Alkitab bahasa Madura
Alkitab bahasa Madura, dikenal dengan nama Alketab, adalah Alkitab yang diterjemahkan ke dalam bahasa Madura. Terjemahan ini diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia pertama kalinya pada Minggu, 28 Agustus 1994.[1]
Madura | |
---|---|
Nama lengkap | Alketab |
Nama lain | Alkitab Bahasa Madura |
Bahasa | Madura |
Terbitan lengkap | 1994 |
Penerjemah | J.P. Esser C. J. Hasaniah Waluyo |
Penerbit | Lembaga Alkitab Indonesia |
Situs URL | Alkitab Terjemahan Baru - Bahasa Suku |
E bakto Allah nyepta’agi alam dunnya,
E bakto Allah nyepta’agi alam dunnya, |
Sejarah
suntingPada awalnya Alkitab bahasa Madura tersedia hanya bagian Injil dan Kisah Para Rasul yang diterjemahkan oleh J.P. Esser, seorang Misionaris Belanda, dan dipublikasikan dalam huruf Jawa oleh the Netherlands Bible Society pada tahun 1890. The National Bible Society of Scotland melaporkan telah menyumbang £30 bagi Mr. Esser untuk tugasnya. Empat belas tahun kemudian terjemahan baru dari Injil Lukas dan Surat Filipi dalam huruf roman ditambahkan.[2]
Proses penerjemahan Alkitab ke bahasa Madura yang berikutnya berlangsung dari tahun 1982-1992. Uniknya, penerjemahnya bukan teolog, tetapi anggota gereja biasa. Adalah Ny. Cicilia Jeanne d'Arc Hasaniah Waluyo, putri budawayan Madura, almarhum Abdurachman Sastrosubroto yang menerjemahkan Alkitab ini. Waktu itu, Hasaniah berprofesi sebagai guru musik, bahasa Inggris dan agama Katolik di SMP Pamekasan. Ibu tiga anak ini ditugasi LAI Jakarta pada tahun 1981 untuk menerjemahkannya. Modalnya, selain iman yang kuat juga menguasai bahasa Madura halus. Di kalangan suku Madura, bahasa Madura Sumenep termasuk bahasa tingkat tinggi dan menjadi standar bagi kalangan pelajar.[1]
Setelah diuji coba selama dua tahun barulah Alkitab dalam bahasa Madura diterbitkan oleh LAI dengan nama "Alketab" dengan tambahan keterangan E Dhalem Basa Madura atau "dalam bahasa Madura sehari-hari". "Parjanjian Kona" (Perjanjian Lama) setebal 1.306 halaman dan "Parjanjian Anyar" (Perjanjian Baru) 512 halaman. Terjemahan itu diterima dan diakui oleh Konferensi Waligereja Indonesia di lingkungan Gereja Katolik. Alketab diluncurkan secara resmi oleh Sekretaris Umum LAI, Drs. Soepardan, pada 28 Agustus 1994. Alketab pertama kali dibaca oleh Pdt. Emeritus Alpeyus Kaeden, putera Madura pertama yang menjadi pendeta GKJW.[1]
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ a b c Buku Kristen Kuno Bahasa Madura Perlu Perhatian Serius Diarsipkan 2005-08-28 di Wayback Machine. - Tjiptowardono/Ugie, Juli 2005.
- ^ Kilgour, Rev. R, D.D. Alkitab di Tanah Hindia Belanda. Halaman 174.