Amanat Lateka
Amanat Lateka (bahasa Inggris: Lateka's Mandate) atau Mandat Lateka, adalah pernyataan sikap paling jelas dari pemimpin Pasukan Merah, Adven Lateka, mengenai alasan mereka tentang penyerangan dalam periode ketiga dari Kerusuhan Poso. Amanat ini diketik dalam selembar kertas, dijadikan surat dan dialamatkan kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Surat ini di-atribusikan kepada A. L. Lateka, tetapi baru mendapatkan perhatian saat dibacakan secara publik beberapa hari setelah kematiannya.[1]
Secara garis besar, isi amanat tersebut adalah tentang tekad mereka untuk melumpuhkan atau menangkap perusuh/provokator yang dilindungi oleh pemerintah, berjuang untuk mengembalikan hak asasi manusia di Poso, yang secara sistematis menurut mereka tidak berjalan dengan baik. Mereka juga meminta pasukan keamanan harus berhenti berpihak kepada salah satu kelompok yang bertikai.[2][3]
Referensi
sunting- ^ McRae, Dave (2013). A Few Poorly Organized Men: Interreligious Violence in Poso, Indonesia. hlm. 30. Diakses tanggal 27 November 2016.
- ^ Damanik, Rinaldy. Tragedi Kemanusiaan Poso: Menggapai Surya Pagi. hlm. 31–32. Diakses tanggal 1 Desember 2016.
- ^ "Memperjuangkan Amanat Lateka". Formasi. Juli 2000. hlm. 7.
Sumber
sunting- McRae, Dave (2013). A Few Poorly Organized Men: Interreligious Violence in Poso, Indonesia. Power and Place in Southeast Asia (3). Leiden: Brill. doi:10.1163/9789004251724. ISBN 978-9-00-425172-4.