Aq Qoyunlu
Ağ Qoyunlu atau Ak Koyunlu, juga disebut Turkoman Domba Putih (bahasa Azerbaijan: Ağqoyunlular, bahasa Turki: Akkoyunlular, bahasa Turkmen: Akgoýunly, Persia: آق قویونلو, bahasa Armenia: Ակկոյունլու), adalah federasi suku-suku Turk Oghuz yang beragama Islam Sunni[3] dan menguasai wilayah yang kini merupakan bagian dari Turki Timur, Armenia, Azerbaijan, Irak Utara, dan Iran dari tahun 1378 hingga 1501.
Aq Qoyunlu Ağ Qoyunlu آق قویونلو | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1378–1501 | |||||||||
![]() Aq Qoyunlu pada masa kejayaannya | |||||||||
Status | Konfederasi, Kesultanan | ||||||||
Ibu kota | Amed: 1453 – 1471 Tabriz:1468 – 6 Januari 1478 | ||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Azerbaijan[2] | ||||||||
Agama | Islam Sunni[3] | ||||||||
Pemerintahan | Monarki | ||||||||
Penguasa | |||||||||
• 1378–1435 | Kara Yuluk Osman | ||||||||
• 1501–1501 | Murad bin Ya'qub | ||||||||
Era Sejarah | Abad Pertengahan | ||||||||
• Didirikan | 1378 | ||||||||
• Dibubarkan | 1501 | ||||||||
| |||||||||
Sejarah
suntingMenurut kronik Kekaisaran Romawi Timur, Aq Qoyunlu sudah ada di Anatolia Timur dari tahun 1340, dan sebagian besar pemimpin mereka, termasuk pendiri dinasti, Uzun Hasan,[4] menikahi putri Romawi Timur.[5] Turkoman Aq Qoyunlu pertama kali memperoleh tanah pada tahun 1402 setelah Timur Agung memberi mereka seluruh Diyarbakir di wilayah Turki.
Negara ini mengalami kemunduran karena Dinasti Safawiyah yang beragama Syiah mulai mengurangi kesetiaan banyak orang Aq Qoyunlu. Safawiyah dan Aq Qoyunlu bertempur di Nakhchivan pada tahun 1501, dan pemimpin Safawiyah Ismail I berhasil memaksa Aq Qoyunlu mundur. Pemimpin terakhir Aq Qoyunlu, Murad, juga dikalahkan oleh pemimpin Safawiyah yang sama, sehingga pada tahun 1501 negara ini mengalami keruntuhan.
Pemerintahan
suntingPemimpin Aq Qoyunlu merupakan seorang Begundur atau Bayandur dari klan Oghuz'[6] dan dianggap sebagai keturunan dari bapak pendiri Oghuz Oghuz Khan.[7] Bayandur berlaku layaknya negarawan dan memperoleh dukungan dari kelas pedagang dan feodal di Kaukasus Selatan.[7]
Catatan kaki
sunting- ^ Daniel T. Potts (2014). Nomadism in Iran: From Antiquity to the Modern Era. hlm. 7.
Indeed, the Bayundur clan to which the Aq-qoyunlu rulers belonged, bore the same name and tamgha (symbol) as that of an Oghuz clan.
- ^ http://www.iranicaonline.org/articles/azerbaijan-x
- ^ a b Michael M. Gunter, Historical dictionary of the Kurds (2010), hal. 29
- ^ Minorsky, Vladimir (1955). "The Aq-qoyunlu and Land Reforms (Turkmenica, 11)". Bulletin of the School of Oriental and African Studies, University of London. 17 (3): 449. doi:10.1017/S0041977X00112376.
- ^ Robert MacHenry. The New Encyclopædia Britannica, Encyclopædia Britannica, 1993, ISBN 0-85229-571-5, hal. 184.
- ^ C.E. Bosworth and R. Bulliet, The New Islamic Dynasties: A Chronological and Genealogical Manual , Columbia University Press, 1996, ISBN 0-231-10714-5, hal. 275.
- ^ a b Charles van der Leeuw. Azerbaijan: A Quest of Identity, a Short History, Palgrave Macmillan, ISBN 0-312-21903-2, p. 81
Rujukan
sunting- Bosworth, Clifford (1996) The New Islamic Dynasties: A Chronological and Genealogical Manual (2nd ed.) Columbia University Press, New York, ISBN 0-231-10714-5
- Morby, John (2002) Dynasties of the World: A Chronological and Genealogical Handbook (2nd ed.) Oxford University Press, Oxford, England, ISBN 0-19-860473-4
- Woods, John E. (1999) The Aqquyunlu: Clan, Confederation, Empire (2nd ed.) University of Utah Press, Salt Lake City, ISBN 0-87480-565-1