Aksara Kapampangan
Aksara Kapampangan adalah salah satu aksara daerah di Filipina yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Kapampangan di Provinsi Pampanga. Aksara ini juga disebut dengan nama Aksara Kulit / Aksara Kulitan atau Pamagkulit atau Sulat Bayani atau Alibatang Kapampangan atau Sulat Kapampangan.
Sejarah
suntingSebagaimana Aksara Buhid, Aksara Hanunó'o, dan Aksara Tagbanwa, aksara ini juga merupakan salah satu varian atau keturunan Aksara Baybayin / Aksara Tagalog. Karena itu maka aksara ini termasuk dalam rumpun keluarga Aksara Brahmi. Pada tahun 1895 Cipriano Marcilla y Martín menerbitkan buku berjudul Estudio de los Antiguos Alfabetos Filipinos yang membahas mengenai aksara-aksara daerah di Filipina. Sebelum Marcilla y Martin, sudah ada dua orang yang melaporkan Aksara Kapampangan, yaitu Fra. Alvaro de Benavente dalam buku berjudul Arte y Vocabulario de la Lengua Pampanga (1699) dan Sinibaldo de Mas y Sans dalam buku berjudul berjudul Informe Sobre el Estado de las Islas Filipinas 1842 Volume 1 (1843). Dan pada tahun 2012 Michael Raymon Pangilinan menerbitkan buku berjudul “An Introduction to Kulitan: The Indigenous Kapampangan Script” untuk memperkenalkan kembali aksara daerah masyarakat Pampanga yang sudah lama terlupakan.
Sistem Penulisan
suntingAksara Kapampangan terdiri dari tiga huruf vokal (a, i, dan u) dan sebelas huruf konsonan (ba, ka, da, ga, la, ma, na, nga, pa, sa, dan ta). Huruf vokal i digunakan juga untuk menuliskan bunyi vokal e. Huruf vokal u digunakan juga untuk menuliskan bunyi vokal o. Huruf konsonan da digunakan juga untuk menuliskan bunyi konsonan ra. Dalam sistem penulisan modern (Pangilinan, 1995) terdapat dua huruf modifikasi untuk menuliskan bunyi vokal e dan o.
Aksara ini termasuk jenis abugida atau alpha-syllable dimana setiap huruf konsonan terdiri dari fonem konsonan tertentu yang diikuti vokal a. Vokal a ini bisa diubah dengan menambahkan tanda diakritik tertentu pada huruf konsonan tersebut. Walaupun hanya ada tanda diakritik untuk vokal dan tidak ada tanda virama, tetapi terdapat cara penulisan untuk huruf konsonan tanpa vokal. Ada dua cara penulisan Aksara Kapampangan, yaitu penulisan horisontal dari kiri ke kanan dan penulisan vertikal dari atas ke bawah. Pada penulisan horisontal, tanda diakritik diletakkan di kiri huruf (vokal i) atau di kanan huruf (vokal u) atau di bawah huruf (vokal e / vokal o). Huruf konsonan tanpa vokal diletakkan di bawah huruf konsonan yang mendahuluinya. Sedangkan pada penulisan vertikal, tanda diakritik pengubah vokal diletakkan di atas huruf (vokal i) atau di bawah huruf (vokal u) atau di kanan huruf (vokal e / vokal o). Huruf konsonan tanpa vokal diletakkan di kanan huruf konsonan yang mendahuluinya.
Huruf-huruf dasar tanpa tanda diakritik apapun disebut dengan nama Indûng Súlat [Indung Surat (Karo); Ina ni Surat (Toba)]. Sedangkan huruf-huruf dasar yang telah diganti vokalnya dengan tanda diakritik disebut dengan nama Anak Súlat [Anak Surat (Karo); Anak ni Surat (Toba)]. Tanda diakritik ini disebut garlit (Hilario, 1962).
Referensi
sunting- Martin, Cipriano Marcilla y; 1895, Estudio de los Antiguos Alfabetos Filipinos, Tipo-Litografia del Asilo de Huerfanos, Malabon.
- Pangilinan, Michael Raymon Manaloto; 2012, An Introduction to Kulitan: the Indigenous Kapampangan Script, Center for Kapampangan Studies, Angeles.