Alkmeon adalah seorang filsuf yang termasuk ke dalam Mazhab Phytagoras. Ia adalah murid dari Phytagoras.[1][2] Dia adalah filsuf pertama dari mazhab tersebut yang mengeluarkan karya dalam bidang ilmu alam.[2][3] Selain sebagai filsuf, ia juga dikenal sebagai dokter.[2] Ia banyak berkarya di bidang pengobatan dan juga di dalam ilmu alam.[2] Ia juga dikenal sebagai fisiologis pertama.[3]

Infobox orangAlkmeon

Edit nilai pada Wikidata
Nama dalam bahasa asli(grc) Ἀλκμαίων Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kelahirannilai tidak diketahui Edit nilai pada Wikidata
Crotone Edit nilai pada Wikidata
Kematiannilai tidak diketahui Edit nilai pada Wikidata
Crotone Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
SpesialisasiFilsafat Edit nilai pada Wikidata
Pekerjaandokter, filsuf Edit nilai pada Wikidata
Periode aktif6 abad SM Edit nilai pada Wikidata –  5 abad SM Edit nilai pada Wikidata
AliranPythagoreanisme dan Filsafat pra-Sokrates Edit nilai pada Wikidata

Riwayat Hidup

sunting

Alkmeon berasal dari Kroton, Italia Selatan.[2] Kroton adalah kota di mana Phytagoras tinggal dan menjadi terkenal.[2] Ia hidup dan berkarya pada awal abad ke-5 SM.[2] Usianya jauh lebih muda dari Phytagoras.[1][2] Di dalam pendahuluan dari bukunya, ia mendedikasikan buku tersebut kepada tiga filsuf dari mazhab Phytagoras, yakni Brotinos, Leo, dan Bathyllus.[2][3]

Pemikiran

sunting

Tentang Manusia dan Binatang

sunting

Perbedaan antara manusia dan binatang menurut Alkmeon adalah pada kemampuan manusia untuk mengerti (understanding).[2][4] Binatang memiliki kemampuan untuk merasakan (sensation).[2][4] Demikian pula manusia memiliki kemampuan tersebut.[2][4] Akan tetapi, manusia memiliki kemampuan untuk mengerti, sedangkan binatang tidak.[2][4]

Tentang Kesehatan

sunting

Menurut Alkmeon, kesehatan manusia tergantung pada keseimbangan di antara kekuatan-kekuatan dalam tubuh.[2][3][5] Kekuatan-kekuatan tersebut adalah basah dan kering, dingin dan panas, pahit dan manis, dan seterusnya.[2][3] Jikalau di antara kekuatan-kekuatan tersebut ada yang menjadi dominan dan menguasai salah satunya, maka di situlah penyakit muncul.[2][3][5] Di dalam teori ini, tergambar pengaruh mazhab Phytagoras tentang prinsip keseimbangan.[3]

Tentang Otak sebagai Pusat Kehidupan

sunting

Alkmeon menyatakan semua pencerapan indrawi, baik manusia maupun binatang, berpusat pada otak.[2] Karena itu, jika otak tidak berfungsi lagi, manusia tidak dapat melakukan apa-apa lagi.[2]

Tentang Jiwa

sunting

Tentang jiwa manusia, ia menyatakan bahwa jiwa bersifat abadi.[2][3] Karena bersifat abadi, jiwa itu terus akan bergerak.[2] Berbeda dengan jiwa, tubuh manusia akan lenyap.[2]

Tentang Benda-benda Angkasa

sunting

Alkmeon menyatakan matahari berbentuk piringan datar.[3] Kemudian ia menyatakan bahwa benda-benda tersebut bernyawa atau memiliki jiwa.[2][3] Alasannya adalah karena benda-benda tersebut bergerak secara terus-menerus.[2][3]

Tentang Pengetahuan

sunting

Kemudian Alkmeon juga menyatakan bahwa pengetahuan manusia amat terbatas.[2][3] Ia mengatakan:

Hanya dewa-dewi yang dapat melihat segala sesuatu yang tidak terlihat dengan jelas, sebagaimana benda-benda duniawi; kita sebagai manusia hanya bergantung pada dugaan-dugaan belaka.[2][3]

Penemuan

sunting

Operasi

sunting

Di dalam bidang operasi, Alkmeon menemukan cara mengoperasi mata.[3]

Psikologi

sunting

Dengan membedakan antara pengertian yang hanya dimiliki oleh manusia, Alkmeon telah membuat terobosan bagi psikologi.[3] Di sini, ia membedakan antara pencerapan indrawi dan pemikiran.[3] Kemudian pemikiran dibedakan menjadi ingatan, ide, dan pengetahuan.[3]

Referensi

sunting
  1. ^ a b (Inggris)T.V. Smith, ed. 1956. Philosophers Speaks for Themselves: From Thales to Plato. Chicago, London: The University of Chicago Press. P. 53.
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y (Inggris)Jonathan Barnes. 2001. Early Greek Philosophy. London: Penguin. P. 36-39.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q (Inggris)Edward Zeller. 1957. Outlines of the History of Greek Philosophy. New York: Meridian Books. P. 53-54.
  4. ^ a b c d (Inggris)Andre Laks. 1999. Soul, Sensation, and Thought. In The Cambridge Companion to Early Greek Philosophy. A.A. Long, ed. 250-271. London: Cambridge University Press.
  5. ^ a b (Inggris)Ted Honderich (ed.). 1995. The Oxford Companion to Philosophy. Oxford, New York: Oxford University Press. P. 20.

Pranala luar

sunting

Lihat pula

sunting