Amanremu
Amanremu (juga disebut Parang Amanremu, Amanremoe, Amaremoe, Meremoe, Mermo, Semaremoe, Samaremoe atau Samaremu)[1] adalah senjata sejenis pedang dari Sumatera Utara, Indonesia. Senjata ini digunakan oleh suku Batak dan suku Gayo.[2]
Amanremu | |
---|---|
Sebuah amanremu, sebelum tahun 1918 | |
Jenis | Pedang, Klewang |
Negara asal | Indonesia |
Sejarah pemakaian | |
Digunakan oleh | Suku Batak, Suku Gayo |
Spesifikasi | |
Panjang | 70-80 cm |
Tipe pedang | Satu mata, flat grind |
Tipe gagang | Kayu, tanduk, lembaran logam |
Jenis sarung | Kayu, tanduk, lembaran logam, rotan |
Deskripsi
suntingAmanremu mempunyai bilah satu mata yang lurus dengan ujung yang membulat. Pada bilahnya, dari pegangan ke ujung ketebalannya menipis dan lebarnya melebar ke arah ujung dengan bentuk membulat di ujungnya. Pusat gravitasi bilah terletak di ujungnya untuk meningkatkan daya pembelah. Ujung depan bagian bawahnya membulat. Gagangnya tidak memiliki pelindung, terbuat dari kayu atau tanduk dan biasanya berbentuk seperti garpu di ujung belakangnya. Ada beberapa jenis gagang tergantung tempat pembuatan atau kegunaannya. Sarungnya terbuat dari dua kepingan kayu. Dua kepingan kayu ini disatukan dengan tali rotan atau dengan lembaran logam tipis. Bisa dikatakan amanremu adalah versi lain dari parang.[3]
Referensi
sunting- ^ Amir Mertosedono (1987). Mengenal senjata tradisional kita. Dahara Prize. hlm. 106. OCLC 28711613.
- ^ Christiaan Snouck Hurgronje (1996). Tanah Gayo dan penduduknya. INIS. hlm. 311. ISBN 97-981-1645-3.
- ^ Albert G Van Zonneveld (2002). Traditional Weapons of the Indonesian Archipelago. Koninklyk Instituut Voor Taal Land. hlm. 23. ISBN 90-5450-004-2.