Tuhan Bapa

(Dialihkan dari Allah bapa)

YAHWEH adalah Tuhan yang disembah oleh Abraham, Isak, Yakub.YAHWEH juga Tuhan yang menjadi semak belukar yang terbakar pada saat menampakkan diri kepada Musa. Dalam banyak agama, Tuhan diberi gelar sebagai Bapa (yang berarti "ayah") yang merujuk pada konsep Tuhan yang menjaga dan memelihara semua ciptaannya, layaknya ayah yang memelihara dan mendidik anak.

Dalam beberapa agama politeisme, terdapat konsep "Tuhan" yang tertinggi dipahami sebagai "Bapa dari semua dewa dan manusia". Dalam agama Israel dan Yudaisme modern, Yahweh disebut "Bapa" karena Ia adalah Pencipta, Pemberi hukum, dan Pelindung. Di dalam Kekristenan, terutama bila berhubungan dengan konsep Tritunggal, Allah disebut Bapa dengan alasan yang sama, tetapi lebih terutama karena misteri dari hubungan Bapa-Anak yang diungkapkan oleh Yeshua HaMasiah Yesus Kristus. Pada umumnya, nama Bapa yang diberikan kepada Tuhan menunjukkan bahwa Ia adalah asal usul dari segala sesuatu yang tunduk kepada-Nya. Dialah Kewibawaan yang tertinggi dan yang Mahakuasa, Patriarkh, dan Pelindung.

Agama-agama politeistik

sunting

Dalam banyak agama politeistik, satu atau lebih "Tuhan" atau "Dewa" dianggap sebagai pemimpin dan bapa dari semua dewa yang lainnya, atau dari seluruh umat manusia.[butuh rujukan] Dibandingkan dengan agama-agama monoteis, Bapa dalam politeisme lebih dihubungkan dengan sifat-sifat yang baik dan buruk seperti seorang ayah. Misalnya, dalam agama Yunani Kuno, Zeus adalah Bapa yang tertinggi,[butuh rujukan] yang mempunyai sejumlah sifat kebapaan, namun pada saat yang sama ia mempunyai banyak hubungan di luar nikah dan mempunyai temperamen yang buruk.

Yudaisme

sunting

Dalam Yudaisme, Yahweh (Allah) disebut Bapa sebagian karena Ia dianggap secara aktif mempunyai perhatian dalam urusan manusia, dalam cara yang sama seorang ayah menaruh minat terhadap anak-anaknya. Jadi, banyak pemeluk monoteis yang percaya bahwa mereka dapat berkomunikasi dengan-Nya melalui doa, baik untuk memuji-Nya ataupun memengaruhi tindakan-Nya. Mereka mengharapkan bahwa sebagai Bapa, Ia akan menjawab kepada umat manusia, anak-anak-Nya, bertindak demi kepentingan mereka, bahkan menghukum orang-orang yang berperilaku buruk, seperti seorang ayah yang menghukum anak-anaknya, dan memulihkan mereka yang percaya akan kasih-Nya.

"Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang." (Ibrani 12:8).

Yahweh disebut "Bapa" dengan pemahaman yang unik. Yahweh dianggap sebagai "Bapa" karena Ia menciptakan dunia. Ia pun berperan seperti seorang Patriarkh yang memberikan hukum, dan melalui suatu perjanjian Ia memelihara suatu hubungan khusus bagaikan ayah-anak dengan manusia. Ia memberikan mereka Sabat, mempercayakan kata-kata-Nya, dan warisan-Nya yang unik dalam hal-hal yang berkaitan dengan Yahweh, dan menyebut Israel sebagai "anak-Nya yang sulung". Yahweh yang dipahami umat Yahudi juga diatribusikan peranan Pelindung yang dimiliki seorang ayah. Ia disebut Bapa dari mereka yang miskin, dari kaum yatim dan para janda, Pelindung dan Penjamin keadilan. Ia juga disebut Bapa dari para raja, Guru, dan Penolong bagi hakim umat Israel.

Kekristenan

sunting

Di dalam Kekristenan, Allah disebut Bapa, terutama karena misteri hubungan Bapa-Anak yang diungkapkan sendiri oleh Yesus Kristus, selain dari peran Allah sebagai "pencipta dan penjaga seluruh alam semesta".

Islam tidak memandang Allah dalam peran seperti itu. Atribusi seperti itu tidak diterima oleh Al Qur'an. "Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya". Katakanlah: "Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?" (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang diciptakan-Nya." (Surah 5:18)Tentu saja jelas, bahwa Allah Islam berbeda dengan Allah Kristen

Di dalam Al Quran surah Al-Qasas, 28:88, dinyatakan bahawa "Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apa pun. Tidak ada Tuhan melainkan Dia (Allah). Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. BagiNyalah segala penentuan, dan hanya kepadaNyalah kamu dikembalikan"

Lihat juga

sunting