Sabda.org
  10. ^ Amsal 3:6
  11. ^ Amsal 3:9 - Sabda.org
  12. ^ Amsal 3:16 - Sabda.org

Pranala luar

sunting