Alamat Langkapuri
Alamat Langkapuri (Jawi: علامت لڠكڤوري) adalah sebuah surat kabar dwimingguan berbahasa Melayu dan menggunakan abjad Jawi, yang pernah diterbitkan di Kolombo, Sri Lanka.[1][2][3] Alamat Langkapuri pertama kali terbit pada bulan Juni tahun 1869.[1][2][4] Ia merupakan surat kabar pertama di seluruh dunia yang dicetak dengan menggunakan abjad Jawi dan berbahasa Melayu.[1][5][6][7][8][9] Surat kabar ini dicetak dengan menggunakan metode litografi.[10]
Tipe | Dwimingguan |
---|---|
Penerbit | Baba Ounus Saldin |
Didirikan | 1869 |
Bahasa | Melayu |
Berhenti publikasi | 1878 |
Pusat | Kolombo |
Baba Ounus Saldin merupakan penerbit, redaktur, sekaligus litografer yang mencetak Alamat Langkapuri.[3][11] Saldin mendirikan percetakan yang dinamakannya Alamat Langkapuri Press, yang selanjutnya menjadi terkenal di kalangan komunitas Muslim di pulau ini, karena kerap menerbitkan kepustakaan Melayu Muslim dan Tamil-Arab.[3][12]
Isi terbitannya memuat berbagai berita-berita lokal dan dunia, dengan disertai syair, pantun, dan berbagai bentuk puisi tradisional lainnya.[13] Meskipun tujuan utamanya adalah bagi para diaspora Melayu di Sri Lanka, Alamat Langkapuri juga mempunyai pembaca di kepulauan Melayu.[13] Melalui suratkabar ini, Saldin berusaha untuk menggalakkan budaya dan bahasa Melayu. Ia menerbitkan berbagai iklan untuk mengimpor kesusastraan Melayu di Alamat Langkapuri, serta iklan buku-buku pelajaran bahasa Melayu dan kamus Melayu-Inggris.[12] Beberapa pemberitahuan dan iklan di suratkabar itu ditulis dalam bahasa Tamil-Arab.[14]
Penerbitan Alamat Langkapuri tidak menghasilkan keuntungan bagi keuangan pribadi Saldin.[12] Ia berhenti terbit pada akhir 1870, karena kekurangan jumlah pelanggan.[3][15] Penerbitan dilanjutkan lagi pada 1877, namun akhirnya berhenti terbit selamanya pada tahun berikutnya.[2][3] Saldin kemudian akan memulai sebuah penerbitan baru, Wajah Selong, pada 1895.[11] Alamat Langkapuri dan Wajah Selong adalah dua suratkabar khas dalam jenisnya, dan tak pernah ada terbitan serupa lagi dalam sejarah negara itu.[16]
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ a b c Universiti Kebangsaan Malaysia. Dunia Melayu. Kuala Lumpur: Universiti Kebangsaan Malaysia, 1986. hlm. 121, 129
- ^ a b c Hussein, Asiff. Sarandib: An Ethnological Study of the Muslims of Sri Lanka. [Nugegoda]: Asiff Hussein, 2007. hlm. 421
- ^ a b c d e Kularatne, Tilak. History of Printing and Publishing in Ceylon, 1736–1912. Dehiwala: Tilak Kularatne, 2006. hlm. 205
- ^ Thomas, Phillip Lee, and Bob Reece. Hikayat Panglima Nikosa = The Story of Panglima Nikosa. Kuching, Sarawak: Persatuan Kesusasteraan Sarawak, 1983. hlm. 2
- ^ De Silva, R. K. 19th Century Newspaper Engravings of Ceylon-Sri Lanka: Accompanied by Original Texts with Notes and Comments. London: Serendib Publications, 1998. hlm. 6
- ^ Deumert, Ana. Structure and Variation in Language Contact. Amsterdam [u.a.]: Benjamins, 2006.
- ^ British Library. EAP450: Manuscripts of the Sri Lankan Malays Diarsipkan 2015-05-18 di Wayback Machine.
- ^ Ricci, Ronit. The world's first Malay newspaper, Colombo, 1869, in Indonesia and the Malay World, Volume 41, Issue 120, 2013
- ^ Arabia: The Islamic World Review, Eds. 53–64. Islamic Press Agency, 1986. hlm. 78
- ^ Kamaldeen, S.M. Kamal’s love of books enlightened the Malay community
- ^ a b Wimalaratne, K. D. G. Personalities, Sri Lanka: A Biographical Study (15th-20th Century), 1490-1990 A.D., A-Z. Colombo, Sri Lanka: Ceylon Business Appliances Ltd, 1994. hlm. 119
- ^ a b c Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society. 1991. hlm. 109-110
- ^ a b Hosking, Rick. Reading the Malay World. Kent Town, S. Aust: Wakefield Press, 2010. hlm. 19
- ^ Nordhoff, Sebastian. The Genesis of Sri Lanka Malay: A Case of Extreme Language Contact. 2013. hlm. 281
- ^ Siti Hawa Hj. Salleh. Malay literature of the 19th century. Kuala Lumpur: Institut Terjemahan Negara Malaysia, 2010. hlm. 157
- ^ Wright, Arnold. Twentieth Century Impressions of Ceylon: Its History, People, Commerce, Industries, and Resources. New Delhi: Asian Educational Services, 1999. hlm. 318