Ali bin Abdullah bin Abbas
Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib (bahasa Arab: علي بن عبد الله بن عباس بن عبد المطلب) adalah leluhur dari Bani Abbasiyah. Ia adalah cucu dari Abbas bin Abdul Muthalib dan kakek dari dua khalifah Abbasiyah Abu al-Abbas As-Saffah dan Abu Ja'far Al-Mansur.
Biografi
suntingAli adalah anak bungsu dari Abdullah bin Abbas, sepupu Nabi Muhammad, dan Zur'ah binti Misyrah, putri dari salah satu empat raja suku Kindah.[1] Ayah Zur'ah bernama Misyrah bin Ma'dikarib.[2] Menurut riwayat, ia lahir tepat pada malam ketika Khalifah Ali bin Abi Thalib dibunuh (meninggal 661) dan karenanya ayahnya menamainya berdasarkan nama Khalifah Ali.[3] Kunyahnya adalah Abu Muhammad, Abu al-Hasan, Abu al-Amlak, Abu Abdullah, dan Abu al-Fadhl.[2]
Setelah dewasa, Ali pernah berseberangan dengan pemerintahan Kekhalifahan Umayyah selama pemerintahan Al-Walid bin Abdul-Malik (berkuasa 705–715), yang pernah memerintahkan Ali untuk dicambuk dan dibuang dari pusat pemerintahan.[a] Ali kemudian pindah ke provinsi Asy-Syarah, di perbatasan antara Palestina dan wilayah Arab, dan bertempat tinggal di desa Humeima, serta menetapkan tempat itu sebagai markas baru keluarga Abbasiyah. Putranya, Muhammad bin Ali, menggantikannya sebagai pemimpin keluarga dan pemimpin perlawanan Abbasiyah.[5] Ali kemudian meninggal di Humeima pada tahun 736.[6][7]
Karakterisasi
suntingAli digambarkan sebagai seorang pria gagah bertubuh besar dan berkulit putih, dengan rambut berwarna hitam, janggut panjang, dan kepala botak yang ditutup dengan topi. Diriwayatkan ia sangat saleh dan tekun shalat sehingga di kalangan Sunni ia dijuluki "As-Sajjad" (yang suka bersujud).[8]
Pasangan dan anak
suntingBerikut adalah pasangan dan anak Ali bin Abdullah:[9][10]
- Budak-selir (ummu walad).
- Dawud
- Isa
- Sulaiman
- Shalih
- Ahmad
- Bisyr
- Mubasyir
- Ismail
- Abdush Shamad
- Abdul Malik
- Utsman
- Abdurrahman
- Abdul Aziz
- Ismail al-Ashghar
- Abdullah al-Ausath. Namanya adalah al-Ahnaf.
- Fatimah
- Ummu Isa al-Kubra
- Ummu Isa ash-Shughra
- Umaimah
- Lubabah
- Buraihah al-Kubra
- Buraihah ash-Shughra
- Maimunah
- Ummu Ali
- Al-Ghaliyah
- Al-Aliyah binti Ubaidillah bin Abbas bin Abdul Muthalib.
- Ummu Abiha binti Abdullah bin Ja'far bin Abi Thalib.
- Abdullah al-Akbar
- Ummu Habib binti Ali
- Istri dari Bani al-Harasy.
- Aisyah binti Musa bin Thalhah bin Ubaidillah. Ali menikahinya setelah suami pertama Aisyah, Abdul Malik bin Marwan, meninggal dan ia merupakan ibu dari Abu Bakar bin Abdul Malik bin Marwan.[11]
Putranya yang paling berpengaruh adalah Muhammad, yang menjadi salah satu tokoh utama penyebab berdirinya Kekhalifahan Abbasiyah dan ayah dari Khalifah As-Saffah dan Al-Mansur. Keturunannya yang lain, termasuk Isa,[12] Dawud,[13] Sulaiman,[12] Abdush Shamad,[14] Shalih,[14] Ismail,[14] dan Abdullah,[14] adalah peserta aktif dalam Revolusi Abbasiyah, dan beberapa di antaranya terus memainkan peran penting dalam dekade pertama Kekhalifahan Abbasiyah.
Catatan
sunting- ^ Disebutkan bahwa Ali dicambuk oleh Kultsum bin Iyadh, yang di kemudian hari menjadi gubernur Ifriqiyah pada masa Khalifah Hisyam bin Abdul Malik.[4]
Referensi
sunting- ^ Elad 2005, hlm. 311-12; Yarshater 1985–2007, v. 39: hlm. 54.
- ^ a b "Ali bin Abdullah bin Abbas – Al-Maktaba al-Shamela". shamela.ws (dalam bahasa Arab).
- ^ "Siyar A'lam an-Nubala - Ali bin Abdullah - jilid 5". www.islamweb.net (dalam bahasa Arab). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-10. Diakses tanggal 2019-08-18.
- ^ Ibnu Khallikan. "Kitab Wafayat al-A'yan - Ali bin Abdullah bin al-Abbas - Al-Maktaba al-Shamela". shamela.ws (dalam bahasa Arab). hlm. 276. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2024-01-18. Diakses tanggal 2024-01-18.
- ^ Zetterstéen 1960, hlm. 381; Kennedy 1993, hlm. 396; Ibnu Khallikan 1843, hlm. 217 dst.
- ^ Khairuddin Az-Zarkali. "Kitab Al-A'lam Az-Zarkali - Ali As-Sajjad - Al-Maktaba al-Shamela". shamela.ws (dalam bahasa Arab). hlm. 302. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-10-28. Diakses tanggal 2024-01-31.
- ^ "Tarajm - Ali bin Abdullah bin Abbas al-Hasyimi al-Madani Abi Muhammad As-Sajjad". tarajm.com (dalam bahasa Arab). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-11-22. Diakses tanggal 2024-01-31.
- ^ Zetterstéen 1960, hlm. 381; Ibnu Khallikan 1843, hlm. 216, 219, 220; Yarshater 1985–2007, v. 39: hlm. 54.
- ^ Mush'ab az-Zubairi. "Kitab Nasab Quraisy". shamela.ws (dalam bahasa Arab). hlm. 29. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-11-21. Diakses tanggal 2023-11-14.
- ^ Mush'ab az-Zubairi. "Kitab Nasab Quraisy". shamela.ws (dalam bahasa Arab). hlm. 30. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-11-21. Diakses tanggal 2024-01-29.
- ^ Ibnu Sa'ad (1990), الطبقات الكبرى (dalam bahasa Arab), 5 (edisi ke-1), Beirut: Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah, hlm. 123 - 124, OCLC 949938103, Wikidata Q116749953
- ^ a b Yarshater 1985–2007, v. 28: hlm. 56.
- ^ Yarshater 1985–2007, v. 27: hlm. 195.
- ^ a b c d Yarshater 1985–2007, v. 27: hlm. 150.
Bacaan lanjutan
sunting- Elad, Amikam (2005). "Mawali in the composition of al-Ma'mun's army: a non-Arab takeover?". Dalam Bernards, Monique; Nawas, John. Patronate and Patronage in Early and Classical Islam. Leiden & Boston: Brill. hlm. 278–325. ISBN 978-90-04-14480-4.
- Ibnu Khallikan, Syamsuddin Abu al-'Abbas Ahmad bin Muhammad (1843). Ibn Khallikan's Biographical Dictionary, Vol. II. Trans. Baron Mac Guckin de Slane. Paris: Oriental Translation Fund of Great Britain and Ireland.
- Kennedy, Hugh (1993). "Muhammad b. 'Ali b. 'Abd Allah" . Dalam Bosworth, C. E.; van Donzel, E.; Heinrichs, W. P.; Pellat, Ch. Encyclopaedia of Islam. Volume VII: Mif–Naz (edisi ke-2). Leiden: E. J. Brill. hlm. 396. ISBN 978-90-04-09419-2.
- Yarshater, Ehsan, ed. (1985–2007). Sejarah Para Nabi dan Raja (40 vol). Seri SUNY dalam Studi Timur Dekat. Albany, New York: State University of New York Press. ISBN 978-0-7914-7249-1.
- Zetterstéen, K.V. (1960). "'Ali b. 'Abd Allah b. al-'Abbas" . Dalam Gibb, H. A. R.; Kramers, J. H.; Lévi-Provençal, E.; Schacht, J.; Lewis, B.; Pellat, Ch. Encyclopaedia of Islam. Volume I: A–B (edisi ke-2). Leiden: E. J. Brill. hlm. 381. OCLC 495469456.