Aleksandar I dari Serbia
Aleksandar I atau Aleksandar Obrenović (Abjad Kiril Serbia: Александар Обреновић; 14 Agustus 1876 – 29 Mei 1903) adalah raja Serbia dari tahun 1889 hingga 1903 ketika ia dan istrinya, Draga Mašin, dibunuh oleh sekelompok perwira Tentara Kerajaan Serbia, yang dipimpin oleh Kapten Dragutin Dimitrijević.
Aleksandar I | |
---|---|
Raja Serbia | |
Berkuasa | 6 Maret 1889 – 29 Mei 1903 |
Penobatan | 2 Juli 1889 |
Pendahulu | Milan I |
Penerus | Petar I |
Kelahiran | Beograd, Serbia | 14 Agustus 1876
Kematian | 29 Mei 1903 Beograd, Serbia | (umur 26)
Pemakaman | |
Pasangan | Draga Mašin |
Wangsa | Dinasti Obrenović |
Ayah | Milan I dari Serbia |
Ibu | Natalija Keşco |
Agama | Gereja Ortodoks Serbia |
Kenaikan takhta
suntingAleksandar lahir pada 14 Agustus 1876 dari pasangan Raja Milan dan Ratu Natalija dari Serbia. Dia berasal dari dinasti Obrenović.[1]
Pada tahun 1889, Raja Milan tiba-tiba turun takhta dan menarik diri ke kehidupan pribadi, mengumumkan Aleksandar sebagai raja Serbia di bawah kekuasaan seorang wali sampai ia mencapai usia delapan belas tahun. Ibunya lalu menjadi wali. Pada tahun 1893, Raja Aleksandar, yang berusia enam belas tahun, dengan sewenang-wenang menyatakan dirinya sudah dewasa, memecat para wali dan pemerintahan mereka, dan mengambil alih otoritas kerajaan ke tangannya sendiri. Pada Mei 1894, Raja Aleksandar dengan sewenang-wenang menghapuskan konstitusi liberal Raja Milan tahun 1888 dan memulihkan konstitusi konservatif tahun 1869. Ia menyatakan netralitas selama Perang Yunani-Turki (1897).[2]
Pada tahun 1894, Aleksandar membawa ayahnya, Milan, kembali ke Serbia dan pada tahun 1898, mengangkatnya menjadi panglima tertinggi tentara Serbia. Selama waktu itu, Milan dianggap sebagai penguasa de facto negara itu.[2]
Pernikahan
suntingPada musim panas tahun 1900, Raja Aleksandar tiba-tiba mengumumkan pertunangannya dengan Draga Mašin, seorang janda insinyur.[3] Aleksandar bertemu dengan Draga Mašin pada tahun 1897 ketika dia menjadi pelayan bagi ibunya. Draga sepuluh tahun lebih tua dari raja, tidak terlalu populer di kalangan warga Beograd, terkenal karena banyak hubungan seksualnya, dan bahkan diyakini tidak subur.[3] Karena Aleksandar adalah anak tunggal, penting baginya untuk mengamankan suksesi dengan mempunyai seorang putera mahkota.
Sebelum membuat pengumuman, Aleksandar tidak berkonsultasi dengan ayahnya, yang sedang berlibur di Karlovy Vary untuk menjodohkan Putri Jerman Alexandra Karoline zu Schaumburg-Lippe dengan putranya. Ia juga tidak menghubungi Perdana Menteri Dr. Vladan Đorđević, yang sedang mengunjungi Pameran Dunia di Paris pada hari pengumuman. Keduanya langsung mengundurkan diri dari jabatannya masing-masing dan Aleksandar mengalami kesulitan dalam membentuk kabinet baru. Ibu Aleksandar juga menentang pernikahan tersebut dan kemudian diusir dari kerajaan.
Penentangan terhadap pertunangan tersebut tampaknya mereda untuk sementara waktu setelah beredarnya ucapan selamat dari Tsar Nikolai II dari Rusia kepada raja atas pertunangannya dan Nikolai diundang untuk bertindak sebagai saksi utama di pesta pernikahan. Meski begitu, ketidaksukaan terhadap pernikahan tersebut melemahkan posisi Raja di mata tentara dan negara pada umumnya.[2] Pernikahan berlangsung pada bulan Agustus 1900.
Politik
suntingRaja Aleksandar mencoba menengahi perselisihan partai politik dengan menerbitkan konstitusi berhaluan liberal atas inisiatifnya sendiri pada tahun 1901, di mana untuk pertama kalinya diberlakukan sistem parlemen dua kamar (skupština dan senat) di Serbia. Keputusan ini mendamaikan partai-partai politik tetapi tidak memuaskan kalangan militer yang sejak awal tidak puas dengan pernikahan raja, menjadi lebih tidak puas karena rumor bahwa salah satu dari dua saudara Ratu Draga, Letnan Nikodije, akan dinobatkan sebagai pewaris takhta.[2]
Hubungan baik Aleksandar dan ketergantungan negara yang semakin meningkat ke Austria-Hungaria dibenci oleh publik Serbia.[4] Dua juta orang Serbia tinggal di Austria-Hungaria dan satu juta lagi tinggal di Kekaisaran Utsmaniyah tetapi banyak yang hijrah ke Serbia.
Sementara itu, senat dan dewan negara yang kerap berselisih paham dengannya membuat Raja Aleksandar semakin jengkel. Pada bulan Maret 1903, Raja menangguhkan konstitusi selama setengah jam, waktu yang cukup untuk menerbitkan dekrit yang membubarkan dan mengganti senator dan anggota dewan negara yang lama. Tindakan sewenang-wenang ini semakin meningkatkan ketidakpuasan di negara tersebut.
Pembunuhan
suntingMeskipun senat dipenuhi orang-orang yang mengabdi pada raja dan pemerintah memperoleh suara mayoritas pada pemilihan umum, Raja Aleksandar dinilai tidak ragu lagi untuk menyatakan saudara laki-laki Ratu Draga sebagai pewaris sementara. Meskipun demikian, Pemerintah Serbia sepakat untuk mengangkat Pangeran Mirko dari Montenegro, yang menikah dengan Natalija Konstantinovic, saudara jauh Aleksandar sebagai pewaris takhta sementara jika pernikahan Raja Aleksandar dan Ratu Draga tidak menghasilkan keturunan.[5]
Untuk mencegah saudara Ratu Draga menjadi ahli waris takhta, meski pada kenyataannya untuk menggantikan Aleksandar Obrenović dengan Petar Karađorđević, sebuah konspirasi direncanakan oleh sekelompok perwira Angkatan Darat yang dipimpin oleh Kapten Dragutin Dimitrijević juga dikenal sebagai "Apis", dan Novak Perisic, seorang militan muda Ortodoks Yunani yang dibayar oleh Rusia,[6] serta petinggi perkumpulan rahasia Tangan Hitam yang kelak membunuh Franz Ferdinand dari Austria pada tahun 1914. Beberapa politisi juga ambil bagian dari konspirasi.[7]
Kediaman pasangan itu diserang dan mereka bersembunyi di lemari di kamar tidur Ratu. Para konspirator menggeledah istana dan akhirnya menemukan pasangan kerajaan dan membunuh mereka pada dini hari tanggal 11 Juni 1903. Raja Aleksandar dan Ratu Draga ditembak dan tubuh mereka dimutilasi dan dikeluarkan isi perutnya, lalu menurut laporan saksi mata, dilempar dari jendela lantai dua istana ke gundukan pupuk tanaman.[7] Raja baru berusia 26 tahun pada saat kematiannya. Raja Aleksandar dan Ratu Draga dimakamkan di ruang bawah tanah Gereja Santo Markus, Beograd.
Catatan kaki
sunting- ^ Kane 2014, hlm. 12.
- ^ a b c d Mijatovich 1911.
- ^ a b Clark, Christopher (2012). The sleepwalkers : how Europe went to war in 1914. New York, NY: HarperCollins Publishers. hlm. 8. ISBN 9780061146664.
- ^ Bataković, Dušan (2017). "On Parliamentary Democracy in Serbia 1903–1914 Political Parties, Elections, Political Freedoms". Balcanica. XLVIII.
- ^ Leroy, Pierre Olivier (2004). "Biography of Prince Mihajlo Petrovic Njegos". The Njegoskij Fund Public Project. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 September 2007. Diakses tanggal September 28, 2007.
- ^ C. L. Sulzberger, The Fall of Eagles, p.202, Crown Publishers, New York, 1977
- ^ a b Sulzberger, p.202
Referensi
sunting- Artikel ini menyertakan teks dari suatu terbitan yang sekarang berada pada ranah publik: Mijatovich, Chedomille (1911). "Alexander". Dalam Chisholm, Hugh. Encyclopædia Britannica. 1 (edisi ke-11). Cambridge University Press. hlm. 563–564.
- Dorich, William (October 1992). Kosovo. Alhambra, CA: Kosovo Charity Fund. ISBN 0-317-05074-5.
- Gilbert, Martin (1997). "1903". A History of the Twentieth Century, Volume One: 1900-1933. New York: HarperCollins. hlm. 75–77. ISBN 0-688-10064-3.
- Kane, Robert B. (2014). "Alexander Obrenović, King of Serbia (1876–1903)". Dalam Hall, Richard C. War in the Balkans: An Encyclopedic History from the Fall of the Ottoman Empire to the Breakup of Yugoslavia. Santa Barbara, California: ABC-CLIO. ISBN 978-1-61069-031-7.
Aleksandar I dari Serbia Lahir: 24 Agustus 1876 Meninggal: 11 Juni 1903
| ||
Gelar kebangsawanan | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Milan I |
Raja Serbia 6 Maret 1889 – 11 Juni 1903 |
Diteruskan oleh: Petar I |