Alfred van Sprang (27 April 1917 – 24 November 1960) adalah wartawan Belanda.

Ia memulai karier kewartawanannya di harian Het Vaderland yang berasal dari Den Haag. Setelah itu, ia bekerja sebagai koresponden untuk sejumlah media cetak di Amerika Serikat. Setelah negerinya diserbu oleh Jerman Nazi, ia berhenti bekerja di sana dan pindah ke Hindia Belanda (kini Indonesia). Di sana, Van Sprang bekerja di Java-bode dan Nederlands Indische Radio Omroep Maatschappij, tempat Bert Garthoff juga bekerja sama dengannya.

Pada tahun 1942, Van Sprang ditawan di kamp konsentrasi Jepang. Setelah dibebaskan, ia bekerja untuk United Press Association di AS. Di situ, ia membuat laporan mengenai aksi polisionil, yang belakangan juga dijelaskannya dalam buku berjudul Wij werden geroepen.

Semasa kunjungan singkat di Belanda pada tahun 1947, ia membuat laporan pertama untuk Nederlandse Christelijke Radio Vereniging. 2 tahun kemudian, rubrik berita terkini Vandaag. De Radiokrant van Nederland diciptakan dan Van Sprang menjadi reporternya dari luar negeri. Pada tahun tersebut, segera ia menjadi salah satu kontributor terkenal radio Belanda. Ia berkeliling ke seluruh daerah yang bergolak di dunia, seperti Korea, Vietnam, Persia dan Mesir.

Yang terkenal adalah laporannya dari Budapest pada tahun 1956. Ia menjelaskan pengalamannya turut dalam tank Uni Soviet saat Revolusi Hungaria dipadamkan. Lalu, Van Sprang juga bekerja untuk media baru, televisi. Sehingga, ia membuat laporan mengenai ekspedisi ke pedalaman Papua Belanda pada tahun 1959. Ia menggabungkan pekerjaannya untuk NCRV dengan laporan untuk mingguan De Spiegel. Reportasi besar terakhirnya dilakoni pada tahun 1960 dari Kongo-Kinshasa yang tengah bergejolak.

Kehidupan Alfred van Sprang tidaklah mudah: ia pernah mengalami hidup dalam kamp konsentasi dan homoseksual, yang menjadikan lingkungan Protestan NCRV pada tahun 1950-an tidak bersahabat baginya. Kematiannya yang mendadak pada usia 43 tahun menimbulkan banyak kecurigaan. Namun, setelah kematiannya, tidak dilakukan otopsi atasnya; polisi menyimpulkan kematiannya diakibatkan oleh henti jantung. Ia dikebumikan di pemakaman Oud Eik en Duinen, Den Haag.

Penerbitan

sunting
  • Alfred van Sprang, Kampeeravonturen van een vrolijk stel, Kruseman: ’s-Gravenhage 1939
  • Alfred van Sprang, Doodenkamp Anbarawa – Ooggetuigeverslag door den journalist en radio omroeper Alfred van Sprang die vele maanden als ziekenverpleger gewerkt heeft in een kamp van zieken en ouden van dagen te Ambarawa (N.O.I.), Jacob van Campen: Amsterdam 1946
  • Alfred van Sprang, En Soekarno lacht ...! Journalistieke ervaringen van een Nederlandsch oorlogscorrespondent in Indië, N.V. Uitgeverij W. Van Hoeve: ’s-Gravenhage 1946
  • Alfred van Sprang, Laatste acte. Een cocktail van soldatenleven en politiek in Indonesië, N.V. Uitgeverij W. Van Hoeve: ’s-Gravenhage 1949
  • Alfred van Sprang, Wij werden geroepen – de geschiedenis van de 7 December Divisie, met zweten en zwoegen geschreven door twintigduizend Nederlandse mannen, in inkt geboekstaafd door Alfred van Sprang, Beschrijving van 3 jaar aanwezigheid door de eenheid in Nederlands -Indië. Lijst met verliezen en dapperheid, N.V. Uitgeverij W. Van Hoeve: ’s-Gravenhage 1949
  • Alfred van Sprang, Hevve no (een Nederlandse oorlogscorrespondent beschrijft zijn ervaringen in Korea), N.V. Uitgeverij W. Van Hoeve: ’s-Gravenhage / Bandoeng 1951
  • Alfred van Sprang, Amsterdam Tokio retour – een greep uit de ervaringen van een over de wereld zwervende dagbladcorrespondent, 1953
  • Alfred van Sprang, Avonturen in Azië. Belevenissen van een fotograferende journalist in het onrustige Verre Oosten, N.V. gebr. Zomer En Keunings Uitgeversmij.: ’s-Gravenhage 1956
  • Alfred van Sprang, Een journalist zwerft over de wereld, Uitgeverij V.A. Kramers: ’s-Gravenhage 1960

Bacaan lebih lanjut

sunting
  • Louis Zweers, Alfred van Sprang – het gezicht van de koude oorlog, Walburg Pers: Zutphen 1999

Pranala luar

sunting